Diduga karena Isu Antraks, Penjualan Sapi Kurban di Gunungkidul Menurun

"Sapi kita di sini sehat-sehat kok, dokter hewan juga sudah ke sini untuk memeriksa."

Dwi Bowo Raharjo
Selasa, 06 Agustus 2019 | 23:35 WIB
Diduga karena Isu Antraks, Penjualan Sapi Kurban di Gunungkidul Menurun
Ilustrasi sapi. (Pixabay/Kamil Slusarczyk)

SuaraJogja.id - Jelang hari raya Idul Adha yang jatuh pada Minggu (11/8/2019) mendatang, penjualan hewan kurban terutama sapi di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun ini mengalami penurunan drastis dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.

Anjloknya penjualan sapi tersebut diduga disebabkan oleh banyaknya penyakit antraks yang menimpa sapi-sapi di wilayah Gunungkidul.

"Penjualannya sepi, biasanya di pasar banyak transaksi, tapi sekarang bahkan sering sapi yang saya bawa ke pasar tidak ada yang meliriknya. Mungkin karena isu antraks itu" ujar Tarno (62) kepada Suara.com saat ditemui di
Padukuhan Banyumanik, Desa Pacarejo, Semanu, Gunungkidul, pada Selasa (6/8/2019).

Tarno menerangkan, biasanya ia membawa sapi dari rumahnya sebanyak 6 ekor dan bisa laku semuanya terutama menjelang hari raya Idul Adha. Namun saat ini dari 6 sapi yang ia bawa ke pasar rata-rata hanya mampu menjual 2 ekor sapi.

Baca Juga:Sebanyak 644 Tangki Air Bersih Telah Disalurkan BPBD Gunung Kidul

"Ongkos produksinya atau biaya pemeliharaan kan tinggi. Belum lagi ongkos angkut bisa berlipat," kata dia.

Berdasarkan penuturan Tarno, dari informasi yang didapatkan dari para penjual sapi (blantik) lainnya, tahun ini penjualan ke kota-kota besar juga mengalami penurunan yang cukup drastis dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.

"Idul Adha sebelumnya pedagang sapi dari Gunungkidul bisa mengirimkan sapi ke wilayah Bandung dan Jakarta mencapai 10 truk besar. Namun pada lebaran Haji kali ini hanya mengirim sekitar 2 truk sapi," ucapnya.

Selain berkurangnya jumlah penjualan, Tarno mengatakan harga jualnya pun menurun. Jika biasanya ia menjual sapi dengan harga Rp 20 juta namun pada Idul Adha kali ini hanya laku sekitar Rp 18 juta.

Tarno berharap warga tidak perlu resah membeli sapi di Gunungkidul. Ia menyebut sapi yang terkena antraks tersebut hanya berada di kawasan kecil di Gunung Kidul yaitu di desa Bejiharjo Kecamatan Karangmojo.

Baca Juga:Dua Bulan Tak Melaut Akibat Gelombang Tinggi, Nelayan Gunung Kidul Paceklik

"Sapi kita di sini sehat-sehat kok, dokter hewan juga sudah ke sini untuk memeriksa," tutupnya.

Kontributor : Rahmad Ali

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini