SuaraJogja.id - Selain berlangsung damai, massa yang berunjuk rasa di depan gedung DPRD DIY juga menuai pujian karena menjaga kebersihan.
Hal itu ditunjukkan dengan video yang diunggah pengguna akun Twitter @advntrn pada Selasa (1/10/2019).
Di video itu terlihat, dua mahasiswa yang sama-sama mengenakan jas almamater -- satu hijau dan satu biru -- berdiri di dekat kardus dan kantung sampah.
Kardus dan kantong itu rupanya berisi sampah plastik, termasuk botol minuman.
Baca Juga: Aksi FBD di DPRD DIY Tidak Mengusung Isu RUU PKS
Sambil sedikit membungkuk, dua mahasiswa itu mengambili botol-botol plastik dari kantong sampah hitam yang agak besar.
Kemudian mereka bergantian meremas dan menghancurkan botol tersebut, imbauan yang beredar sejak dulu untuk menghindari pemalsuan produk.
Setelah itu, botol-botol yang dihancurkan mereka pindah ke kardus di sebelahnya.
"Ini kemarin pas aksi damai di DPRD DIY, salut banget sama temen2 mahasiswa yang tetep jaga kebersihan. Jogja emang punya style unique sih. Gimana enggak istimewa coba? Nasi goreng aja kalah istimewanya," tulis pengunggah video.
Massa yang terdiri dari ratusan mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa di Gedung DPRD DIY, Jalan Malioboro, Kelurahan Sosromenduran, Kecamatan Gedongtengen, Kota Yogyakarta, DIY, Senin (30/9/2019).
Baca Juga: Massa Aksi di DPRD DIY Sempat Lakukan Sweeping Anggota Dewan
Berkali-kali orator yang berada di atas mobil bak terbuka mengingatkan kawan-kawannya terkait dengan kemungkinan adanya penyusup.
Koordinator Umum Forum BEM Daerah (FBD), Asfar, menuturkan, beberapa persoalan yang dikritisi massa antara lain berkaitan dengan UU KPK yang baru, lambannya penganganan pemerintah terhadap karhutla, hingga terancamnya hak demokratis rakyat.
Mereka menuntut DPR dan Presiden mencabut revisi undang-undang KPK dengan menerbitkan Perpu, menindak tegas mafia kasus karhutla, merevisi pasal-pasal RKUHP dengan melibatkan partisipasi publik, mendisiplinkan aparat negara dalam berhadapan dengan rakyat, menolak RUU Pertanahan, menolak pasal-pasal bermasalah dalam RUU ketenagakerjaan, serta meminta pemerintah untuk segera mengadili para penjahat HAM dan menuntaskan kasus pelanggaran HAM.
Berita Terkait
-
Terungkap! 6 Polisi Bawa Senjata Api saat Demo Mahasiswa di Kendari
-
PBB Temukan Pelanggaran Polisi Tangkap dan Tahan Anak STM Pendemo DPR
-
Usai Temui Jokowi, Forum Rektor Minta Mahasiswa Menahan Diri
-
2 Mahasiswa Kendari Ditembak Mati, Provost: 6 Polisi Diduga Langgar SOP
-
Polda Metro Jaya Klaim Sudah Bebaskan Semua Mahasiswa dan Anak STM
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
5 HP Murah dengan Desain Mirip iPhone Juni 2025, Bukan iPhone HDC!
-
Pemain Keturunan Rp 112,98 Miliar Potensi Comeback Gantikan Teman Duet Bek Klub Serie B Lawan Jepang
-
5 Mobil Keluarga Rp70 Jutaan Juni 2025: Kabin Longgar Mesin Bandel, Irit Bahan Bakar
-
Eksklusif dari Jepang: Mulai Memerah, Ini Kondisi Osaka Jelang Laga Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
Terkini
-
Diduga Sakit Hati Dagangan Tak Laku, Bocah di Sleman Nekat Gores Mobil dengan Cutter
-
Sleman Banjir Wisatawan, Mei 2025 Catat Rekor Kunjungan, Ini 3 Destinasi Favoritnya
-
Geger! Penyadapan KPK Tanpa Izin Dewas? Ini Kata Ahli Hukum Pidana
-
UGM Temukan Cacing Hati di Hewan Kurban, Tapi Ada Penurunan Drastis, Apa Penyebabnya?
-
Relokasi Jukir dan Pedagang ke Menara Kopi Terancam Gagal: Izin Keraton Jogja Belum Turun