Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Kamis, 23 Januari 2020 | 08:11 WIB
[Ilustrasi] Daging sapi segar di Pasar Senen, Jakarta Pusat. (Suara.com/Achmad Fauzi)

SuaraJogja.id - Setelah digegerkan kasus antraks, pedagang daging di Pasar Argosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul mengeluhkan anjloknya permintaan daging sapi dan kambing.

Seornag pedagang daging kambing di pasar itu, Rubiyanti, mengatakan bahwa permintaan daging kambing anjlok selama seminggu terakhir.

"Biasanya dalam satu minggu, saya bisa menyembelih lima hingga enam ekor kambing, tapi sejak kasus antraks ramai menjadi perbincangan masyarakat, permintaan turun drastis. Seminggu ini saya hanya menyembelih satu ekor," kata Rubiyanti di Gunungkidul, Rabu (22/1/2020), dikutip dari Antara.

Kendati demikian, ia mengatakan, harga daging kambing tidak berubah, yakni Rp120 ribu per kilogram untuk kualitas premium. Daging itu biasanya dibeli pedagang sate dan pengusaha rumah makan.

Baca Juga: Seru, Ini Video Gol-gol Duel Lalenok United Vs PSM Makassar

Rubiyanti pun menjamin, kualitas daging kambing yang dijualnya bagus dan terjaga karena disembelih keluarganya sendiri.

"Kambing yang disembelih sehat, dan kualitas daging kambing juga bagus," ujar Rubiyanti.

Kondisi serupa dialami pedagang daging sapi Pasar Argosari, salah satunya Waginem. Sebelum ada kasus antraks, dalam sehari ia bisa menjual lebih dari 25 kilogram, tetapi sekarang tak lebih dari lima kilogram.

Waginem bersama empat orang pedagang lainnya mengaku menyembelih sapi sehat. Nantinya daging dibagi dan dijual ke pedagang yang lain.

Saat ini harga daging sapi Rp125 ribu sampai Rp130 ribu per kilogram, dan Waginem menjamin kesehatan daging yang dijualnya.

Baca Juga: Top 5 Olahraga: Garcia Akan Pukul KO McGregor, Deretan Mantan Pacar Rossi

"Kasus antraks ini memang sangat berdampak pada pedagang daging sapi atau kambing. Kami hanya bisa pasrah," ujar dia.

Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi mengatakan, Pemkab mengintensifkan kampanye makan daging sehat di mana saja dan kapan saja, baik saat bertemu dengan ASN dan masyarakat.

Ia sendiri juga mengaku makan di warung penjual olahan daging yang ada di wilayah ini. Namun tetap, ia mengimbau masyarakat supaya tak mengkonsumsi daging dari ternak yang sakit atau mati.

"Daging di Gunungkidul sehat, jangan takut mengkonsumsi daging," tutur Immawan.

Load More