SuaraJogja.id - Potensi serangan penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD), leptospirosis, diare, dan infeksi saluran pernafasan (ISPA) meningkat di kala musim hujan. Sementara, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman menilai, masyarakat abai untuk meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Ini yang saat ini banyak dialami warga. Kami kembali mengingatkan agar masyarakat lebih meningkatkan lagi PHBS. Apalagi musim hujan masih berlangsung," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sleman Novita Krisnaeni, Kamis (13/2/2020).
Dinkes Sleman mencatat, hingga Februari ini tercatat ada 41 kasus DBD, yang paling banyak terjadi di wilayah perkotaan, seperti Sleman dan perbatasan Ngaglik. Hal itu terjadi, lanjut Novi, dikarenakan beberapa faktor. Selain kondisi padatnya penduduk, banyak juga kos-kosan dan rumah kosong yang ditinggal pergi.
"Kondisi ini juga disebabkan masyarakat mulai melupakan PHBS. Warga harus peduli kepada lingkungan dan pemilik rumah yang tidak ditempati harus memastikan tidak ada genangan air yang dijadikan sarang nyamuk," ucap Novita, dikutip dari HarianJogja.com.
Selain masalah tersebut, Dinkes juga mengingatkan bahaya penyakit leptospirosis. Pasalnya, dari tujuh suspect kasus leptospirosis, satu orang dinyatakan meninggal dunia. Korbannya adalah seorang pedagang di Pasar Condongcatur.
"Jadi bukan hanya petani yang harus waspada, pedagang di pasar sampai pemungut sampah harus waspada juga. Upayakan menggunakan pelindung saat memungut sampah agar terlindungi dari bakteri lepto," kata Novita.
Sementara itu, menurut Kepala Dinkes Sleman Djoko Hastaryo, untuk meminimalisir kasus DBD, kelompok-kelompok kerja mulai dari RT/RW hingga tingkat kecamatan sudah diaktifkan. Mereka aktif bergerak untuk memastikan tak ada sarang nyamuk DBD di lingkungannya, termasuk juga gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik dan 3M plus.
"Terutama di kawasan dengan kepadatan penduduknya, kami minta untuk meningkatkan kewaspadaan. Tidak hanya nyamuk penyebab DBD, tetapi juga terhadap bakteri penyebab penyakit leptospirosis," tutur Djoko.
Dirinya mengimbau warga untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mulai mengalami gejala DBD maupun leptospirosis. Menurutnya, baik penyakit DBD maupun Leptospirosis bisa terdeteksi di puskesmas.
Baca Juga: Jokowi Jawab Kritikan Soal Dampak Lingkungan Pembangunan Ibu Kota Baru
"Jangan ragu untuk memeriksakan diri ke puskesmas. Lakukan rapid test, kalau positif, tidak usah ditunda untuk ditangani lebih lanjut," terang dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
Terkini
-
Heboh Ulat di MBG Siswa, Pemkab Bantul Akui Tak Bisa Sanksi Langsung Penyedia Makanan
-
Swiss-Belhotel Airport Yogyakarta Gelar Perlombaan Sepatu Roda Regional DIY-Jawa Tengah
-
Jogja Siap Bebas Sampah Sungai! 7 Penghadang Baru Segera Dipasang di 4 Sungai Strategis
-
Gunungan Bromo hingga Prajurit Perempuan Hadir, Ratusan Warga Ngalab Berkah Garebeg Maulud di Jogja
-
JPW Desak Polisi Segera Tangkap Pelaku Perusakan Sejumlah Pospol di Jogja