SuaraJogja.id - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul Sri Wahyu Joko Santoso mengatakan, di tengah penangananan COVID-19, yang kini menjadi pandemi, masih ada penyakit virus tahunan yang kerap melanda DIY, khususnya Bantul, yakni penyakit Dengue Haemoraghic Fever, atau yang lebih dikenal dengan istilah Demam Berdarah Dengue (DBD).
"Penyakit ini setiap tahun selalu menghantui wilayah DIY, termasuk Bantul," kata Joko, Selasa (31/3/2020).
Penyakit yang disebabkan virus dengue yang dibawa nyamuk ini memiliki angka kasus yang cukup tinggi. Joko menjelaskan, tingginya kasus DBD disebabkan oleh cuaca dan kondisi kebersihan lingkungan. Masih banyak tempat-tempat yang menjadi lokasi perindukan nyamuk.
Pada 2019, kasus DBD di Kabupaten Bantul mencapai angka 1.424 kasus. Sementara tahun ini, hingga bulan Maret sudah ada 416 kasus yang dilaporkan. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, jumlah kasus DBD di Bantul mengalami peningkatan. Dalam periode yang sama tahun lalu, tercatat ada 353 kasus.
Baca Juga: 558 Kasus DBD di Gunungkidul hingga Maret 2020, Pasien Meninggal Meningkat
"Pada tahun ini prediksinya adalah siklus lima tahunan dari DBD," kata Joko.
Ia menjelaskan, himpunan perhitungan data endemi dilakukan setiap lima tahun sekali, termasuk untuk mendata jumlah kasus yang terjadi. Urutan lima kecamatan endemi di Bantul, menurut data hingga bulan Maret ini adalah, di Bantul 50 kasus, Sewon 49 kasus, Pandak 39 kasus, dan Imogiri 35 kasus. Sementara, dua kecamatan yang biasanya memiliki endemi tinggi, yakni Kasihan, ada 20 kasus, dan Banguntapan 16 kasus.
Joko berharap, dengan merebaknya wabah corona dan tingginya keresahan masyarakat, gerakan pemberantasan sarang nyamuk di kediaman masing-masing tetap berjalan. Ia menyebutkan, mengubur, menguras, dan menutup tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya perkembangbiakan nyamuk adalah langkah terbaik untuk memberantas DBD.
"Saya juga berharap, meskipun ada anjuran tinggal di rumah dan tetap menjaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain, tidak menghambat dilakukannya pemberantasan jentik nyamuk," kata Joko.
Ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak terlena dengan kepanikan COVID-19 serta tetap menjaga kebersihan lingkungan.
Baca Juga: Penanganan Corona Diserahkan ke Daerah, Jansen: Tangani DBD Saja Tak Mampu
Berita Terkait
-
LIVE STREAMING: Update Covid-19 Selasa, 31 Maret 2020
-
Wali Kota Cirebon ke Rakyatnya: Jangan Pulang Kampung, Berdoa Saja
-
STOP PRESS! Jokowi: Pengguna Listrik 450 VA Selama April - Juni Gratis
-
Dampak Corona, Jokowi Gratiskan 24 Juta Pelanggan Listrik Selama Tiga Bulan
-
Komplek Jaya Mampang Ditutup Untuk Cegah Corona
Terpopuler
- Kemarin Koar-koar, Mertua Pratama Arhan Mewek Usai Semen Padang Tak Main di Liga 2
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
- Resmi! Bek Liga Inggris 1,85 Meter Tiba di Indonesia Akhir Pekan Ini
- Rekomendasi Mobil Bekas Setara Harga Motor Baru di Bawah 25 Juta, Lengkap Spesifikasi dan Pajaknya
- Rekomendasi Aplikasi Penghasil Uang Resmi Versi Pemerintah Mei 2025, Dapat Cuan dari HP!
Pilihan
-
5 Rekomendasi Sunscreen Terbaik 2025, Anti Aging Auto Bikin Glowing
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP di Bawah Rp5 Juta, Layar AMOLED Lensa Ultrawide
-
5 Rekomendasi HP Xiaomi Rp 1 Jutaan dengan Spesifikasi Gahar Terbaik Mei 2025
-
7 Rekomendasi Mobil Seken Murah, Hemat Bensin Tak Khawatir Rawat Mesin
-
4 Mobil Bekas Murah di Bawah Rp80 Juta: Irit Bahan Bakar, Kabin Longgar
Terkini
-
Jelang Idul Adha 2025: Pemkot Jogja Perketat Pengawasan Hewan Kurban
-
Christiano Pengarapenta Tarigan Diduga Tabrak Mahasiswa UGM Hingga Meninggal Dunia, Ini Sosoknya
-
Rumah Ditinggal Liburan, Perempuan Ini Gasak Harta Tetangga, Isi Dompet Korban Ludes
-
Program Sekolah Rakyat Tinggal Hitungan Bulan, Muhammadiyah Desak Prabowo Fokus dan Kolaboratif
-
Warga Jogja Jangan Ketinggalan, Link Aktif Klaim Saldo DANA Kaget di Sini