Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 31 Maret 2020 | 17:43 WIB
Seorang driver ojek online, Dannies Mutiara Adi, menunjukkan riwayat orderan yang baru dia dapatkan selama empat jam on bid di Jalan Gedong Kuning, Kotagede, Yogyakarta, Selasa (31/3/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Mewabahnya COVID-19, yang disebabkan virus corona SARS-CoV-2, membuat sektor perekonomian lumpuh. Hal ini turut dirasakan pedagang kaki lima hingga driver ojek online (ojol). Bagi driver ojol, pandemi corona ini membuat sepi orderan hingga mereka kebingungan melunasi cicilan yang perlu dibayarkan.

Salah seorang driver ojol asal Kotagede, Yogyakarta, Dannies Mutiara Adi (28), mengungkapkan hal tersebut. Di tengah wabah corona saat ini, dirinya hanya meraup pendapatan sekitar Rp40-70 ribu setiap hari.

"Saya masih ada satu cicilan motor yang perlu saya bayarkan. Sebelumnya pembayaran berjalan normal. Namun saat COVID-19 ini datang, saya bingung harus mencari tambahan dari mana. Dalam sehari saja saya hanya meraup Rp40-70 ribu," jelas Dannies, ditemui SuaraJogja.id di Jalan Gedong Kuning Selatan, Kotagede, Yogyakarta, Selasa (31/3/2020).

Dannies menjelaskan, sejak pukul 07.00 WIB, dia sudah menyalakan aplikasi Gojek miliknya. Ia pun mengaku, selama empat jam menyalakan aplikasi, baru mendapat satu orderan berupa trip penumpang.

Baca Juga: Warga Positif Corona di Jawa Barat Tembus 198 Orang, Terbanyak Kedua di RI

"Saat ini layanan antar-jemput penumpang sangat jarang. Empat jam saya menyalakan aplikasi hari ini [Selasa], baru satu yang saya dapat, tapi adanya wabah ini malah orderan berupa Go-Food dan Go-Send paling sering kami temui," jelas dia.

Dannies tidak bisa mencapai target dan mencari tutup poin selama wabah ini berlangsung, sehingga untuk membayarkan cicilan motor, ia menjual satu buah ponselnya agar bisa melunasi tanggungan itu.

"Akhirnya saya menjual ponsel agar bisa melunasi cicilan itu. Per bulan saya harus menyisihkan biaya kurang lebih Rp640 ribu. Jadi HP saya jual di harga Rp1 juta atau Rp900 ribu. Nanti Rp400 ribu saya belikan HP second atau batangan [tanpa kardus] untuk tetap bisa berkomunikasi. Nah sisanya ini yang saya bayar untuk melunasi cicilan," terang dia.

Driver ojol Dannies Mutiara Adi berbagi kisah tentang pekerjannya di tengah wabah COVID-19, Selasa (31/3/2020), di Jalan Gedong Kuning, Kotagede, Yogyakarta. - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

Tak hanya masalah cicilan, Dannies juga menyayangkan, beberapa orang hingga pemerintah meminta seluruh masyarakat tinggal di rumah selama pandemi ini terjadi.

"Banyak yang menyuruh orang-orang seperti kami lebih baik di rumah. Melihat itu, kami tidak terlalu setuju karena mau tidak mau kami harus bekerja di jalan, bukan di rumah," ungkap Dannies.

Baca Juga: Imbas Corona Satu Juta Lebih Pekerja di Jakarta Telah Dirumahkan

Salah seorang driver ojol lain, Yuliyanto (39), tak bisa berbuat banyak dengan orderan yang sepi selama satu pekan terakhir ini. Ia rela tidak beroperasi lantaran tiap menyalakan aplikasi driver, dia tidak kunjung mendapat orderan.

Load More