Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Sabtu, 19 September 2020 | 17:57 WIB
Kepala SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta Slamet Purwo bersama ibu almarhum Rinaldi Harley Wismanu di rumah duka, Depok, Sleman, Sabtu (19/9/2020). - (SuaraJogja.id/HO-SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta)

SuaraJogja.id - Rinaldi Harley Wismanu (32), korban mutilasi dua pembunuh sadis LAS (27) dan DAF (26) di Apartemen Kalibata City, ternyata merupakan sosok yang pendiam dan berprestasi selama menjadi siswa di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta (Muha) yang kemudian lulus pada 2006.

Kabar kematian korban tak ayal sangat mengejutkan pihak sekolah.

"Kami ikut berduka cita yang mendalam karena peristiwa yang menimpa Rinaldi. Bapak Ibu Guru di SMA Muha sangat terkejut dan prihatin atas peristiwa yang menimpa Rinaldi," ujar Kepala SMA Muha Yogyakarta Slamet Purwo saat dikonfirmasi, Sabtu (19/9/2020).

Menurut Slamet, selama mengenyam pendidikan di sekolah, almarhum dikenal sebagai siswa yang rajin dan cukup berprestasi di bidang akademik.

Baca Juga: Istri Rinaldi Pramugari Jepang dan 4 Berita SuaraJogja Lainnya

Namun tak seperti kebanyakan siswa, Rinaldi merupakan sosok yang cukup pendiam.

Walaupun pendiam, Rinaldi bisa bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya, bahkan aktif di sejumlah kegiatan ekstrakurikuler sekolah tersebut.

Pihak sekolah sekian lama tidak terdengar kabar dari Rinaldi.

Namun dari informasi yang diterima sekolah, Rinaldi setelah lulu dari SMA Muha melanjutkan pendidikan S1 di UGM dan S2 di Tokyo University of Foreign Studies Jepang.

Kebanggaan tersebut makin terasa saat lulusan mereka tersebut bekerja di perusahaan Jepang yang berbasis di Jakarta, PT Jaya Obayashi, sebagai manajer HRD.

Baca Juga: Rinaldi Korban Mutilasi Adalah Wibu, Sukai Samurai hingga Beristri Jepang

Namun, kebanggaan tersebut ternodai oleh aksi keji dua pembunuh yang memutilasi Rinaldi.

Karenanya, sekolah berharap, kasus pembunuhan alumnus mereka tersebut bisa segera dituntaskan.

Para pelaku pun diharapkan dihukum setimpal sesuai perbuatan mereka.

Sekolah mendukung upaya pihak kepolisian untuk mengusut kasus, termasuk melakukan tes DNA sebelum jenazah dimakamkan di pemakaman Nologaten, Caturtunggal, Depok, Sleman.

"Kami datang ke rumah almarhum untuk mengucapkan duka cita. Sekolah berharap pelaku mutilasi mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatan kejinya," tandasnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More