Pada faktor eksternal, tidak jelasnya peran seseorang di tempat kerja dan adanya tumpang tindih tanggung jawab bisa memicu terjadinya burnout. Pekerjaan yang tertunda makin membuat seseorang mudah lelah dan mengalami burnout. Selain itu, lingkungan kerja juga memiliki peran penting.
"Kemudian terkait hubungan tidak harmonis, antara teman kerja," imbuh Putri.
Pola komunikasi berperan penting kepada kondisi seseorang yang mengalami burnout. Kemudian fasilitas penunjang dalam melakukan pekerjaan juga bisa menjadi faktor yang berpengaruh. Seseorang yang mengalami burnout akan menderita kelelahan fisik. Kesulitan tidur juga mungkin terjadi karena memikirkan pekerjaan.
Biasanya, seseorang yang mengalami stres cenderung mudah mengalami diare. Suasana hati juga menjadi lebih murung, lebih mudah sedih. Seseorang yang mengalami burnout tidak bisa mengenali apa yang dia rasakan. Secara kognitif, yang dipikirkan adalah perasaan tidak berdaya.
Dampak dari burnout membuat seseorang menjadi lebih sering menghindar atau tidak masuk ke tempat kerja. Bahkan berganti-ganti pekerjaan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyadari terjadinya tanda-tanda yang disebutkan sebelumnya. Namun, Putri juga mengingatkan agar seseorang tidak mendiagnosa dirinya sendiri.
Cukup sampai mengenali kondisi diri saja, kemudian, mencari penyebabnya. Penyebab itu bisa dicari dengan bertanya kepada diri sendiri. Ketika penyebab sudah diketahui, akan menjadi lebih mudah untuk meminta bantuan kepada tenaga profesional. Sehingga tidak perlu menjalin konsultasi sejak dari dasar.
Setelah mengetahui penyebabnya, mencoba untuk menghindari penyebab burnout. Namun, ketika mencoba cari tahu tapi tidak bisa menemukan jawaban. Bisa dengan mencari tahu jawabannya dengan bertanya kepada orang terdekat atau orang yang terpercaya. Ketika menjalin diskusi, seseorang juga bisa mendapatkan perspektif yang berbeda.
Selanjutnya, mencari alternatif hal yang bisa dilakukan. Saat mengalami burnout seseorang pasti merasa tidak memiliki harapan. Untuk mengatasinya, bisa dengan mencoba mengendalikan hal-hal yang bisa dikendalikan. Cara mengatasi lainnya adalah dengan menentukan batasan diri dan selektif terhadap hal-hal yang mungkin membuat diri merasa burnout.
"Cobalah untuk memberikan kebaikan kepada diri sendiri," kata Putri.
Baca Juga: Kesadaran Masyarakat Terhadap Kesehatan Mental di Indonesia
Misalnya dengan memberikan kata-kata baik kepada diri sendiri. Memberikan kasih sayang kepada diri sendiri, salah satunya dengan melakukan butterfly hug. Cara terakhir untuk mengatasi burnout adalah dengan menemui profesional. Setelah melalui fase menyadari dan mencari penyebab diri sendiri, cara terakhir yang bisa ditempuh dengan menemui profesional.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pemain Keturunan Rp260,7 Miliar Bawa Kabar Baik Setelah Mauro Zijlstra Proses Naturalisasi
- 4 Link Video Syur Andini Permata Bareng Bocil Masih Diburu, Benarkah Adik Kandung?
- 41 Kode Redeem FF Terbaru 10 Juli: Ada Skin MP40, Diamond, dan Bundle Keren
- 4 Rekomendasi Sepatu Running Adidas Rp500 Ribuan, Favorit Pelari Pemula
- Eks Petinggi AFF Ramal Timnas Indonesia: Suatu Hari Tidak Ada Pemain Keturunan yang Mau Datang
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Prediksi Oxford United vs Port FC: Adu Performa Ciamik di Final Ideal Piala Presiden 2025
-
Ole Romeny Kena Tekel Paling Horor Sepanjang Kariernya, Pelatih Oxford United: Terlambat...
-
Amran Sebut Produsen Beras Oplosan Buat Daya Beli Masyarakat Lemah
-
Mentan Bongkar Borok Produsen Beras Oplosan! Wilmar, Food Station, Japfa Hingga Alfamidi Terseret?
Terkini
-
UMKM Kota Batu Tangguh dan Inovatif Berkat Dukungan Klasterkuhidupku BRI
-
443 Juta Transaksi: Bukti Peran Strategis AgenBRILink untuk BRI
-
Jebakan Maut di Flyover, Pengendara Motor Jadi Korban Senar Layangan! Polisi: Ini Ancaman Berbahaya
-
Gula Diabetasol, Gula Rendah Kalori
-
Angka Kecelakaan di Jogja Turun, Polisi Bongkar 'Dosa' Utama Pengendara yang Bikin Celaka