Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 20 Maret 2021 | 12:39 WIB
Rektor Universitas Gadjah Mada, Panut Mulyono melakukan vaksinasi Covid-19 sebagai penanda pembukaan vaksinasi Covid-19 massal untuk lansia yang diselenggarakan UGM di Grha Sabha Pramana UGM, Sabtu (20/3/2021). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Guna mendukung program pemerintah Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan vaksinasi Covid-19 secara massal di Grha Sabha Pramana UGM. Vaksinasi massal yang rencananya akan diselenggarakan pada tanggal 20-21 Maret 2021 itu bakal menyasar sebanyak 2.681 peserta.

Sasaran vaksinasi massal yang diselenggarakan UGM kali ini adalah para dosen dan tenaga kependidikan UGM yang masuk dalam kategori lansia. Selain itu masyarakat di sekitar kampus UGM, serta dosen dan tenaga kependidikan dari perguruan tinggi di Yogyakarta pun ikut diundang dalam vaksinasi massal ini.

Rektor UGM, Panut Mulyono menjadi orang pertama sekaligus menjadi percontohan para lansia lain dalam menerima vaksinasi Covid-19 di UGM.

"Alhamdulillah tadi saya sudah divaksin untuk yang pertama pada hari ini. Harapannnya nanti masyarakat di DIY dan seluruh Indonesia antusias melaksanakan vaksinasi," kata Panut kepada awak media seusai menjalani vaksinasi Covid-19 di Grha Sabha Pramana UGM, Sabtu (20/3/2021).

Baca Juga: Psikolog Forensik UGM Ungkap Begal Payudara di Sleman Aksi Terencana

Menurut Panut, vaksinasi Covid-19 ini diperlukan oleh setiap masyarakat di masa pandemi sekarang. Dengan vaksin yang telah disuntikan diharap bisa memunculkan kekebalan terhadap Covid-19 di dalam tubuh masing-masing.

Panut juga prihatin dengan kondisi Indonesia di masa pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun ini. Berbagai persoalan masyarakat terkhusus pada sektor ekonomi menjadi sorotan.

"Harapannya jika program ini [vaksinasi Covid-19] semakin banyak pesertanya sesuai dengan program pemerintah. Nantinya semoga Indonesia dapat mengatasi pandemi, sehingga ekonomi bergulir kembali dengan cepat. Kita tahu karena dengan pandemi ini banyak persoalan termasuk penyerapan tenaga kerja yang kurang termasuk orang-orang kena PHK. Ini harus kita atasi secepatnya," tegasnya.

Wakil Rektor UGM Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset, Bambang Agus Kironoto, menjelaskan peserta vaksinasi massal kali ini terdiri atas 2.489 dosen dan tenaga kependidikan UGM berstatus aktif maupun purnatugas yang berusia lanjut. Mereka akan diberikan vaksin Covid-19 beserta dengan pasangannya baik suami atau istri.

Selain itu masih terdapat sejumlah 126 warga lansia sekitar UGM dari 7 padukuhan di Kelurahan Sinduadi dan Caturtunggal yang ikut vaksinasi. Ditambah dengan 66 dosen dan tenaga kependidikan lansia dari sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta di DIY seperti Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Pembangunan Nasional Veteran, dan Universitas Sanata Dharma.

Baca Juga: FKKMK UGM Mundur dari Penelitian Vaksin Nusantara, Ini Penyebabnya

"Dosen yang menerima vaksinasi baru sekitar dua puluh persen. Mudah-mudahan sebelum puasa semua dosen sudah divaksin. Sehingga kegiatan belajar mengajar bisa dilaksanakan dalam waktu yang tidak terlalu lama," ujar Bambang.

Disampaikan Bambang, dalam mempersiapkan vaksinasi massal ini, Pimpinan UGM beserta Satgas COVID-19 UGM berkoordinasi dengan Dinkes Provinsi DIY, Dinkes Kabupaten Sleman, Kominfo Kabupaten Sleman, RSUP dr. Sardjito, RSA UGM, GMC, serta Klinik Korpagama untuk menyiapkan tim vaksinasi.

Bambang menuturkan bahwa setelah tahapan vaksinasi lansia kali ini, UGM juga berencana untuk melaksanakan vaksinasi kepada tenaga dosen non-lansia UGM. Dari data yang ada setidaknya terdapat 2.142 tenaga dosen non-lansia yang ada di UGM.

Selain itu sebanyak 5.052 tenaga kependidikan non-lansia UGM pun juga akan menjadi sasaran penerima vaksin Covid-19 selanjutnya. Namun rencana itu masih akan diselenggarakan dengan menyesuaikan ketersediaan vaksin yang ada.

Diharapkan vaksinasi untuk dosen non-lansia dan tenaga kependidikan lansia di UGM tersebut dapat terselenggarakan sebelum bulan puasa tiba. Sehingga nantinya saat lebaran berlangsung resiko terjadinya paparan Covid-19 itu bisa dikurangi.

Load More