Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 03 April 2021 | 16:32 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberi keterangan kepada awak media di Kantor Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu (3/4/2021). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Bukan lantas justru perbedaan itu yang malah dieksploitasi secara berlebihan. Dikatakan AHY, perbedaan yang ada sudah sepantasnya bukan malah menjadi benih-benih konflik yang berakibat perpecahan tapi justru merekatkan.

"Tentu persatuan itu sebagai modal penting untuk kita menggapai kemajuan. Kemajuan berdasar pada keunggulan sumber daya manusia yang dimiliki," ujarnya.

AHY juga berjanji bahwa Partai Demokrat akan bertanggungjawab untuk menyiapkan kader-kader dan politisi dengan SDM yang unggul. Artinya yang memiliki integritas, kapasitas dan bukan hanya popularitas saja.

"Jadi, empat hal itu yang kami bicarakan terkait dengan demokrasi dan konstitusi, pancasila, nilai-nilai keagamaan dan etika, lalu persatuan dan kemajuan," tuturnya.

Baca Juga: PP Muhammadiyah Soroti Tembak Mati Terduga Terorisme

Selain bertemu langsung dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, AHY juga berkesempatan melakukan perbincangan secara virtual bersama dengan mantan ketua umum PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif.

"Tadi beliau [Buya Syafii Maarif] menyampaikan ketimpangan masih terjadi di sana sini. Ini tugas dan PR besar bagi kita semua. Ke depan ini, semua elemen bangsa harus bisa bersatu padu untuk bisa menjaga demokrasi dan mengejar ketertinggalan kita, dan menjadikan Indonesia semakin maju dan sejahtera," tuturnya.

Senada, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menuturkan bahwa silaturahim ini sudah lama diagendakan. Pertemuan kali ini merupakan ajang diskusi dan silaturahim mengenai kebangsaan dan kenegaraan.

“Tentu dalam dua perspektif yang berbeda. Satu dari Mas AHY dari aspek politik sebagaimana posisinya sebagai ketua umum Partai Demokrat dan kami [Muhammadiyah] dari perspektif kemasyarakatan dan kebangsaan yang tentu tidak masuk ke arena partai politik,” tutur Haedar.

Menurut Haedar, di luar persatuan dan kemajuan, bangsa Indonesia memiliki potensi yang hebat untuk terus dikembanhkan. Tetapi secara koletif dan sistem harus memacu diri agar Indonesia menjadi negara yang maju.

Baca Juga: Menkumham Didatangi Kader Senior Demokrat, Sebut KLB AHY Tak Sesuai Aturan

“Jangan sampai bangsa ini menjadi bangsa yang pasif dan menjadi objek dari kemajuan pihak lain. Parpol harus punya komitmen memajuakan bangsa ini, jangan berhenti pada usaha untuk kepentingan politik masing-masing dan lupa bahwa kita merdeka, dan kita menjadi Indoneia untuk menjadi bangsa yang maju,” pungkasnya.

Load More