Bukan lantas justru perbedaan itu yang malah dieksploitasi secara berlebihan. Dikatakan AHY, perbedaan yang ada sudah sepantasnya bukan malah menjadi benih-benih konflik yang berakibat perpecahan tapi justru merekatkan.
"Tentu persatuan itu sebagai modal penting untuk kita menggapai kemajuan. Kemajuan berdasar pada keunggulan sumber daya manusia yang dimiliki," ujarnya.
AHY juga berjanji bahwa Partai Demokrat akan bertanggungjawab untuk menyiapkan kader-kader dan politisi dengan SDM yang unggul. Artinya yang memiliki integritas, kapasitas dan bukan hanya popularitas saja.
"Jadi, empat hal itu yang kami bicarakan terkait dengan demokrasi dan konstitusi, pancasila, nilai-nilai keagamaan dan etika, lalu persatuan dan kemajuan," tuturnya.
Selain bertemu langsung dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, AHY juga berkesempatan melakukan perbincangan secara virtual bersama dengan mantan ketua umum PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif.
"Tadi beliau [Buya Syafii Maarif] menyampaikan ketimpangan masih terjadi di sana sini. Ini tugas dan PR besar bagi kita semua. Ke depan ini, semua elemen bangsa harus bisa bersatu padu untuk bisa menjaga demokrasi dan mengejar ketertinggalan kita, dan menjadikan Indonesia semakin maju dan sejahtera," tuturnya.
Senada, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menuturkan bahwa silaturahim ini sudah lama diagendakan. Pertemuan kali ini merupakan ajang diskusi dan silaturahim mengenai kebangsaan dan kenegaraan.
“Tentu dalam dua perspektif yang berbeda. Satu dari Mas AHY dari aspek politik sebagaimana posisinya sebagai ketua umum Partai Demokrat dan kami [Muhammadiyah] dari perspektif kemasyarakatan dan kebangsaan yang tentu tidak masuk ke arena partai politik,” tutur Haedar.
Menurut Haedar, di luar persatuan dan kemajuan, bangsa Indonesia memiliki potensi yang hebat untuk terus dikembanhkan. Tetapi secara koletif dan sistem harus memacu diri agar Indonesia menjadi negara yang maju.
Baca Juga: PP Muhammadiyah Soroti Tembak Mati Terduga Terorisme
“Jangan sampai bangsa ini menjadi bangsa yang pasif dan menjadi objek dari kemajuan pihak lain. Parpol harus punya komitmen memajuakan bangsa ini, jangan berhenti pada usaha untuk kepentingan politik masing-masing dan lupa bahwa kita merdeka, dan kita menjadi Indoneia untuk menjadi bangsa yang maju,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
PP Muhammadiyah Soroti Tembak Mati Terduga Terorisme
-
Menkumham Didatangi Kader Senior Demokrat, Sebut KLB AHY Tak Sesuai Aturan
-
Gagal Kudeta Demokrat, AHY Buka Peluang Moeldoko Jadi Cagub DKI Jakarta
-
Dituding Bela Moeldoko, Yasonna Laoly Ngaku Dongkol Sama Kubu AHY
-
Yasonna Curhat Dongkol ke AHY Dituduh Berkomplot dengan Moeldoko
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa Mendapatkan Pendampingan dari BRI untuk Pembekalan Bisnis dan Siap Ekspor
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi