Peneliti Tempo Data Science (TDS), Ai Mulyani menyebut dari hasil survei yang telah dilakukan tentang praktik e-commerce di Indonesia pada periode Mei - Juli 2021 lalu. UMKM yang bisa bertahan dan berkembang selama pandemi itu berusaha mengoptimalkan aktivitas penjualan online melalui outlet mereka di platform e-commerce dan juga lapak di media sosial.
“Tidak ada hambatan berarti bagi para penjual dalam pemanfaatan platform pemasaran online. Minimnya barriers to entry memberikan keuntungan optimum bagi para UMKM untuk memanfaatkan infrastruktur yang telah tersedia,” kata Ai.
Survei tersebut lanjut Ai juga menemukan fenomena bahwa ternyata penjual cenderung multi user. Dalam artian mereka memanfaatkan lebih dari satu platform di saat bersamaan.
“Mereka beralasan penggunaan lebih banyak sarana e-commerce akan memaksimalkan jangkauan kepada lebih banyak target konsumen,” terangnya.
Baca Juga: Pontianak PPKM Level 3, Pelaku Usaha Diminta Manfaatkan Peluang
Menanggapai hal ini Pengamat Ekonomi Digital, Aviliani mengungkapkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sendiri sempat mengalami perbaikan pada triwulan dua. Terlebih saat ada respon yang baik dari masyarakat serta kepercayaan yang membaik semenjak adanya vaksin.
Kendati begitu adanya kebijakan PSBB atau PPKM lalu pada triwulan ketiga mulai terjadi penurunan lagi. Diprediksi pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun nanti hanya sekitar 3-4 persen.
"Tapi menurut saya itu sudah jauh lebih baik dibandingkan 2020. Sebenarnya dengan kondisi ini saatnya kita berubah. Dalam arti bagaimana role model dari UMKM itu harus diubah. Kalau kita hanya menunggu dan sama saja model bisnisnya seperti dulu itu akan masalah buat masa depan Indonesia," ucap Aviliani.
Aviliani menilai model bisnis UMKM itu memang suduah seharusnya berubah. Ia mendorong pemerintah agar bisa membuat berbagai regulasi sehingga UMKM dapat lebih bernilai tambah, lalu bisa naik kelas.
"Jadi memang target naik kelas itu menurut saya, menjadi hal penting," tegasnya.
Baca Juga: Pemkot Medan Sebut Sistem OSS Permudah Izin Investasi di Daerah
Terkait digitalisasi sendiri, kata Aviliani saat ini di Indonesia masih tergolong sangat kecil. Tercatat baru sekitar 13 persen UMKM yang terhubung platform digital.
Berita Terkait
-
PHRI Kritik Pemerintah yang Minta Pelaku Usaha Berinovasi di Tengah Daya Beli Turun: Asal Bicara Aja
-
Solusi Pembayaran Lintas Negara yang Lebih Efisien untuk Pelaku Usaha di Indonesia
-
66 Pelaku Usaha MinyaKita Nakal Diciduk Kemendag, Ini Modusnya
-
Pelaku Usaha Diminta Saling Kolaborasi Agar Bisnis Bisa Bertahan dari Tantangan Ekonomi Global
-
PFpreneur, Satu Langkah Pertamina Dorong Ribuan UMKM Berkarya
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
-
Harga Emas Terbang Tinggi Hingga Pecah Rekor, Jadi Rp1.889.000
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
Terkini
-
BI Yogyakarta Catat Penurunan Drastis Peredaran Uang Tunai saat Lebaran, Tren Transaksi Berubah
-
Kantongi Lampu Hijau dari Pusat, Pemkab Sleman Tancap Gas Isi Kursi Kosong OPD
-
Polisi Ciduk Arena Judi Terselubung di Sleman, Sabung Ayam Hingga Dadu Ditemukan
-
Warga Jogja Bingung Buang Sampah, Kebijakan Pemkot Tutup TPS Bikin Resah
-
Petani Majalengka Gigit Jari? Ahli Pertanian Sebut Jurus Burung Hantu Prabowo Tak Efektif, Ini Solusi Jitu Basmi Tikus