Kendati begitu adanya kebijakan PSBB atau PPKM lalu pada triwulan ketiga mulai terjadi penurunan lagi. Diprediksi pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun nanti hanya sekitar 3-4 persen.
"Tapi menurut saya itu sudah jauh lebih baik dibandingkan 2020. Sebenarnya dengan kondisi ini saatnya kita berubah. Dalam arti bagaimana role model dari UMKM itu harus diubah. Kalau kita hanya menunggu dan sama saja model bisnisnya seperti dulu itu akan masalah buat masa depan Indonesia," ucap Aviliani.
Aviliani menilai model bisnis UMKM itu memang suduah seharusnya berubah. Ia mendorong pemerintah agar bisa membuat berbagai regulasi sehingga UMKM dapat lebih bernilai tambah, lalu bisa naik kelas.
"Jadi memang target naik kelas itu menurut saya, menjadi hal penting," tegasnya.
Terkait digitalisasi sendiri, kata Aviliani saat ini di Indonesia masih tergolong sangat kecil. Tercatat baru sekitar 13 persen UMKM yang terhubung platform digital.
Kondisi ini disebabkan karena terkendala dari sisi infrastruktur. Pasalnya masih cukup banyak wilayah di tingkat kabupaten itu yang akses terhadap internetnya rendah.
"Jadi menurut saya masalah infrastruktur itu yang utama. Makanya banyak sekali kebijakan pemerintah yang dikaitkan dengan digital itu seringkali terlambat bukannya apa tapi karena infrastrukturnya. Sehingga memang PR pemerintah dari sisi infrastruktur. Itu persoalan kita," ungkapnya.
Selain itu Aviliani menilai perlukan UMKM yang menghadirkan suatu keunikan tersendiri. Sehingga tidak bisa lantas ditiru atau disamakan dengan produk-produk dari UMKM lainnya.
“Jujur saja yang masuk itu UMKM yang berdagang lebih banyak barangnya sama, tinggal persaingan harga di antara mereka,” terangnya.
Baca Juga: Pontianak PPKM Level 3, Pelaku Usaha Diminta Manfaatkan Peluang
Dukungan platform digital dalam mempertahankan dan mengembangkan bisnis di tengah pandemi ini dirasakan langsung CEO dan Founder Sovlo Indonesia, Lidya Valensia.
Bisnisnya di bidang souvenir dan barang promosi perusahaan dan pernikahan terhenti pada Maret 2020. Akibat dari banyaknya acara kantor dan pernikahan yang dibatalkan.
Setelah sempat kewalahan karena omzet turun drastis dan memikirkan nasib para pekerja yang kehilangan penghasilan. Lidya akhrinya memutuskan untuk bergerak cepat memanfaatkan platform e-commerce guna memasarkan souvenir yang diproduksi.
“Kami mulai akhir Mei dan pertengahan Juni 2021 sudah go online. Sambutannya sangat baik,” ujar Lidya.
Menurut Lidya, platform e-commerce memang dibutuhkan di tengah kondisi pandemi Covid-19 ini. Khususnya dengan segala fasilitas yang sangat membantu para pelaku bisnis.
“Saya memilih platform digital berdasarkan kemudahan yang ditawarkan. Kita tidak perlu bangun toko online, develop web, tidak perlu admin WhatsApp. Di e-commerce sudah terhubung dengan baik. Saya pilih platform digital yang banyak memberi kemudahan dan banyak fasilitas yang ditawarkan,” tandasnya.
Berita Terkait
-
Pontianak PPKM Level 3, Pelaku Usaha Diminta Manfaatkan Peluang
-
Pemkot Medan Sebut Sistem OSS Permudah Izin Investasi di Daerah
-
Lazada Tutup Akun-akun Pedagang dari Luar Negeri untuk Lindungi UMKM Indonesia
-
Pelaku Usaha Harap PPKM di DKI Jakarta Segera Turun ke Level 3
-
Menkop Ajak Milenial Banting Stir Jadi Wirausaha, Modalnya Gimana Pak?
Terpopuler
- 4 Link Video Syur Andini Permata Bareng Bocil Masih Diburu, Benarkah Adik Kandung?
- Pemain Keturunan Rp260,7 Miliar Bawa Kabar Baik Setelah Mauro Zijlstra Proses Naturalisasi
- 41 Kode Redeem FF Terbaru 10 Juli: Ada Skin MP40, Diamond, dan Bundle Keren
- Eks Petinggi AFF Ramal Timnas Indonesia: Suatu Hari Tidak Ada Pemain Keturunan yang Mau Datang
- 4 Rekomendasi Sepatu Running Adidas Rp500 Ribuan, Favorit Pelari Pemula
Pilihan
-
9 Sepatu Lari Murah Rp500 Ribu ke Bawah di Shopee, Performa Nyaman Desain Keren!
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Prediksi Oxford United vs Port FC: Adu Performa Ciamik di Final Ideal Piala Presiden 2025
-
Ole Romeny Kena Tekel Paling Horor Sepanjang Kariernya, Pelatih Oxford United: Terlambat...
-
Amran Sebut Produsen Beras Oplosan Buat Daya Beli Masyarakat Lemah
Terkini
-
Sekolah Rakyat DIY di Tahun Ajaran Baru, 275 Siswa Diterima, Pemda Siapkan MOS Berkualitas
-
UMKM Kota Batu Tangguh dan Inovatif Berkat Dukungan Klasterkuhidupku BRI
-
443 Juta Transaksi: Bukti Peran Strategis AgenBRILink untuk BRI
-
Jebakan Maut di Flyover, Pengendara Motor Jadi Korban Senar Layangan! Polisi: Ini Ancaman Berbahaya
-
Gula Diabetasol, Gula Rendah Kalori