Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 05 Oktober 2021 | 21:08 WIB
Ilustrasi persawahan. (Dok: Kementan)

SuaraJogja.id - Petani di Kulon Progo diminta untuk menunda jual beras sampai harga bagus, karena harga di pasar saat ini masih rendah yaitu pada kisaran Rp6.000 per kilogram.

"Kami berharap dengan kondisi harga beras atau gabah di tingkat petani yang rendah, sebaiknya tunda jual terlebih dahulu. Jangan sampai merugi dan tidak seimbang dengan biaya yang dikeluarkan untuk produksi," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha seperti dikutip dari Antara, Selasa (5/10/2021).

Aris mengatakan di beberapa desa yang memiliki lumbung pangan. Petani bisa menyimpang gabah di lumbung pangan, harapnya tunda jual dalam wujud gabah dan disimpan. Nanti kalau kondisi normal, baru dijual.

"Saat ini, kondisi tidak normal. Semoga pandemi COVID-19 ini dapat segera teratasi, dan kondisi kembali normal. Gabah yang disimpan di lumbung pangan bisa diijual sesuai kebutuhan, sisanya untuk stok mencukupi kebutuhan pangan keluarga," katanya.

Baca Juga: Sebanyak 21 Sekolah di Kulon Progo Dapat Izin Gelar PTM

Aris mengatakan pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan gabungan kelompok tani di wilayah ini yang membeli beras petani untuk bantuan pangan non tunai (BPNT) dan beras untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk sebanyak-banyaknya menyerap gabah dan beras dari anggotanya. Kebutuhan beras untu BPNT dan ASN tidak terpengaruh dengan pasar.

"Kami optimalkan penyerapan gabah dan beras melalui gabungan kelompok tani, dengan harapan harga tetap tinggi. Selain itu, gabah atau beras tersebut bisa untuk cadangan di gudang gapoktan," katanya.

Dia mengatakan kebutuhan beras untuk BPNT dan ASN setiap bulan berkisar 480 ton, belum termasuk beras ASN. Untuk penyerapan beras ke petani, Dispertan Kulon Progo membuka kran sebanyak-banyaknya gapoktan yang siap mensuplai e-Warong penyalur BPNT.

"Sehingga beras tidak ada dari luar Kulon Progo. Kami memegang teguh komitmen "Bela Beli Kulon Progo"," katanya.

Salah satu petani di Kecamatan Sentolo, Martiyem mengaku kesulitan menjual beras dari hasil panenan pada awal 2021 atau panenan pada Februari. Di penggilangan padi, tidak membeli panenan lama, yang dibeli hanya beras hasil panen terbaru.

Baca Juga: Kecelakaan Karambol di Ring Road Selatan, Mobil Dinas Pemkab Kulon Progo Ringsek

"Saya menjual beras ini untuk menebus pupuk subsidi untuk persiapan masa tanam Oktober ini. Kalau beras tidak laku, kami harus membeli pupuk dan membayar traktor dengan uang dari mana," keluhnya.

Load More