SuaraJogja.id - Kapolri Jenderal Listyo Sigit memerintahkan jajarannya guna menindak tegas layanan pinjaman online (pinjol) ilegal. Ini dilakukan menyusul adanya peminjam yang sampai bunuh diri akibat cara penagihannya.
Pinjol ilegal kerap menyebarkan data diri si peminjam kepada kontak-kontak yang ada di ponselnya jika mereka telat membayar angsurannya maupun tidak bisa melunasinya.
Kepala Pusat Studi Digital Forensik Universitas Islam Indonesia (UII) Yusuf Prayudi menjelaskan, pinjol ada yang resmi dan ada yang ilegal. Pinjol yang resmi berada dalam pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Pinjol yang resmi diawasi mulai dari institusi sampai ketentuan-ketentuan lainnya. Ada mekanisme dan prosedur yang sudah ditetapkan OJK, bagi pinjol yang bisa meminjamkan uang ke masyarakat," kata dia kepada SuaraJogja.id, Rabu (13/10/2021).
Sedangkan pinjol ilegal adalah pinjol yang tidak terverifikasi oleh OJK. Itu ada karena setiap individu atau kelompok bisa dengan mudah membuat nama serta merek untuk membuat aplikasi pinjol.
"Kemudian mereka menyewa sebuah domain, server, lalu membuat aplikasi yang tidak terverifikasi," paparnya.
Pinjol yang tidak terverifikasi oleh OJK meresahkan masyarakat. Terlebih dengan iming-iming pinjaman yang juga menggiurkan.
"Sehingga orang yang butuh uang tertarik dengan pinjol ilegal tersebut," katanya.
Mereka tertarik untuk meminjam uang dari platform pinjol ilegal karena dari sisi kemudahan, tidak ada verifikasi data diri peminjam. Hanya dengan beberapa langkah setelah mengajukan langsung cair.
Baca Juga: Jerat Maut Bunga Tinggi Pinjol: Rakyat Depresi hingga Bunuh Diri, Tertekan Lunasi Utang
"Kadang uangnya turun dalam waktu yang singkat. Tapi yang pasti uang yang diterima tidak utuh, semisal pinjam Rp5 juta, paling tidak dapatnya Rp4 juta karena dipotong administrasi dan lain sebagainya," ujar dia.
Selain itu, peminjam dijanjikan cicilan dengan bunga yang rendah. Dampaknya, mereka belum paham tentang bagaimana mekanisme pengembaliannya.
"Inilah yang belum dipahami masyarakat berkaitan dengan mekanisme pengembaliannya. Pinjol ilegal menerapkan bunga yang tinggi dengan kumulatif," ujarnya.
Dengan begitu, saat peminjam sudah menerima uangnya, lantas mereka tidak bisa mencicil atau melunasi. Maka pinjol ilegal menggunakan cara yang vulgar untuk menagihnya.
"Sehingga yang terjadi ketika orang yang meminjam, identitas mereka disebarluaskan. Karena saat mereka mengunduh dan memasang aplikasi pinjol ilegal itu, harus menyepakati akses kepada sistem kontak dan identitas lainnya."
"Inilah yang dimanfaatkan pinjol ilegal untuk mengambil data. Cara kerja seperti ini lebih mirip dengan rentenir tapi online," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Jerat Maut Bunga Tinggi Pinjol: Rakyat Depresi hingga Bunuh Diri, Tertekan Lunasi Utang
-
Pinjol Ilegal Resahkan Masyarakat, Dasco: Polri dan OJK Harus Tindak Tegas!
-
Waspada, Akses 151 Pinjol Ilegal Telah Ditutup Kominfo
-
OJK Minta Publik Hati-hati Sebelum Lakukan Investasi di Tekfin Pinjol
-
Dari 2018 sampai Agustus 2021, Sebanyak 3.515 Fintech Lending Ilegal Ditutup Aksesnya
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
Terkini
-
Stunting Sleman Turun Jadi 4,2 Persen, Rokok dan Pola Asuh Masih Jadi Musuh Utama
-
Demokrasi di Ujung Tanduk? Disinformasi dan Algoritma Gerogoti Kepercayaan Publik
-
Jalan Tol Trans Jawa Makin Mulus: Jasa Marga Geber Proyek di Jateng dan DIY
-
Batik di Persimpangan Jalan: Antara Warisan Budaya, Ekonomi, dan Suara Gen Z
-
Dinkes Sleman Sebut Tren Kasus ISPA Naik, Sepanjang 2025 Tercatat Sudah Capai 94 Ribu