SuaraJogja.id - Matematika masih saja menjadi momok para siswa. Mengerjakan soal yang sederhana seperti perkalian angka pun bisa jadi sangat sulit, bahkan membuat siswa gemetaran.
"Siswa saya saat mengerjakan satuan panjang, menghitung angka saja sudah takut, keluar keringat dingin dan gemetaran. Mereka bingung bagaimana mengalikan, menambah angka dan lainnya," ujar guru Matematika SDN Perumnas Condungcatur Yogyakarta, Yohana Dari Setyaningsih disela Olimpiade Nasional Inovasi Pembelajaran Matematika 2021 di Benteng Vredeburg, Selasa (16/11/2021).
Persoalan psikis ini, menurut Yohana membuat banyak siswa yang tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Miniml (KKM). Dari 21 siswa keleas, hanya 12 siswa yang meraih nilai Matematika di atas 70 sebagai syarat nilai KKM. Sisanya tidak bisa tuntas belajar karena nilai minimal tersebut.
Keprihatinan akan masa depan para siswa inilah yang akhirnya membuat Yohana bekerja keras membuat inovasi agar Matematika menjadi mata pelajaran yang menyenangkan. Empat bulan lalu, dia mencoba membuat bahan ajar sederhana untuk penghitungan satuan panjang yang diajarkan di kelas II.
Baca Juga: Ciptakan Inovasi, Anak Muda Terus Didorong Jadi Petani Milenial
Cukup dengan kertas karton, perekat plastik, spidol dan stiker angka, Yohana membuat bidak dengan nama Tiket Sapa atau Satuan Panjang. Bidak tersebut cukup diberi tulisan satuan angka dari milimeter(mm) hingga kilometer (km).
Inovasi ini sudah dia ujikan ke siswanya di sekolah. Dan ternyata nilai KKM siswa meningkat signifikan. Siwa yang awalnya hanya memiliki nilai KKM di bawah 50,00 naik menjadi lebih dari 90,00
"Misal ntuk mengkonversi satuan panjang milimeter ke kilometer, cukup memindahkan stiker angka dari kolom bidak dengan ditambah koma. Siswa bisa melihat secara langsung perpindahan ini tanpa harus kesulitan membayangkan konversi yang dilakukan. ," jelasnya.
Inovasi juga dilakukan Agung Mahfudi, guru SMAN 1 Pronojiwo, Lumajang. Dia membuat inovasi pembelajaran Matriks dalam Matematika bagi siswa kelas XI dengan animasi dan persandian melalui aplikasi Matriks dalam bentuk kriptografi
"Dengan permainan kritografi atau persandian ini, maka pembelajaran matriks yang sering menyulitkan siswa bisa dipelajari dengan menyenangkan karena anak-anak remaja seperti berpetualangan secara nyata," paparnya.
Baca Juga: Gaet Pelaku Usaha Gelar Pameran, Disdag Jogja Ajak Bangkit Dari Corona Dengan Inovasi
Laiknya sandi rahasia, hanya siswa yang mengerjakan dan guru yang mengetahui jawaban soal Matriks. Penghitungan sandi pun mudah dipahami dengan menggunakan animasi.
"Anak SMA kan suka tantangan dan visual sehingga animasi kriptografi ini akan membuat mereka lebih menghitungg perkalian matriks. Selama ini mereka sering kesulitan saat mengalikan bilangan dan akhirnya tidak mau mengerjakan soal. Dengan materi ini mereka bisa belajar secara menyenangkan," ungkapnya.
Sementara Plt Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan Tenaga Kependidikan (P4TK) Matematika, Hari Suryanto mengungkapkan, olimpiade ini digelar untuk mendorong guru melakukan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Para guru bisa terus berinovasi untuk mendukung pembelajaran Matematika di kelas.
"Para guru bisa mnggali gagasan dan mengimplementasikan inovasi metode atau media pembelajaran untuk mata pelajaran matematika baik yang mendukung pembelajaran jarak jauh maupun pembelajaran tatap muka langsung," tandasnya.
Untuk meningkatkan minat belajar Matematik, lanjut Hari, para guru saat ini bisa memanfaatkan teknologi informasi. Diantaranya menggunakan Google classroom, Schoology, Edmodo, Moodle dan lainnya. Mereka bisa melengkapi dengan konten, aktivitas, dan mekanisme penilaian Whatsapp (WA) yang terstruktur, Youtube Streaming, FB, Google classroom, Schoology, Edmodo, Moodle dan lain-lain.
"Guru juga bisa membuat produk mathematics learning object," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Matematika Dasar yang Terabaikan: Mengapa Banyak Anak SMA Gagap Menghitung?
-
Sukses Digelar, JAMHESIC FKIK UNJA Tingkatkan Kolaborasi Internasional
-
Modal Kuat dan Inovasi Digital Bisa Buat Pelaku UMKM Cuan
-
Inovasi HyperAI Xiaomi: 6 Fitur Canggih untuk Pengalaman Teknologi yang Lebih Personal
-
Buktikan Komitmen pada Kualitas dan Inovasi, Olaif Diganjar Brand Indonesia Excellence Award
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Takaran Tera Tak Sesuai, Empat SPBU di Jogja Ditutup
-
Logistik Pilkada Sleman sudah Siap, Distribusi Aman Antisipasi Hujan Ekstrem
-
Seharga Rp7,4 Miliar, Dua Bus Listrik Trans Jogja Siap Beroperasi, Intip Penampakannya
-
Skandal Kredit Fiktif BRI Rp3,4 Miliar Berlanjut, Mantri di Patuk Gunungkidul Mulai Diperiksa
-
Pakar Ekonomi UMY Minta Pemerintah Kaji Ulang Terkait Rencana Kenaikan PPN 12 %