2. Autofagi
Proses autofagi dipakai sebagai pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri, layknay organel yang sudah tidak berfungsi. Awalnya bagian retikulum endoplasma kasar menyelubungi organel dan pada akhirnya membentuk autofagosom.
Selanjutnya, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans golgi serta berkembang menjadi lisosom. Tahapan ini terjadi pada sel hati, perubahan berudu menjadi katak dan embrio manusia.
3. Fagositosis
Baca Juga: Benarkah Sakit Punggung Pertanda Gangguan Pencernaan Dispepsia? Ini Kata Ahli!
Fagositosis merupakan proses pemasukan pertikel berukuran besar dan mikrooganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel.
Awalnya membran akan membungkus partikel atau mikroganisme dan membentuk fagosim. Lalu, fagosom memiliki fungsi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi serta berkemvang menjadi lisosom.
Adapun fungsi lisosom pada tubuh manusia sebagai berikut:
- Mencerna makakan yang ada jika terjadi kekurangan makanan
- Kemampuan untuk mencerna makanan yang dihasilkan dari fogositosis dan pinositosis
- Dalam kondisi tertntu, lisosom bisa menghancurkan organ sel yang rusak, biasa disebut autolisis.
- Dapat menetralkan zat dengan sifat karsinogenik, yakni sel kanker.
- Mampu menghancurkan benda dari luar, seperti dinding sel telur sperma yang dihancurkan untuk memungkinkan pembuahan enzim.
Sementara itu, peran lisosom sebagai berikut:
- Melakukan fungsi imunitas. Lisosom berperan dalam pencernaan intrasel, seperti yang terdapat pada protozoa atau sel darah putih.
- Berperan dalam matinya sel-sel. Di dalam sel darah lisosom mensintesis enzim-enzim hidrolitik untuk mencernakan bakteri-bakteri patogen yang menyerang tubuh.
- Lisosom membantu menghancurkan sel yang luka atau mati serta menggantikan baru. Proses ini banyak ditemukan pada sel-sel ekor kecebong.
- Berperan penting dalam berlangsungnya fertilisasi pada berbagai jenis hewan termasuk manusia, khususnya saat terjadi reaksi akrosom.
Demikian penjelasan mengenai fungsi lisosom. Semoga bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan kita sehari-hari.
Baca Juga: Empat Emosi Ini Ternyata Bisa Berisiko Pada Kesehatan Usus
Kontributor : Muhammad Aris Munandar
Berita Terkait
-
Intermittent Fasting vs. Keto, Mana yang Lebih Efektif untuk Panjang Umur?
-
Tips Pencernaan Sehat untuk Optimalkan Penyerapan Nutrisi di Masa MPASI
-
Puasa Lancar Tanpa Gangguan Pencernaan, Ini Saran dari Ahli Gizi
-
7 Manfaat Ajaib Kurma: Dari Lancarkan Pencernaan Hingga Jantung Sehat!
-
Simak Tips dan Pengobatan Dispepsia dari IDI Betun
Tag
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik untuk April 2025
-
Gelombang Kejutan di Industri EV: Raja Motor Listrik Tersandung Skandal Tak Terduga
Terkini
-
Guru Besar UGM Dipecat karena Kekerasan Seksual: Polisi Belum Terima Laporan
-
Solusi Anti-Pesing Ala Jogja: Pampers Kuda untuk Andong Malioboro, Ini Kata Kusir
-
IHSG Masih Jeblok Jadi Momentum Berinvestasi? Simak Tips dari Dosen Ekonomi UGM
-
Jogja Hadapi Lonjakan Sampah Pasca Lebaran, Ini Strategi Pemkot Atasi Tumpukan
-
Revitalisasi Stasiun Lempuyangan Diprotes, KAI Ungkap Alasan di Balik Penggusuran Warga