SuaraJogja.id - Penyandang disabilitas termasuk kelompok yang rentan terinfeksi virus corona Covid-19. Tapi, mereka justru cenderung kurang mendapatkan akses informasi inklusif dan ramah untuk dikonsumsi menimbang kebutuhan khusus yang beragam.
Pemahaman mengenai komunikasi risiko sangat diperlukan bagi penyandang disabilitas, terutama di tengah pandemi virus corona sekarang ini.
Penyandang disabilitas perlu membekali dirinya dengan informasi dan data yang tepat untuk antisipasi penularan virus corona Covid-19.
Ferry Anggoro, Koordinator Provinsi Program The Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) Yogyakarta menjelaskan bahwa penyandang disabilitas memiliki hak sama, termasuk akses komunikasi.
Sehingga penyebaran komunikasi risiko terkait kesehatan penting dilakukan kepada kelompok disabilitas yang membutuhkan pendekatan khusus, supaya mereka memahami risiko dan mengantisipasi langkah yang akan diambil.
Karena itu, pihaknya membuat program AIHSP sampai tahun 2025 mendatang yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Yogyakarta dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA).
Program yang didanai oleh The Australian Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT), Kementerian Luar Negeri Australia ini mengusung program one health untuk ketahanan kesehatan dari sisi manusia, hewan dan lingkungan.
Program ini bertujuan memperkuat komunikasi risiko dan komunikasi publik bagi penyandang disabilitas dalam upaya memastikan informasi mengenai vaksin dan Covid-19 semakin tersedia dan semakin mudah diakses.
Citra Indah Lestari, Spesialis Komunikasi Risiko Program AIHSP, mengatakan komunikasi risiko adalah tindakan yang harus dilakukan terus-menerus, baik saat tingkat bahaya kesehatan itu kecil atau besar.
Baca Juga: Epidemiolog Khawatir Varian Covid-19 Baru Akan Terus Turunkan Efikasi Vaksin yang Sudah Ada
"Komunikasi risiko seringkali dilakukan saat krisis terjadi, padahal sebelum krisis dapat diantisipasi dengan kegiatan promosi kesehatan yang juga menjadi bagian dari komunikasi risiko itu sendiri. Jika terjadi kepanikan di masyarakat, komunikasi risiko dapat dilakukan dengan cara pengendalian keresahan publik, advokasi untuk pencegahan (siaga darurat) dan komunikasi krisis," kata Citra Indah Lestari dalam acara Sesi Berbagi Pengetahuan Komunikasi Risiko bagi Komunitas Penyandang Disabilitas pada Selasa (22/3/22).
Di samping itu, Pembajun Setyaningastutie, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta mengatakan Dinas Kesehatan DIY siap memberikan pelayanan vaksin booster untuk teman-teman disabilitas.
Ia menilai kerjasama dengan AIHSP khususnya untuk memberikan pemahaman pentingnya komunikasi risiko dapat memberikan pemahaman bagi kelompok disabilitas agar mendapat informasi yang lebih jelas dan terhindar dari hoax.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link Video Syur Andini Permata Bareng Bocil Masih Diburu, Benarkah Adik Kandung?
- Pemain Keturunan Rp260,7 Miliar Bawa Kabar Baik Setelah Mauro Zijlstra Proses Naturalisasi
- 41 Kode Redeem FF Terbaru 10 Juli: Ada Skin MP40, Diamond, dan Bundle Keren
- Eks Petinggi AFF Ramal Timnas Indonesia: Suatu Hari Tidak Ada Pemain Keturunan yang Mau Datang
- 4 Rekomendasi Sepatu Running Adidas Rp500 Ribuan, Favorit Pelari Pemula
Pilihan
-
9 Sepatu Lari Murah Rp500 Ribu ke Bawah di Shopee, Performa Nyaman Desain Keren!
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Prediksi Oxford United vs Port FC: Adu Performa Ciamik di Final Ideal Piala Presiden 2025
-
Ole Romeny Kena Tekel Paling Horor Sepanjang Kariernya, Pelatih Oxford United: Terlambat...
-
Amran Sebut Produsen Beras Oplosan Buat Daya Beli Masyarakat Lemah
Terkini
-
Sekolah Rakyat DIY di Tahun Ajaran Baru, 275 Siswa Diterima, Pemda Siapkan MOS Berkualitas
-
UMKM Kota Batu Tangguh dan Inovatif Berkat Dukungan Klasterkuhidupku BRI
-
443 Juta Transaksi: Bukti Peran Strategis AgenBRILink untuk BRI
-
Jebakan Maut di Flyover, Pengendara Motor Jadi Korban Senar Layangan! Polisi: Ini Ancaman Berbahaya
-
Gula Diabetasol, Gula Rendah Kalori