SuaraJogja.id - Sebanyak sembilan ekor domba di Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman dilaporkan terjangkit penyakit mulut dan kaku (PMK). Ternyata ternak itu dibeli dari seorang pedagang asal Kalurahan Baturetno, Banguntapan, Bantul.
Menindaklanjuti temuan tersebut, Balai Besar Veteriner Wates (BBVet Wates) telah mengambil sampel darah dan air liur dari domba tersebut.
"Kemarin dari BBVet Wates sudah mengambil sampel darah dan air liurnya," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo, Rabu (25/5/2022).
Hingga kini dia mengaku masih menunggu hasil tesnya.
Baca Juga: Antisipasi Penularan PMK, DKPP Bantul Pantau Pasar Hewan Imogiri
"Tetapi hasilnya belum kami ketahui kalau tidak hari ini ya besok Kamis (26/5/2022)," paparnya.
Menurutnya, pedagang domba yang ada di Baturetno, Banguntapan itu memperoleh domba dari Garut, Jawa Barat. Saat ini setidaknya masih ada 56 ekor domba di sana.
"Domba-dombanya berasal dari Garut tetapi secara fisik kondisinya sehat. Kemarin siang di sana masih ada sekitar 56 ekor domba," terang dia.
Joko menandaskan bahwa setiap hewan ternak yang berasal dari luar daerah harus mengantongi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). Aturan itu sudah diberlakukan di seluruh Indonesia.
"[Hewan ternak] kalau masuk harus memiliki SKKH. Sekarang semua daerah memberlakukan lalu lintas ternak yang masuk harus menunjukkan SKKH," katanya.
Baca Juga: Jelang Idul Adha, DKPP Bantul Periksa Hewan Ternak di Tiga Kapanewon Ini
Meski sudah memiliki SKKH, ternak yang baru saja masuk harus dipisah dengan ternak yang sudah ada di sini. Ternak harus diisolasi dahulu selama dua minggu.
"Harapan kami jangan sampai menulari ternak yang lain," katanya.
Diakuinya bahwa penyebaran PMK berpotensi mengganggu penjualan sate klatak yang bahan bakunya daging domba. Sebab, ada sekitar 200 penjual sate kambing di Bantul.
"Potensi utama yaitu domba karena untuk konsumsi sate klatak. Permintaan pasarnya cukup besar, sekarang ada sekitar 200 pedagang sate. Jadi rata-rata dagingnya dari luar Bantul dan dari luar DIY," imbuh dia.
Berita Terkait
-
Penjelasan MUI Sumut soal Hukum Hewan Kurban Terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku
-
Cara Ampuh Cegah Penyakit Mulut dan Kaki, Peternak Sapi dan Kambing di Mempawah Gunakan Obat Tradisional Ini
-
Kasus PMK Meningkat, Pasar Hewan di Aceh Besar Ditutup Sementara
-
Lima Sapi Ditemukan Terjangkit PMK di Tangerang
-
5 Sapi Terjangkit PMK, Pemkab Tangerang: Dikirim dari Wonogiri
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Bareskrim Nyatakan Ijazah S1 UGM Jokowi Asli, Bernomor 1120 dengan NIM 1681/KT
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
Pilihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
Terkini
-
Lewat Bola dan Sponsorship di GFL Series 3, BRI Tanamkan Nilai Positif ke Anak Muda
-
Hadiah Digital yang Bangkitkan Solidaritas Sosial, Klaim 3 Link Saldo DANA Kaget Ini
-
Moratorium Hotel Sumbu Filosofi Diberlakukan, PHRI Desak Penertiban 17 Ribu Penginapan Ilegal
-
Kelanjutan Soal Besaran Pungutan Ekspor Kelapa, Mendag Ungkap Hal Ini
-
Kabupaten Sleman Diganjar ANRI Award, Bupati Ungkap Strategi Jitu Pelestarian Arsip