SuaraJogja.id - Para orang tua tidak dianjurkan untuk menerapkan diet vegan pada anak yang masih dalam tahapan tumbuh-kembang, terutama anak di bawah usia dua tahun (baduta). Nasihat itu diutarakan Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan UI Ahmad Syafiq, Ir, MSc, PhD.
Alasannya, kata Syafiq, pangan hewani sangat diperlukan untuk menunjang proses tumbuh-kembang anak. Apabila diet vegan diterapkan pada baduta, dikhawatirkan kecukupan zat-zat mikronutrien tidak sempurna sehingga sebaiknya orang tua tidak memaksakan anak untuk menjalani hidup vegan.
“Saya tidak setuju kalau vegan itu diberikan pada anak-anak, dia tetap harus konsumsi pangan hewani. Kalau vegetarian, okelah, misalkan lacto-vegetarian, jadi dia masih dapat (protein hewani) dari susu. Jadi jangan langsung ke vegan kalau anak-anak kecil itu, vegan terlalu berat. Itu saran saya,” kata Syafiq dalam webinar yang diikuti secara virtual, Selasa.
Ia mengatakan bahwa bayi/anak usia 6-23 bulan sangat memerlukan pemberian makanan tambahan dengan protein hewani. Syafiq menjelaskan bahwa pangan hewani penting untuk dikonsumsi anak-anak karena memiliki kepadatan zat gizi makro dan mikro serta mengandung zat gizi yang sulit ditemukan atau tidak ada pada pangan nabati.
Baca Juga: Pakar Gizi Ini Tak Setuju Ortu Terapkan Diet Vegan ke Anak, Begini Penjelasannya
Pada pangan hewani, mikronutrien yang dikandung mudah diserap oleh tubuh sehingga zat besi dapat diserap berkali-kali lipat lebih mudah dibandingkan zat besi yang ada pada pangan nabati. Pangan hewani juga memiliki mutu protein tinggi dengan asam amino esensial yang lengkap.
“Kemudian pangan hewani memiliki kandungan faktor anti-nutrient yang rendah. Faktor anti-nutrient itu zat-zat tertentu pada pangan nabati yang mengurangi penyerapan zat gizi lain, misalnya pada teh itu ada tannin yang menghambat penyerapan zat besi. kalau pada pangan hewani, tidak ada faktor anti-nutrient-nya atau kalaupun ada, itu rendah,” jelas Syafiq.
Khusus pada susu, sumber gizi ini mengandung insulin-like growth factor-1 (IGF-1) yang meningkatkan tinggi badan. Tak hanya itu, menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Nature pada 2022, pangan hewani juga dapat menurunkan risiko obesitas yang secara metabolik tidak sehat (metabolically unhealthy obese/MUO).
“Konsumsi protein apapun jenisnya. Tapi lebih baik lagi protein dari hewani, itu ternyata menurunkan risiko obesitas,” ujar Syafiq.
Menurut Syafiq, sejumlah penelitian di Indonesia menunjukkan hubungan yang erat antara kekurangan asupan protein hewani terhadap kondisi stunting dan masalah gizi lainnya. Ia menganjurkan agar orang tua bisa memberikan pangan hewani yang mencakup telur, ayam, ikan, daging sapi dan susu.
Baca Juga: Ahli Gizi Ingatkan Orang Tua, Anak di Bawah Usia Dua Tahun Tak Dianjurkan Diet Vegan
“Sebagai salah satu asupan dengan sumber gizi terlengkap, susu menjadi pilihan asupan baik yang mudah dikonsumsi dan disukai anak-anak,” katanya.
Apabila anak memiliki alergi terhadap susu sapi, Syafiq mengatakan orang tua dapat memilih berbagai alternatif susu, misalnya susu hipoalergenik yang kandungan proteinnya sudah dihidrolisis sehingga tidak menyebabkan alergi apabila dikonsumsi.
“Dan tentunya sumber protein hewani itu ada banyak dan beragam, jadi silakan divariasikanlah sesuai dengan kebutuhan anak,” ujar Syafiq. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Pakar Gizi Ini Tak Setuju Ortu Terapkan Diet Vegan ke Anak, Begini Penjelasannya
-
Ahli Gizi Ingatkan Orang Tua, Anak di Bawah Usia Dua Tahun Tak Dianjurkan Diet Vegan
-
Kenali Plant-Based Diet, Sering Dianggap Sama dengan Diet Vegan
-
Pekerja Sambut Baik Wacana Cuti Melahirkan 6 Bulan: Demi Tumbuh Kembang Anak
-
Cara Mengatasi Anak Susah Makan, Orangtua Bisa Terapkan 5 Tips Ini
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
5 HP Murah dengan Desain Mirip iPhone Juni 2025, Bukan iPhone HDC!
-
Pemain Keturunan Rp 112,98 Miliar Potensi Comeback Gantikan Teman Duet Bek Klub Serie B Lawan Jepang
-
5 Mobil Keluarga Rp70 Jutaan Juni 2025: Kabin Longgar Mesin Bandel, Irit Bahan Bakar
-
Eksklusif dari Jepang: Mulai Memerah, Ini Kondisi Osaka Jelang Laga Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
Terkini
-
Sleman Banjir Wisatawan, Mei 2025 Catat Rekor Kunjungan, Ini 3 Destinasi Favoritnya
-
Geger! Penyadapan KPK Tanpa Izin Dewas? Ini Kata Ahli Hukum Pidana
-
UGM Temukan Cacing Hati di Hewan Kurban, Tapi Ada Penurunan Drastis, Apa Penyebabnya?
-
Relokasi Jukir dan Pedagang ke Menara Kopi Terancam Gagal: Izin Keraton Jogja Belum Turun
-
Pabrik Garmen Belum Pulih Pascakebakaran, Pemkab Sleman Kejar Solusi Hindari PHK