SuaraJogja.id - Angka kematian akibat COVID-19 yang mengalami tren peningkatan perlu disikapi dengan menerapkan protokol kesehatan serta vaksinasi dosis penguat. Nasihat itu diutarakan Ketua Satgas Penanganan COVID-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban.
"Angka kematian yang cukup tinggi adalah alasan agar kita masih harus berhati-hati dan tetap pakai masker. Karena kita juga tidak tahu kapan akan terinfeksi COVID-19, jangan jemawa," kata Zubairi Djoerban yang dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.
Pada Rabu (10/8), secara nasional penambahan kasus aktif COVID-19 sebanyak 1.002 orang. Sehingga total kasus aktif 52.043 orang.
Pasien yang meninggal pada hari itu tercatat sebanyak 18 jiwa, sehingga total kematian menjadi 157.149 jiwa. Sedangkan angka kesembuhan bertambah 4.906 orang.
Zubairi mengatakan beberapa gejala COVID-19 yang muncul di antaranya pegal linu, batuk bersin, suara serak. Jika mengalami hal tersebut, maka perlu konsultasi kepada dokter.
"Prinsipnya kalau demam lebih sehari apalagi tiga hari, pergi ke dokter untuk pastikan penyebab demamnya apa," katanya.
Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo sudah mengingatkan kepada seluruh elemen masyarakat bahwa COVID-19 masih ada. Penggunaan masker di dalam dan luar ruangan menjadi wajib di tengah kondisi penularan kembali naik dan munculnya varian baru.
"Saya juga ingin mengingatkan kepada kita semuanya bahwa COVID-19 masih ada. Oleh sebab itu, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, memakai masker adalah masih sebuah keharusan," katanya.
Presiden juga meminta masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi dosis satu, dua dan booster karena sangat penting meningkatkan kekebalan imunitas hingga dua kali lipat.
Baca Juga: SMAN 1 Banguntapan Banjir Karangan Bunga, Wajah Baru Lucinta Luna Dicibir
Vaksinasi booster juga bisa melindungi orang tua dan masyarakat yang memiliki komorbid.
Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono dalam konferensi pers Serosurvei Nasional Ketiga hari ini mengatakan proporsi masyarakat Indonesia yang memiliki kadar antibodi terhadap SARS-CoV-2 meningkat menjadi 98,5 persen berdasarkan hasil serologi survei (serosurvei) pada Juli 2022.
Dalam tiga tahapan serosurvei yang bergulir Desember 2021, Maret 2022, dan Juli 2022, diperoleh laporan median kadar antibodi masyarakat meningkat dari 444 unit per mm, jadi 2.097 unit per mm.
Menurut Pandu, jumlah antibodi itu cukup untuk menekan risiko keparahan akibat infeksi COVID-19, bahkan menghindari risiko kematian.
Ia mengatakan kadar antibodi tertinggi berdasarkan kelompok umur dialami masyarakat usia 60 tahun ke atas.
"Di atas 18 tahun juga mulai meninggi karena kelompok 18 tahun ke atas sudah ada program vaksin booster sejak Januari 2022. Sehingga pas Juli terjadi peningkatan," katanya. [ANTARA]
Tag
Berita Terkait
-
SMAN 1 Banguntapan Banjir Karangan Bunga, Wajah Baru Lucinta Luna Dicibir
-
Covid-19 di Indonesia Menuju Puncak Gelombang Keempat, Masa Rawan Diprediksi Sampai Oktober
-
Update Covid-19 di Indonesia Hari ini: Kasus Positif 5.455 Kasus dan Sembuh 4.850 Orang
-
Dua Tahun Lebih Pandemi Covid-19, PHBS dan 3M Wajib Melekat di Kehidupan Masyarakat
-
Jelang Perayaan HUT RI, Satgas Covid 19 Minta Warga yang Ingin Merayakan tak Lupa Protokol Kesehatan
Terpopuler
- RESMI! PSSI Tolak Pemain Keturunan ini Bela Timnas Indonesia di Ronde 4
- 5 Mobil Bekas 60 Jutaan Muat Banyak Keluarga, Bandel dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- Jangan Lewatkan Keseruan JCO Run 2025, Lari Sehat sambil Dapat Promo Spesial BRI
- 21 Kode Redeem FF Hari Ini 23 Juli 2025, Kesempatan Klaim Bundle Player Squid Game
- Harga Mitsubishi Destinator Resmi Diumumkan! 5 Mobil Ini Langsung Panik?
Pilihan
-
5 Curhatan Jokowi di Depan Alumni UGM: Serangan Tak Cuma Ijazah, Merembet Sampai KKN Fiktif
-
Sisi Lain Muhammad Ardiansyah: Tangguh di Bawah Mistar, Bucin ke Pacar
-
Cerita Tante Brandon Scheunemann Blusukan ke Pelosok Papua demi Sepak Bola Putri
-
Asal Usul Sound Horeg dan Sosok Pria Berjuluk 'Thomas Alva Edisound' di Baliknya
-
3 Rekomendasi HP Samsung Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Pilihan Terbaik Juli 2025
Terkini
-
5 Curhatan Jokowi di Depan Alumni UGM: Serangan Tak Cuma Ijazah, Merembet Sampai KKN Fiktif
-
Masih Sakit, Jokowi Paksakan Diri ke Reuni UGM: Kalau Nggak Datang Nanti Rame Lagi!
-
Tiba di UGM, Jokowi Tebar Senyum di Reuni Guyub Rukun, Nostalgia di Tengah Badai Ijazah Palsu
-
Jokowi Nostalgia di Reuni Fakultas Kehutanan UGM, Kursi VIP Sudah Disiapkan
-
Bupati Sleman Buka Pintu Maguwoharjo untuk PSIM dan PSBS Biak, Satu Syarat Ini Jadi Kunci