SuaraJogja.id - Satu siswa SMA N 1 Sleman, Gerrad Maylano Kisyan Putra, menjadi satu di antara 68 siswa yang terpilih menjadi pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka).
Mewakili DIY, Gerrad unjuk tampil baris-berbaris mengawal pengibaran bendera di Istana Merdeka, Jakarta bersama Ghania Taufiqa Salma Wibowo.
Kepala SMA N 1 Sleman Fadmiyati mengungkapkan rasa bangga dan bahagia dengan adanya Gerrad, turut menjalankan tugas negara dalam barisan paskibraka, Rabu (17/8/2022).
"Saya terharu dan deg-degan sekali ini," kata Fadmi, sembari menghapus air mata di ujung mata sebelah kirinya.
Ditambah lagi, pada peringatan hari ulang tahun RI tahun ini, siswa SMA N 1 Sleman akan masuk sebagai pasukan pengibar bendera di berbagai jenjang. Baik itu upacara tingkat kapanewon, kabupaten dan provinsi.
"Tahun ini komplit, ini kado terindah ulang tahun ke-59 sekolah, pada 1 Agustus 2022 kemarin," terangnya.
Menurut dia, prestasi ini perlahan bisa menjadi motor pendorong sekolah untuk mewujudkan mimpi. Yakni, mencetak generasi berkualitas untuk kepemimpinan bangsa di masa depan.
Bukan hanya lewat prestasi sebagai paskibra, Fadmi menuturkan, upaya sekolah untuk mengoptimalkan potensi siswa dilakukan lewat pendampingan di berbagai bidang.
Selain baris-berbaris dalam peleton inti, sekolah juga mewadahi potensi siswa dalam ketoprak, seni musik, karawitan, asah otak, gerakan sekolah menyenangkan, dan lain-lain.
Baca Juga: Jangan Panik, BPBD Sleman Bakal Bunyikan 29 EWS di Lereng Merapi Peringati HUT RI Ke-77
"Dari sini, mereka akan berkembang keterampilannya," tuturnya.
Eks Kepala SMA Negeri II Playen ini mendoakan, Gerrad yang bertugas besok akan mendapatkan kelancaran, dimudahkan dan bisa ambil hikmah dan pembelajaran dari ketugasannya.
"Selain itu, bisa berbagi pengalaman dengan teman di sekolah," ucapnya.
Menjadi Kepala SMA N 1 Sleman sejak Januari 2019, Fadmi mengenal Gerrad sebagai anak yang luar biasa.
"Dia berangkat dari keluarga sederhana. Tapi kesederhanaan tidak menutup semangatnya untuk berprestasi," tegasnya.
Mau Jadi Paskib? Kurangi Micin dan Gorengan
Pembina Organisasi Siswa Intra Sekolah SMA N 1 Sleman, Aris Yustivar menyebut, tradisi mengirim perwakilan siswa menjadi paskibra maupun paskibraka sudah berlangsung di sekolah tersebut sejak lama.
Kendati tak melulu lolos seleksi paskibraka, --tingkat nasional--, setidaknya siswa jebolan peleton inti (tonti) SMA N 1 Sleman hampir ada dalam barisan paskibra provinsi DIY, tiap tahunnya.
Arif menjelaskan, setelah mengikuti tonti, siswa yang potensial urusan baris-berbaris di SMA N 1 Sleman akan ikut Secapa. Akronim dari Sekolah Calon Pasukan.
Tradisi latihan menjadi pasukan pengibar bendera, tak lepas dari kawalan alumni sekolah tersebut yang pernah bertugas sebagai paskibra maupun paskibraka. Di jenjang manapun.
Alumni ini juga akan memberikan banyak informasi, arahan kepada adik-adiknya mengenai seleksi paskibra.
Selama Arif mengajar di sana pada 2016, sudah ada dua siswa SMA N 1 Sleman lolos paskibraka ke tingkat nasional.
Penggemblengan pasukan baris-berbaris di SMA N 1 Sleman sarat dengan konsistensi dan ketegasan. Sekolah memfasilitasi semangat anak-anak berkembang.
Soal pembinaan, pembentukan kekuatan serta keterampilan fisik jamak dilakukan tiap sekolah dalam melatih siswanya mengikuti tonti maupun paskibra.
Tapi di SMA N 1 Sleman, seorang anggota tonti yang unggul atau calon paskibra wajib menjaga asupan yang masuk ke tubuhnya.
"Makanan sehat, kurangi es, kurangi micin dan gorengan. Kalau suara, bisa dengan mengonsumsi kencur. Sedangkan menjaga stamina dengan olahraga rutin," terangnya.
"Jadi dari dalam harus turut dijaga. Kami fokus juga ke situ," terangnya.
Gerrad Jadi Paskibraka, Cahyo: Enggak Nyangka Tahu-tahu ke Jakarta
Cahyo Mulyanto, teman yang mengaku kerap bercanda gurau dengan Gerrad, mengenal sosok Gerrad sebagai anak yang asyik namun pendiam.
"Dia diam, kalem, tapi punya banyak info gitu," terangnya.
Cahyo sering menghampiri Gerrad di toko kebutuhan pertanian milik orang tua Gerrad, di kawasan Gawar, Kalurahan Pandowoharjo, Kapanewon Sleman.
Ia mengenal Gerrad sebagai pemuda yang suka olahraga voli dan sepak bola.
Soal ketertarikan Gerrad dengan baris-berbaris, Cahyo tak mengetahui bahwa teman ngobrolnya itu sudah berjuang begitu jauh.
"Cuman misal ketemu, dia mau pergi, saya tanya mau ke mana. Dia ya jawabnya intinya mau PBB (pasukan baris-berbaris). Itu kan biasanya sejak dulu waktu mos (masa orientasi siswa) pertama," terangnya.
Melihat Gerrad yang tak banyak bercerita soal keinginan menjadi paskibraka, ia mengaku terkejut. Orang tua Gerrad berangkat ke Jakarta, menyusul anaknya, pada 15 Agustus 2022. Pasalnya, Gerrad sudah lebih dahulu sampai Jakarta untuk mengikuti karantina.
"Enggak nyangka aku, dia enggak cerita, orang tuanya enggak cerita. Tau-tahu lihat story WhatsApp mereka sedang di bandara. Saya tanya mau ke mana, 'Ke Istana ya?', dijawab iya. Ya sudah saya bilang hati-hati [dalam perjalanan]," ucapnya.
Sementara itu, Mantan Wali Kelas Gerrad saat X MIPA V, Arif Yustivar menyebut, Gerrad adalah siswa yang tekun, rajin, disiplin dan punya semangat tinggi.
Sebelum lolos menjadi paskibraka ke Istana Merdeka, muridnya yang kini duduk kelas XI itu sudah melampaui seleksi paskibra tingkat kabupaten dan provinsi.
Bukan hanya postur dan ketekunan yang dimiliki Gerrad. Yang membedakan putra Kiswan dan Dewi tersebut dengan anggota tonti lainnya, yaitu dukungan besar dari kedua orang tuanya.
Orang tua Gerrad sudah banyak mencari tahu apa saja yang harus ditempuh buah hati mereka, bila ingin menjadi paskibraka.
"Kalau hanya gigih, niat, hampir semua sama peserta tonti memiliki itu," kata dia.
Seperti kepala sekolah, Arif juga sedang merasa deg-degan dan tak mampu berkata-kata dalam melukiskan apa yang ada dalam benaknya.
Mengingat, sampai saat ditemui siang tadi, Arif masih belum tahu di pasukan mana Gerrad akan diposisikan dalam paskibraka.
"Biasanya kalau nasional itu, anggota baru tahu posisi ketugasan mereka pada 17 Agustus pagi. Berbeda dengan paskibra provinsi atau kabupaten, yang dua atau tiga hari sebelumnya akan diberi tahu posisi mereka bertugas ada di mana," kata dia.
Tahun ini, jelasnya, selain mengirim Gerrad sebagai anggota paskibraka, SMA N 1 Sleman mengirimkan 19 anggota paskibra ke upacara 17 Agustus tingkat Kabupaten; dua siswa ke paskibra jenjang provinsi DIY.
"Semoga lancar, tetap semangat. Besok setelah tugas selesai, tetaplah jadi Gerrad yang rendah hati, bisa berbagi ilmu ke adik-adiknya. Karena itu suatu yang mahal," ucapnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
Dua Pelajar Asal Kepulauan Riau Bergabung di Paskibraka Istana Negara
-
Pengukuhan Paskibraka Purwakarta, Kapolres Purwakarta Berikan Semangat
-
57 Siswa Terpilih Menjadi Anggota Paskibraka Tingkat Kabupaten Purwakarta
-
Viral Anggota Paskibra dengan Sepatu Rusak Tetap Fokus Baris-berbaris, Publik Dibuat Terharu: Ya Allah
Terpopuler
- Bukan Jay Idzes, Pemain Keturunan Indonesia Resmi Gabung ke AC Milan Dikontrak 1 Tahun
- Roy Suryo Desak Kejari Jaksel Tangkap Silfester Matutina: Kalau Sudah Inkrah, Harus Dieksekusi!
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
Daftar 5 Sepatu Lokal untuk Lari Harian, Nyaman dan Ringan Membentur Aspal
-
Aremania Wajib Catat! Manajemen Arema FC Tetapkan Harga Tiket Laga Kandang
-
Kevin Diks Menggila di Borussia-Park, Cetak Gol Bantu Gladbach Hajar Valencia 2-0
-
Calvin Verdonk Tergusur dari Posisi Wingback saat NEC Hajar Blackburn
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
Terkini
-
APBD Siap Mengalir: Sekolah Rakyat Sleman Gunakan Tanah Kas Desa, Ini Detailnya
-
Bupati Utamakan Kesehatan Warga, Sebagian APBD Perubahan Bantul Dialokasikan untuk Biaya BPJS
-
Soal Pemblokiran Rekening Pasif oleh PPATK, BRI Angkat Bicara
-
24 Ribu Jiwa di Gunungkidul Krisis Air Bersih: Data Belum Lengkap, Ancaman Membesar
-
Amnesti Prabowo di Jogja: Langkah Strategis atau Pembebasan Kontroversial Mirip Kasus Hasto?