SuaraJogja.id - Menteri Pemudan dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali tidak sependapat dengan rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) atas hasil investigasi yang telah mereka lakukan terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam Tragedi Kanjuruhan.
Dalam temuannya, setidaknya TGIPF telah merekomendasikan 9 poin pokok kepada PSSI. Dari rekomendasi tersebut, terdapat beberapa poin yang dinilai memberatkan pihak federasi.
Seperti yang tertulis dalam poin ke-6, bahwa TGIPF merekomendasikan seluruh pengurus PSSI agar mengundurkan diri dari jabatannya dan segera melakukan KLB untuk menentukan kepengurusan yang baru.
Selain itu, dalam TGIPF juga menjelaskan jika pihak pemerintah tidak akan memberikan izin pertandingan jika PSSI belum melakukan KLB.
Menanggapi hal semacam itu, banyak yang menilai jika pemerintah memberikan intervensi kepada induk sepak bola Indonesia, dengan demikian ada kemungkinan Indonesia akan kembali dibanned oleh FIFA karena adanya campur tangan pemerintah.
Menyikapi rekomendasi itu, Menteri Pemuda Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali menyebut bahwa urusan sepak bola merupakan urusan PSSI yang di atasnya ada FIFA. Ia menyebut jika pemerintah tidak bisa melakukan intervensi langsung.
"Urusan sepak bola urusan PSSI, itu di atasnya ada FIFA. Nanti, presiden ketemu dengan presiden FIFA, pemerintah tidak ada intervensi, langsung. Kita disanksi jika pemerintah masuk federasi. Ada federasinasional dan internasional yang mengurus itu," ungkap Menpora, Zainuddin Amali.
Pernyataan Zainuddin Amali dinilai bertolak belakang dengan apa yang telah direkomendasikan oleh Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF). Banyak netizen yang menyoroti pernyataan dari Menpora itu.
"Lho lho kok beda suara," ungkap salah seorang netizen.
"Udh biasa min pejabat kite beda suara dalam semua hal.." ujar netizen yang lain.
"La emang TGIPF dah offiside....cuman gak mau mengakui....maksa orang lain mengakui...tapi mereka sendiri tidak mau memgakui......ni ujung2nya politik. Karena kursi ketum pssi sangat seksi u meningkatkan elektabilitas menjelang 2024," ucap netizen lainnya.
"Intinya ttap kawal dan usut tuntas, jika dibiarkan sja dan tak ada kejelasan mka sepakbola di negara ini hnya akan gini2 aja," tegas netizen satunya.
Kontributor : Moh. Afaf El Kurnia
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Pasca Kebakaran Pasar Seni Gabusan: DKUKMPP Bantul Gercep Ambil Tindakan, Apa Saja?
-
Harga Minyak Goreng Naik di Yogyakarta: Pemerintah Ambil Tindakan
-
Miris, Mahasiswa Jadi Penyebab? Dinsos DIY Beberkan Fakta di Balik Kasus Pembuangan Bayi di Sleman
-
UMKM Yogyakarta, Jangan Sampai Salah Data! Pemerintah Lakukan Pembaruan Besar-besaran
-
Guru dan Siswa SMPN 2 Mlati Pulih Usai Keracunan MBG, Program Dihentikan Sementara