Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 01 April 2024 | 10:59 WIB
Kolase foto Harvey Moeis dan destinasi wisata di Sleman. (Kolase Instagram)

SuaraJogja.id - Peredaran uang yang akan terjadi di Sleman saat libur lebaran dan mudik 2024 dianggap akan menyentuh angka triliunan rupiah. Namun jumlah triliunan itu memang belum ada apa-apanya dibanding hasil korupsi suami aktris Sandra Dewi, Harvey Moeis.

Ya, nama Harvey Moeis sedang menjadi sorotan karena keterlibatannya dalam kasus korupsi penambangan yang ia lakukan sejak 2015-2022.

Nilai korupsinya pun tak tanggung-tanggung yakni Rp271 triliun. Tentu jumlah itu tak sedikit, bahkan jika saja Harvey mau berbaik hati dan tak tergiur meraup keuntungan pribadi, jumlah tersebut bisa membantu subsidi masyarakat Indonesia yang tengah merasakan naiknya sejumlah bahan pokok selama Ramadan.

Membahas peredaran uang di Bumi Sembada menjelang mudik 2024 dengan korupsi yang dilakukan Harvey Moeis cukup menarik.

Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, memprediksi peredaran uang di wilayahnya selama momen libur lebaran bisa tembus hingga triliunan rupiah. Hal ini melihat dari jumlah pemudik atau wisatawan yang juga akan mengalami lonjakan pada 2024 ini.

"Prediksi peredaran uang selama libur hari raya Idul Fitri 1445 Hijriyah antara Rp600 miliar hingga Rp2,8 triliun," kata Danang dikutip Senin (1/4/2024).

Disampaikan Danang, libur Idul Fitri tahun ini sendiri kurang lebih akan berlangsung selama 10 hari. Waktu yang cukup lama itu membuat jumlah pergerakan masyarakat ke Sleman pun diprediksi akan tinggi.

Diperkiraan pemudik yang akan datang ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebesar 6,6 persen atau 11,7 juta. Sementara itu 4 juta di antaranya diperkirakan akan masuk ke Bumi Sembada.

"Ini berdasarkan data libur Nataru kemarin, berarti ini akan mengalami peningkatan yang nanti akan terjadi selama Ramadan," imbuhnya.

Tidak hanya akan menghabiskan waktu di kampung halaman saja. Namun, kata Danang, masyarakat pun akan menyempatkan diri untuk berwisata ke sejumlah destinasi yang ada.

Pihaknya memprediksi Length of Stay atau lama tinggal wisatawan pada periode tersebut antara 2 hingga 2,5 hari. Dengan rerata okupansi hotel pada periode tersebut berada diantara 75-100 persen.

"Prediksi rerata belanja wisatawan baik untuk akomodasi, makan minum, tiket masuk obyek wisata dan belanja oleh-oleh pada periode Libur Hari Raya Idul Fitri antara Rp1 juta – 2,5 juta," ungkapnya.

Sejumlah destinasi wisata masih menjadi andalan di Kabupaten Sleman. Mulai dari kegiatan di lereng Gunung Merapi hingga wisata candi.

Pihaknya memprediksi retribusi pariwista di destinasi yang dikelola Pemda yakni Kaliurang dan Kaliadem pada periode libur Hari Raya bisa mencapai antara Rp90 juta – Rp281,24 juta.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid menambahkan target wisatawan pada momen libur Lebaran ini sebesar 300-450 ribu wisatawan. Pihaknya cukup optimis angka tersebut akan tercapai.

"Untuk Lebaran tahun ini kita targetkan 300-450 ribu wisatawan. Harapannya itu tercapai. Prambanan sendiri menargetkan 116 ribu wisatawan. Bahu membahu bersama Candi Prambanan, target sleman 300-450 ribu [wisatawan]," ujar Ishadi.

Bisa disimpulkan, Sleman yang bergantung dengan destinasi wisata saja baru bisa mendapatkan hasil triliunan rupiah di momen lebaran. Sementara Harvey Moeis dan beberapa tersangka lain, memang tak butuh wisata untuk menghasilkan triliunan rupiah, cukup dengan menambang dan memanipulasi izin serta peredaran uang, ratusan triliunan adalah hal mudah.

Memang jangka waktunya berkisar delapan tahun untuk mencapai Rp271 triliun. Namun jika dihitung berdasarkan skema peredaran uang di momen lebaran seperti Sleman, setidaknya Harvey bisa menghasilkan Rp33,8 triliun dalam setahun.

Sementara Pemkab Sleman, baru bisa mengantongi Rp271 triliun setelah melaksanakan 96 tahun momen lebaran jika setiap momen lebaran tidak menemui kendala yang membuat peredaran uang tak mencapai Rp2,8 triliun.

Load More