SuaraJogja.id - Belum lama ini Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap bakal ada lembaga baru yang bermunculan di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Hingga saat ini saja setidaknya sudah ada 8 lembaga baru yang bermunculan, di antaranya Badan Gizi Nasional (BGN), BPI Danantara, Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Badan Penyelenggara Haji (BPH), hingga Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
Menyoroti hal itu, Pakar Kebijakan Publik UGM, Agustinus Subarsono, menilai bahwa ada sisi positif dalam pembentukan badan atau lembaga baru itu.
Salah satunya terjadinya spesialisasi fungsi sebab lembaga baru tersebut akan memiliki fungsi yang lebih spesifik ketimbang lembaga sebelumnya yang lebih multifungsi. Sehingga masalah yang muncul berpotensi segera cepat terselesaikan.
Baca Juga: Ekonom UGM Soroti Isu Sri Mulyani Mundur, IHSG Bakal Memerah dan Sentimen Pasar Negatif
"Lembaga baru tersebut kemungkinan besar dapat mendorong inovasi karena punya gagasan baru, didukung oleh sumber daya manusia baru yang lebih segar dan bisa menggunakan teknologi informasi kekinian," kata Subarsono dalam keterangannya, dikutip Minggu (29/6/2025).
Kendati demikian, Subarsono menyebut, lembaga baru yang bermunculan tersebut berpotensi pula mengalami tumpang tindih fungsi dengan lembaga lain.
Apabila tidak didesain secara serius dan kajian yang layak.
"Dalam kondisi ekonomi saat ini, melahirkan badan atau lembaga baru di luar kementerian yang sudah ada pantas dipikirkan serius. Lembaga baru tersebut bisa malah melahirkan inefisiensi, yang selama ini diamanatkan oleh Presiden Prabowo," tegasnya.
Belum lagi membicarakan kemungkinan pembengkakan anggaran negara dari sejumlah lembaga baru itu.
Baca Juga: Sufmi Dasco Tepis Isu Reshuffle Usai Sri Mulyani Temui Presiden Prabowo
Melihat dari gaji pegawai dan penyediaan infrastruktur fisik hingga teknologi yang dibutuhkan.
"Lahirnya lembaga baru akan terjadi fragmentasi anggaran. Alokasi anggaran untuk masing-masing kementerian atau sektor bisa berkurang dengan adanya lembaga baru tersebut. Dari pendekatan ekonomi barangkali perlu analisis cost-benefit-nya sebelum lembaga baru tersebut diluncurkan," terangnya.
Subarsono mencontohkan, struktur kelembagaan baru seperti Badan Penerimaan Negara (BPN) dirancang agar tidak menimbulkan beban birokrasi baru tetapi mempercepat reformasi fiskal.
Namun sebagai lembaga negara yang otonom, maka BPN akan bertanggung kepada presiden dan ini berarti menambah tugas presiden.
"Sebagai Badan Otorita akan bisa bergerak lebih leluasa dan mampu meningkatkan penerimaan negara ke depan," ujar dia.
Subarsono berharap bahwa pembentukan kelembagaan baru sebaiknya dilakukan secara cermat, pertimbangan matang dan dukungan kajian akademis. Tidak kemudian malah dilakukan dengan tergesa-gesa.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Lawas Seharga Honda BeAT 2025: Cocok Untuk Pemula, Mesin Tak Gampang Rewel
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Eropa Rp 100 Jutaan, Desain Elegan dan Menawan
- Roy Suryo Datangi Lokasi Pasar Pramuka, Ditemukan Banyak Pemberitahuan soal Ijazah
- Kontras Persiapan Timnas Indonesia dan Malaysia Jelang Piala AFF U-23, Merah Putih Tanpa Uji Coba
- 8 Smartphone Kamera AI Terbaik Harga di Bawah Rp2 Juta (Update Juni 2025)
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Daftar Susunan Pemain Timnas Putri Indonesia vs Kirgistan
-
Striker AS-Jakarta Jadi Tumpuan? Ini Prediksi Starting XI Timnas Putri Indonesia
-
Timnas Indonesia Awas Kebingungan! Malaysia Punya 5 Pemain Bernama Danish di Piala AFF U-23 2025
-
Kemenkeu Ungkap Prabowo Tebas 145 Peraturan Sektor Pertanian, Dampaknya Bikin Ngeri!
-
Penjual E-commerce Kena Pajak, Kemenkeu Minta Para Pelapak Tenang
Terkini
-
Jogja Gandeng Gendong UMKM, Jurus Jitu Pemkot Wujudkan Kesejahteraan Berbasis Pancasila
-
Aksi Kecil untuk Lingkungan, Ini Cara Onthelis Jogja Peduli Sampah di Tengah Momen Liburan
-
8 Lembaga Baru Era Prabowo Muncul, Pakar UGM: Inovasi atau Tumpang Tindih?
-
BRI Dukung UMKM BRILiaN ToRi Coffee Ekspor Kopi Toraja dan Kenalkan Budaya Indonesia
-
Dari Asongan ke Kampus Impian: Kisah Inspiratif Putri Raih Beasiswa Penuh di UGM