Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana
Rabu, 24 April 2019 | 10:26 WIB
Rumah duka almarhum Lilik, Ketua KPPS di Sleman yang meninggal dunia. (Harianjogja.com)

SuaraJogja.id - Pemilu 2019 kembali makan korban jiwa. Kali ini, petaka dalam keriuhan pesta demokrasi itu terjadi di Yogyakarta.

Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 25, Sagan, Catur tunggal, Sleman, Lilik Suswanto meninggal dunia setelah kelelahan mengurus pemungutan suara. 

Menurut istri Llik, Sih Surgiati, Lilik meninggal secara tiba-tiba setelah menjalani perawatan selama dua hari di rumah sakit.

“Bapak itu enggak punya riwayat sakit yang macam-macam tapi tiba-tiba meninggal. 'Kata dokter penyumbatan otak sama vertigo.' Minggu itu kan masuk rumah sakit selama dua hari, terus pagi tadi meninggal,” katanya ketika ditemui Harianjogja.com--jaringan Suara.com, kemarin.

Baca Juga: Kejuaraan Asia : Rinov / Pitha Tak Gentar Hadapi Juara All England

Menurut Sugiarti suaminya akhir-akhir ini sering mengeluh kelelahan lantaran terlalu sibuk mengurusi penyelenggaran pemilu pada Rabu (17/4/2019). Pada saat hari H Pemilu sendiri, Lilik berangkat dari rumah pagi hari dan balik lagi ke rumah pada Kamis pukul 03.00 WIB (18/4/2019).

“Malamnya sebelum hari H itu kan bapak enggak istirahat sama sekali, soalnya bapak itu kalau dapat tugas selalu dijaga amanatnya, dia itu merasa sangat bertanggung jawab sama tugas yang diberikan. Terus dia juga sangat kepikiran sama isu-isu yang katanya ada pemilu ulang, merasa tertekan gitu,” lanjut Sugiarti.

Sedangkan menurut Moch Shodiq selaku yang mendapingi Lilik di TPS 25 mengatakan hal yang sama bahwa akhir ini Lilik memang sering mengeluh kelelahan dan pada saat merasa lelah Lilik selalu mengonsumsi obat puyer.

“Memang waktu perhitungan suara itu Lilik sering mengeluh kecapekan terus dia juga sering minum obat puyer ya kalau pas kecapekan gitu. Hari Minggunya dia masuk rumah sakit terus meninggal itu, sedih saya, rencana dimakamkan hari ini,” kata Shodiq.

Jenazah Lilik Suswanto telah dimakamkan oleh keluarga di Makam Mbendo, Sagan, Catur Tunggal, kemarin. Shodiq maupun Sugiarti berharap hal ini menjadi pelajaran KPU agar di Pemilu selanjutnya tidak terlalu membebankan tugas berat kepada KPPS maupun petugas yang lainnya.

Baca Juga: Tempat Hitung Real Count di DPP Sepi, Gerindra: Kalau Bocor, Musuh Nyerang

“Semoga ini bisa jadi pelajaran ya buat KPU untuk Pemilu selanjutnya jangan sampai memakan korban seperti ini, soalnya Pemilu kemarin itu kan menguras tenaga yang sangat banyak, kasian petugasnya,” kata Sugiarti.

Load More