SuaraJogja.id - Kepala Desa Tridadi Kabul Mudji Basuki mengeluhkan buruknya kinerja KPU Sleman dalam Pemilu 2019. Ia menilai KPU Sleman lamban dalam bekerja.
Menurut Kabul, secara umum proses pemungutan suara di wilayahnya berjalan lancar. Namun, ada beberapa anggota KPPS yang belum memahami proses pelaporan hasil penghitungan suara. Akibatnya, terjadi kesalahan input data.
"Ada beberapa KPPS yang belum paham dalam membuat laporan hasil penghitungan. Hasil rekapan. Sehingga di kecamatan diadakan penghitungan ulang," kata Kabul kepada Suara.com, Jumat (26/4/2019).
Beberapa kesalahan yang dimaksud di antaranya, ada perbedaan data yang diinput dengan data yang tertera pada lembar C1. Kesalahan input data terjadi pada proses perekapan, misalnya suara partai dan suara calon anggota legislatif (caleg).
"Terus surat suara yang diterima, surat suara yang digunakan, surat suara yang gugur, surat suara yang rusak. Itu masuknya di dalam kolom laporan itu banyak yang keliru," ujar dia.
Kabul menduga hal ini terjadi karena minimnya sosialisasi yang dilakukan oleh KPU Sleman. Di tahun-tahun sebelumnya, para anggota KPPS dikumpulkan terlebih dahulu untuk menjalani pengarahan atau santiaji. Namun, proses itu tidak dilakukan pada Pemilu tahun ini di wilayahnya.
Tak heran, banyak petugas KPPS kebingungan saat melakukan proses pelaporan. Selain itu, petugas juga tidak mendapatkan pengarahan yang jelas mengenai pemilih yang menggunakan kartu A5. Banyak pula pemilih yang datang ke TPS hanya berbekal KTP.
Menurut Kabul, santiaji penting sekali dilakukan. Pasalnya, sistem yang digunakan pada pemilu tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pemilu serentak tahun ini dinilai lebih rumit.
Kinerja lamban juga ditunjukkan KPU Sleman dalam masalah pembayaran honor KPPS. Meski mereka telah menyelesaikan kewajiban pada 17 April, honor baru dapat diberikan Selasa (23/04/2019) sore. Sebelumnya, beberapa anggota KPPS di Sleman telah mengeluhkan hal ini melalui media massa.
Baca Juga: KPU Pusat Salat Gaib untuk Ratusan KPPS yang Meninggal
Keterlambatan pemberian honor ini cukup merepotkan petugas PPS Kelurahan. Sesaat setelah honor para anggota KPPS sampai ke Kantor Desa, Kabul langsung meminta honor dibagikan malam itu juga.
"Selasa sore datang, malamnya saya bagi. Bahkan karena undangannya enggak sampai atau gimana, tak suruh jemput bola. Turun ke dusun, karena kami enggak mau jadi tanggungan uang," ujar dia.
Kontributor : Sri Handayani
Tag
Berita Terkait
-
KPU Pusat Salat Gaib untuk Ratusan KPPS yang Meninggal
-
Mahfud MD: Prabowo dan Jokowi Diuntungkan Dengan Kesalahan Real Count KPU
-
Ratusan Petugas KPPS Meninggal, Pemilu 2019 Terindikasi Maladministrasi?
-
Doa dari Masjid Agung Jawa Tengah untuk Para Pahlawan Demokrasi
-
Dilema Petugas KPPS: Kerja Tak Kenal Waktu, Honor Kecil Bayar Telat
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Stop Buang Sedotan Sembarangan, Bupati Bantul Geram, Ini Alasannya
-
Kuda Hitam Baru, PSIM Yogyakarta Catat Rekor Tandang Gemilang
-
Rahasia Kemenangan PSIM Jogja Dibongkar, Pelatih Ungkap Taktik Jitu Taklukkan Bali United
-
Buruan Klaim! Ini 3 Link Aktif Saldo DANA Gratis Hari Ini
-
Terungkap di ICS 2025: Bagaimana Otomotif Jadi Media Nasionalisme & Identitas Bangsa