SuaraJogja.id - Di saat bangsa lain terus fokus membangun, bangsa Indonesia justru disebut masih terjebak dalam ketegangan hanya karena preferensi politik yang berbeda. Hal ini yang mendorong para akademisi dan dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) menyerukan pesan persatuan dan perdamaian kepada seluruh elit dan rakyat untuk meredam suasana usai kerusuhan di Jakarta.
"Menyikapi kondisi tersebut, kami para dosen di UGM merasa prihatin atas eskalasi kekerasan yang terjadi," kata Rektor UGM, Panut Mulyono dalam konferensi pers di UGM, Jumat (24/05/2019).
Panut mengingatkan kepada semua pihak, baik para elit dan seluruh elemen masyarakat untuk membangun integritas dan tidak menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan.
"Marilah kembali ke nilai-nilai kejujuran, integritas dan tidak menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Marilah bersama-sama menanggalkan sebutan yang kurang patut kepada pihak yang memiliki aspirasi dan preferensi politik yang berbeda," kata Panut.
Panut menjamin kenetralan UGM, meskipun salah satu dari kontestan di Pilpres 2019 adalah alumni UGM.
"Perlu kami tegaskan bahwa kami UGM itu netral. UGM tidak berada di belakang salah satu kontenstan dalam pemilu ini. Yang dipikirkan oleh UGM semata-mata adalah NKRI, Pancasila, kepentingan nusa dan bangsa," ujarnya lagi.
Selain itu Panut menekankan, demi terciptanya rekonsiliasi. Ia mengimbau agar semua pihak kembali memperkuat silaturrahmi serta menanggal kepentingan pribadi dan golongan.
"Hal ini dimungkinkan jika semua elemen bangsa memprioritaskan keamanan, persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan. Marilah kita tingkatkan silaturrahmi diantara kita membukakan pintu maaf dan kembali bersatu bahu membahu membangun ibu pertiwi," imbuh dia.
Kontributor : Rahmad Ali
Baca Juga: CFDS Fisipol UGM: Jokowi Tokoh Terpopuler Pemilu 2019, Prabowo Urutan 14
Berita Terkait
-
Jumhur Hidayat Ancam Keluar Studio Rosi, TKN Berikan Jawaban Telak
-
Cegah Kerusuhan 22 Mei Susulan, Brimob Masih Jaga Bawaslu dan KPU
-
Tuding Dirut Dompet Dhuafa Pro Prabowo, Gus Nadir: Saya Zakat ke NU Saja
-
Dompet Dhuafa Mengaku Diserang Aparat Saat Aksi 22 Mei, Ini Kronologinya
-
Dompet Dhuafa Benarkan Stafnya Dipukuli Oknum Polisi Saat Aksi 22 Mei
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Warga Jogja Wajib Tahu! Ini Daftar Wilayah Rawan Banjir dan Longsor saat Musim Hujan
-
Krisis Lahan Kuburan, Yogyakarta Darurat Makam Tumpang: 1 Liang Lahat untuk Banyak Jenazah?
-
Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
-
Peringatan Keras BMKG: Jangan Dekati Pantai Selatan Jogja, Ombak Ganas 4 Meter Mengintai!
-
Waspada Bencana Hidrometeorologi! Cuaca Ekstrem Intai Yogyakarta Hingga November