SuaraJogja.id - Hingga saat ini, Pemerintah Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendata tanaman padi yang mengalami puso atau gagal panen akibat musim kemarau tahun ini, seluas 93 hektare.
Catatan tersebut disampaikan Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul. Lebih lanjut, Kasi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman, Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Umi Fauziah mengatakan ada laporan dari beberapa kecamatan terkait ancaman kekeringan pada lahan pertanian, bahkan diantaranya sudah mengalami puso.
"Total lahan pertanian yang puso seluas 93 hektare, di Pajangan ada lima hektare, Imogiri dua hektare, kemudian Dlingo seluas 85 hektare dan Kasihan satu hektare, kebanyakan yang kekeringan ini komoditas padi," katanya seperti dilansir Antara di Bantul, Jumat (5/7/2019).
Menurutnya, sawah yang mengalami puso karena kekeringan letaknya di daerah dataran tinggi dan tidak memiliki saluran irigasi teknis. Sehingga, praktis hanya mengandalkan air hujan.
Baca Juga: Jakarta Terancam Kekeringan Ekstrem sampai September 2019
"Seperti di Dlingo itu sebenarnya (sawah) sudah bisa dipanen karena umur padinya antara 80 sampai 85 hari, dan untuk musim tanam berikutnya mereka tidak dianjurkan untuk menanam padi, karena kebanyakan yang kekeringan ini komoditas padi," katanya.
Dia mengatakan di wilayah Kecamatan Sedayu sebenarnya ada ancaman kekeringan lahan pertanian, namun oleh petani masih bisa diantisipasi dengan mengambil air irigasi dari aliran Sungai Progo, meski mengeluarkan biaya operasional tinggi.
"Di Kecamatan Sedayu itu khususnya di daerah Cawan itu ada satu hamparan yang sudah tanam padi, namun umur tanam baru satu bulan terjadi kekwringan, tetapi dari kelompok tani mengambil langkah dengan cara mengambil air di Sungai Progo," katanya.
"Jarak antara sungai sama persawahan itu sebetulnya terlalu tinggi, jadi (untuk mengambil air) memerlukan bahan bakar yang banyak, namun petani sendiri untuk korbankan pertanian tidak mau karena umurnya sudah satu bulan," katanya.
Sementara itu, Kasi Pemasaran dan Pengolahan Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Aribowo mengatakan sawah yang puso itu luasannya masih relatif kecil dibandingkan luasan tanam padi pada musim tanam periode Juni-Juli yang seluas 10.400 hektare.
Baca Juga: Kekeringan Ekstrem, 1.040 Hektare Padi di Ciamis Terancam Gagal Panen
"Kalau untuk tanaman lain (yang kekeringan) tidak ada, karena kalau untuk palawija seperti sayuran dan kedelai masih tahan. Memang sudah ada petani yang tanam palawija, tapi tidak bermasalah, beda dengan padi yang butuh banyak air," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Tak Lagi Khawatir Kekeringan Air, Pertamina Bangun Sanitasi Air Bersih di 131 Daerah
-
Krisis Air dan Dampaknya: Ketika Pendidikan Anak Tergadai oleh Kekeringan
-
Berkat Sumur Wakaf Dompet Dhuafa dan Kybar Tani Mandiri, Kini Warga Gunung Kidul dan Bantul Tak Risau Hadapi Kemarau
-
Krisis Air Serbia Makin Parah: Bagaimana Nasib Ribuan Ternak?
-
Parah! 7 Provinsi di Indonesia Kekeringan Ekstrem, 2 Bulan Tak Diguyur Hujan
Terpopuler
- Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
- Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
- Dibanderol Setara Yamaha NMAX Turbo, Motor Adventure Suzuki Ini Siap Temani Petualangan
- Daftar Lengkap HP Xiaomi yang Memenuhi Syarat Dapat HyperOS 3 Android 16
- Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
Pilihan
-
Link Live Streaming AC Milan vs Inter Milan: Duel Panas Derby Della Madonnina
-
FULL TIME! Yuran Fernandes Pahlawan, PSM Makassar Kalahkan CAHN FC
-
Libur Lebaran, Polresta Solo Siagakan Pengamanan di Solo Safari
-
Dipermak Nottingham Forest, Statistik Ruben Amorim Bersama MU Memprihatinkan
-
Partai Hidup Mati Timnas Indonesia vs China: Kalah, Branko Ivankovic Dipecat!
Terkini
-
Arus Lalin di Simpang Stadion Kridosono Tak Macet, APILL Portable Belum Difungsikan Optimal
-
Kunjungan Wisatawan saat Libur Lebaran di Gunungkidul Menurun, Dispar Ungkap Sebabnya
-
H+2 Lebaran, Pergerakan Manusia ke Yogyakarta Masih Tinggi
-
Exit Tol Tamanmartani Tidak Lagi untuk Arus Balik, Pengaturan Dikembalikan Seperti Mudik
-
Putra Prabowo Berkunjung ke Kediaman Megawati, Waketum PAN: Meneduhkan Dinamika Politik