SuaraJogja.id - Rektor UIN Sunan Kalijaga (Suka) Yudian Wahyudi menantang Menristekdikti M Nasir, lantaran dianggap menghina para profesor yang usianya sudah tidak muda lagi saat pengukuhan guru Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto di Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada 24 Juli 2019 lalu.
Dalam kesempatan itu, Menristek M Nasir mengungkapkan profesor tua kecil manfaatnya bagi negara.
"Saya sedang mengritik menristek dikti yang mengatakan, kalau profesor tua itu manfaatnya untuk negara kurang. Ini sangat berbahaya. Statemen ini sangat berbahaya," papar Yudian di UIN Sunan Kalijaga, Senin (5/8/2019).
Menurut Yudian, statemen Nasir menandakan ketidakmengertian bahwa ilmu itu semakin tua semakin tinggi. Pernyataan Nasir tersebut juga justru menunjukkan menristek tidak beretika.
Sebagai profesor yang sudah senior dan menjadi doktor selama 32 tahun, Yudian menantang Menristek menunjukkan jurnal-jurnal yang memiliki kemanfaatan besar bagi negara.
Apabila jurnal milik Nasir lebih hebat dan pengaruhnya lebih besar dari jurnal yang dibuat Yudian, maka Yudian bersedia turun dari jabatannya sebagai rektor. Sebagai profesor, Yudian pernah menulis 53 buku yang berasal dari Arab, Inggris dan Prancis.
"Saya sudah sampai Harvard, sudah nulis 53 buku dari Arab, Inggris, Perancis, ke Bahasa Indonesia dan terbit di Oxford, saya membandingkan 3 negara dalam disertasi saya. Saya menjadi profesor di Amerika. Disini M Nasir sebagai pribadi tidak mengerti. Maka saya tantang betul jurnal dalam bidang masing-masing. Kalau jurnalnya lebih hebat dari saya, dan pengaruhnya lebih hebat dari saya, saya turun dari Rektor," katanya.
Yudian menambahkan, penyiapan dosen-dosen muda untuk jadi doktor dan guru besar sebenarnya tidak masalah. Namun pemerintah tidak perlu tergesa-gesa.
"Oke doktor (usia) 32 tahun itu bagus, planning bagus, tapi jangan menyebut kata yang terakhir, kalau tua kurang manfaat untuk negara," katanya.
Baca Juga: Menristek Ingin Rekrut Rektor Asing, Politikus Demokrat Beri Sindiran
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! Akhir Pahit Mees Hilgers di FC Twente
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- Uya Kuya Klarifikasi Video Joget 'Dikira Rp3 Juta per Hari itu Gede'
- 15 Titik Demo di Makassar Hari Ini: Tuntut Ganti Presiden, Korupsi CSR BI, Hingga Lingkungan
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 24 Agustus: Raih Skin SG2 dan Diamond di Akhir Pekan
Pilihan
-
Download Video TikTok Favoritmu Tanpa Logo dengan Snaptik Gratis!
-
Terbitkan 20,9 Juta Saham Baru, PANI Gelar Private Placement Rp300 Miliar
-
3 Rekomendasi HP Gaming Murah Baterai Awet Berhari-hari, Harga Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
4 HP Murah RAM 12 GB Paling Worth It di Bawah Rp3 Juta, Harga Terjangkau Performa Handal
-
Here We Go! FC Utrecht Lepas Miliano Jonathans ke Timnas Indonesia
Terkini
-
Seni Bertemu Data: Pameran 'Life Behind Data' Ungkap Fakta Mengejutkan tentang Indonesia di Jogja
-
Ratusan Siswa SMPN 3 Berbah Keracunan Massal Usai Santap Makanan Bergizi Gratis
-
Jogja Bangun Website Terpadu: RT/RW Terlibat, Data Makro & Mikro Jadi Satu
-
Trans Jogja Terancam! Subsidi Dipangkas, Layanan Bisa Berkurang?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN merupakan Mahasiswa UGM, Kampus Nonaktifkan Status Dwi Hartono