SuaraJogja.id - Rencana kepindahan ibukota dari Jakarta ke sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara di Kalimantan Timur menjadi berita paling santer dibicarakan.
Pengumuman Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memusatkan aktivitas pemerintahan nasional di kota yang baru itu sontak membuat kaget banyak pihak.
Padahal tidak hanya sekali ini saja ibukota berpindah. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pernah menjadi ibukota pada 4 Januari 1946 lalu. Saat Jakarta diduduki oleh Netherlands Indies Civil Administration (NICA) sehingga membuat ibukota negara harus dipindahkan ke Yogyakarta pada 1 Januari 1946.
"Jogja punya sejarah yang luar biasa, ini yang coba selalu kita ingatkan pada generasi sekarang kalau pemerintah melakukan pemindahan secara diam-diam pada tengah malam dengan menggunakan kereta api dari Jakarta ke Jogja pada 4 Januari 1946 lalu," ungkap Ketua Komunitas Pegiat Sejarah Jogja 1945, Eko Isdianto disela Ekspose Sejarah Serangan Oemoem (SO) 1 Maret dalam rangkaian atraksi Selasa Wage di kawasan semi pedestrian Malioboro, Selasa (27/8/2019).
Baca Juga: Video Lawas Ahok Tolak Ibu Kota Dipindah Viral Lagi, Ini Isinya
Pengorbanan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat untuk menjadikan Yogyakarta sebagai ibukota negara pada waktu itu juga luar biasa. Sri Sultan HB IX pada waktu itu menanggung biaya operasional para pejabat RI selama berada di Yogyakarta karena kas negara RI dalam kondisi sangat buruk.
Keraton bahkan mengeluarkan biaya sekitar 6 juta gulden agar pemerintahan RI bisa menjalankan roda pemerintahannya.
Belum lagi peristiwa SO 1 Maret 1949. Perpindahan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta diikuti oleh serangan dari Belanda Sekutu untuk menguasai Belanda. Peristiwa yang dikenal dengan Agresi Militer II Belanda kemudian direspon militer Indonesia dengan menunjukkan perlawanan di bawah komando Jenderal Soedirman. Melalui SO 1 Maret 1949, rakyat Indonesia ingin kembali menguasai ibu kora dan menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia masih eksis.
"Sejarah Jogja ini tercantum dalam literasi yang perlu dikampanyekan terus menerus lewat berbagai cara, salah satunya ekspose di momen Selasa Wage ini," jelasnya.
Karenanya selain mengekspose sejarah, komunitas itu mengusulkan 1 Maret sebagai bagian Hari Besar Nasional. Draf usulan yang dibuat sejak 2018 lalu sudah mereka sampaikan ke Gubernur DIY dan Kemenhan. Kementerian itu pun merekomendasikan komunitas itu untuk mempromosikan usulan ke seluruh Indonesia.
Baca Juga: Ini Cara Menteri ATR Cegah Spekulan Tanah di Lokasi Ibu Kota Baru
Hingga saat ini komunutas sudah melakukan eksplorasi di DIY. Diantaranya ke SMA-SMA di beberapa kabupaten/kota. Mereka bekerjasama dengan Dinas Pendidikan pada tahun 2018 untuk mengampanyekan usulan ke 20 SMA di DIY.
"Kami juga melakukan sosialisasi sekolah lain agar generasi muda memahami sejarah Yogyakarta. Kami ajak Akmil dan Lanud Adisucipto untuk ikut serta dalam sosialisasi. Para pelajar pun diberi kesempatan untuk menampilkan teatrikal terkait peristiwa SO 1 Maret," katanya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Ingin Rampungkan IKN Dalam 4 Tahun, Prabowo Siap Teken Keppres Pemindahan Ibu Kota
-
Ingin Pastikan IKN Siap Sebelum Teken Keppres Pemindahan Ibu Kota, Jokowi: Pindahan Rumah Saja Ruwet
-
Kawal Putusan MK Terkait Revisi UU Pilkada Memadati Ragam Tuntutan Rakyat di Yogyakarta
-
Keputusan di Tangan Jokowi, Status Jakarta jadi Ibu Kota Negara Tinggal Menghitung Hari
-
Tak Kunjung Teken Keppres IKN, Jokowi: Sesuatu yang Belum Jangan Dipaksakan!
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
- Datang ke Acara Ultah Anak Atta Halilintar, Gelagat Baim Wong Disorot: Sama Cewek Pelukan, Sama Cowok Salaman
- Menilik Merek dan Harga Baju Kiano saat Pesta Ulang Tahun Azura, Outfit-nya Jadi Perbincangan Netizen
Pilihan
-
Harga Emas Antam Terbang Tinggi Jelang akhir Pekan, Tembus Rp1.520.000/Gram
-
Dinilai Hina Janda, Ridwan Kamil Kena Semprot Susi Pudjiastuti: Mau Omong Apa?
-
5 HP Samsung Rp 1 Jutaan dengan Kamera 50 MP, Murah Meriah Terbaik November 2024!
-
Profil Sutikno, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Usul Pajak Kantin Sekolah
-
Tax Amnesty Dianggap Kebijakan Blunder, Berpotensi Picu Moral Hazard?
Terkini
-
Banyak Aduan Tidak Ditindaklanjuti, Front Masyarakat Madani Laporkan Bawaslu Sleman ke Ombudsman DIY
-
Viral Video Truk Buang Sampah Ilegal di Hutan Gunungkidul, WALHI Desak Pemda DIY Bertindak
-
Timses Pede Heroe-Pena Menang Pilkada Yogyakarta, Target 40 Persen Suara Terkunci
-
Mary Jane Bisa Kumpul Keluarga, Buat Pesan Menyentuh sebelum Keluar dari Lapas Jogja
-
Menteri LH Marah soal Sampah, 5 Truk dari Jogja Tertangkap Basah Buang Limbah di Gunungkidul