Scroll untuk membaca artikel
Dany Garjito
Senin, 23 September 2019 | 11:23 WIB
Foto aksi aktivis era 80-90an yang dipajang di Rumah 610 di Gang Rode,Jalan Sultan Agung MG II/610, Yogyakarta. Rumah itu sejak era 1980-an, menjadi markas aktivis reformasi 1998. [Suara.com/Somad]

BACA JUGA: Razia Mbah Jenggot dan Matinya Gatutkaca, Lahirnya Reformasi 98

Dalam catatan tersebut, semenjak pagi hari sampai malam tiba, para demonstran terus melakukan pentas seni dan orasi-orasi yang muatannya menuntut Soeharto segera mengakhiri kekuasaannya.

Menjelang malam hari tiba, kerusuhan kerap terjadi. Aparat kepolisian dan tentara mencoba melakukan tindakan represif kepada mahasiswa, dengan tujuan agar mengakhiri serta membatasi gerak mereka.

Ketika Soeharto, di Jakarta, membacakan teks pengunduran dirinya, 21 Mei 1998, terdapat insiden berdarah di Yogyakarta. Seorang mahasiswa bernama Moses Gatotkaca, di dekat Toko Merah.

Baca Juga: Banding Diterima, Laga PSIM Yogyakarta Vs Madura FC Bisa Dihadiri Suporter

Moses Gatotkaca adalah mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Ia adalah aktivis mahasiswa yang juga kerap ke Gang Rode.

Untuk mengingat peristiwa itu, salah satu nama salah satu gang di sana diberi nama Gang Moses, sebagai bentuk pernghormatan kepada Moses.

Load More