SuaraJogja.id - Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu mengaku hatinya perih karena Sekaten diidentikkan dengan 'awul-awul'.
Putri Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas tersebut mencurahkan perasaannya lewat cuitan di Twitter @GKRHayu.
"'Ciri khas Sekaten itu awul-awul'. Rasane perih atiku," tulis GKR Hayu seperti dikutip dari cuitan di Twitter, Sabtu (5/10).
Sebagai informasi, 'awul-awul' secara general dapat diartikan pakaian import atau pakaian bekas yang dijual dengan harga murah. Pakaian-pakaian tersebut biasanya dijajakan dengan ditumpuk, sehingga untuk memilihnya, konsumen harus membongkar-bongkar atau dengan kata lain pakaiannya diawul-awul.
Beberapa tahun terakhir, 'awul-awul' memang mengisi beberapa lapak di Pasar Malam Perayaan Sekaten, selain wahana permainan dan lapak kuliner yang memang sudah lebih dulu hadir di sana.
Tetapi tentu mengidentikkan Sekaten dengan 'awul-awul' bukan hal yang tepat. Dan hal itu melukai hati GKR Hayu.
Cuitan GKR Hayu yang mengaku hatinya perih karena Sekaten diidentikkan dengan 'awul-awul' pun mendapat banyak tanggapan dari pengguna Twitter yang lain.
"Kembalikan Sekaten seperti puluhan tahun lalu. Kraton mesti kasih batasan-batasan konsep agar tidak menghilangkan nilai kearifan lokal," tulis akun @ocehanemel.
"Jajanannya juga kebanyakan pentol bakso, telur gulung, cilok, cumi bakar sama ceker setan. Malah kuliner otentik Jogja jarang banget Gusti," komentar @riranaila.
Baca Juga: Bukan Dihapus, Pasar Malam Sekaten Yogyakarta Digelar Dua Tahunan
Diberitakan sebelumnya, Kraton Yogyakarta menghapus pasar malam untuk mengembalikan makna Sekaten.
Dihapusnya agenda pasar malam yang biasanya digelar selama sebulan karena keinginan Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan HB X. Salah satunya untuk mengembalikan semangat Sekaten laiknya era awal Kerajaan Mataram Islam di Jawa.
"Memang ini dawuh Dalem (perintah Sultan) sebetulnya. Ngarso Dalem sempat dawuh(memerintah-red) kalau alun-alun kalau setiap tahun dipakai pasar malam maka tidak akan pernah bisa bagus, jadi coba dilakukan dua tahun sekali," ungkap KPH Notonegoro yang menjabat Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Kridhamardawa Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat di Yogyakarta, Kamis (3/10/2019).
Menurut KPH Notonegoro, Pasar Malam sebenarnya bukan bagian dari Sekaten yang digelar Kerajaan Mataram selama ratusan tahun. Sekaten digelar untuk mensyiarkan dan memperjuangkan agama Islam. Selain itu jadi wadah dakwah dan memupuk ukhuwah bagi pemeluk Islam yang dipusatkan di Masjid Gedhe Keraton.
Pasar malam dalam sejarahnya merupakan siasat pihak kolonial Belanda untuk mengadang syiar Islam dan menutup potensi pemberontakan dari masyarakat. Karenanya, keraton kali ini mengevaluasi penyelenggaraan pasar malam. Apalagi penyelenggaraan pasar malam menyebabkan kerusakan rumput dan terjadi penumpukan sampah di Alun-alun Utara setiap tahunnya.
Berita Terkait
-
Mobil Dinas Rp3 Miliar Ditolak, Wali Kota Jogja Pilih Belikan 600 Gerobak Sampah
-
Parkir Nuthuk di Jogja: Hama Wisata yang Tak Kunjung Disemprot
-
Mandiri Jogja Marathon 2025: Lari Sambil Menjelajahi Warisan Spiritual Yogyakarta
-
Mengajak Kemball Membaca Diri, Kawruh Jadi Payung untuk Tubuh Biennale Jogja 18
-
Menjajaki Kawruh: Seni, Desa, dan Kembali Membaca Diri dalam Biennale Jogja 18
Terpopuler
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Bocor! Timnas Indonesia Naturalisasi 3 Pemain Keturunan, Ada dari Luar Eropa
- Thijs Dallinga Keturunan Apa? Striker Bologna Mau Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Ronde 4
Pilihan
-
Demi Juara, Pemain Timnas Indonesia U-23 Diminta Pakai Cara 'Keras' Lawan Vietnam
-
Harga Emas Antam Makin Merosot, Hari Ini Jadi Rp 1.906.000 per Gram
-
Mengenal Faskho Sengox, 'Mbah Buyut' Sound Horeg yang Melegenda Jauh Sebelum Edi Sound Viral
-
Ingin Tahu Profesi Masa Depan Anak? Temukan Potensi Unik Mereka dengan Teori Multiple Intelligences!
-
Prediksi Timnas Indonesia U-23 vs Vietnam: Saatnya Juara di Rumah!
Terkini
-
Sawah Kulon Progo Tergerus Tol: Petani Terancam, Ketahanan Pangan Dipertaruhkan?
-
Bantul Genjot Pariwisata: Mampukah Kejar Target PAD Rp49 Miliar?
-
Walikota Yogyakarta "Turun Tangan": Parkir Valet Solusi Ampuh Atasi Parkir Liar?
-
Malioboro Darurat Parkir Ilegal? Wisatawan Kaget Ditarik Rp50 Ribu, Dishub Angkat Bicara
-
Wisata Bantul Masih Jauh dari Target? Meski Ramai, PAD Baru Tercapai Segini...