Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 16 Oktober 2019 | 13:57 WIB
Penumpang keluar dari area bandara seusai mendarat dengan pesawat komersial Citilink saat penerbangan perdana di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Kulonprogo, DI Yogyakarta, Senin (6/5). [ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko]

SuaraJogja.id - Pembangunan Yogyakarta International Airport atau Bandara Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) mampu mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kulonprogo. Pertumbuhan ekonomi Kulonprogo meroket menjadi 10,84 persen.

Pada 2017 pertumbuhan ekonomi kabupaten ini hanya 5,97 persen. Maka pada 2018 laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2010.

Wakil Bupati Kulonprogo Drs H Sutedjo mengatakan pertumbuhan ekonomi kabupaten ini mengalami peningkatan tajam tidak lepas dari adanya berbagai pembangunan dan dua kebijakan program nasional yakni pembangunan YIA serta penetapan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur.

"Kami bersyukur meskipun dua kebijakan program nasional tersebut belum rampung tapi saat ini sudah membawa dampak positif bagi peningkatan perekonomian Kulonprogo aehingga berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, pertumbuhan ekonomi Kulonprogo meningkat tajam mencapai 10,84 persen. Angka tersebut di atas rata-rata propinsi dan Nasional," kata Wabup Sutedjo saat Upacara Pangetan Hadeging Projo Kulonprogo Ingkang Kaping 68 di Alun-alun Wates, Selasa (15/10/2019) kemarin.

Baca Juga: Rute Penerbangan Baru di Bandara YIA Kulonprogo Mulai Bertambah

Upacara Peringatan HUT ke-68 Kabupaten Kulonprogo bertemakan 'Dengan Inovasi Kita Wujudkan SDM Unggul dan Berkarakter Menuju Kemandirian Kulonprogo yang Lebih Maju' dimeriahkan penampilan grup tari kolaborasi Kagama Beksan dan Kagama Teater menyuguhkan Tari Wira Pertiwi Nyi Ageng Serang dihadiri Bupati Kulonprogo kesembilan saat ini Kepala BKKBN dr H Hasto Wardoyo SpOG bersama istri dr Hj Dwikisworo Setyowireni Sp.A (K) dan Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda DIY Drs Tavip Agus Riyanto mewakili Gubernur DIY Sri Sultan HB X dan Sekda Kulonprogo Astungkoro, Ketua DPRD Kulonprogo Akhid Nuryati.

Selain memanfaatkan dua mega proyek tersebut, pemkab juga terus menggelorakan semangat Bela Beli Kulonprogo dengan jargon Nek Isa Nandur Ngapa Tuku lan Nek Isa Gawe Ngapa Tukbu' sehingga masyarakatnya lebih produktif dan mengurangi sikap konsumtif.

"Kami berharap pertumbuhan ekonomi yang tinggi bisa dipertahankan pada masa mendatang dengan mengajak masyarakat terus meningkatkan produktifitasnya sehingga menjadi orang yang produktif bukan konsumtif. Dengan demikian masyarakat memberikan kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi daerah," tuturnya.

Pembinaan-pembinaan terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) juga mendapat perhatian dan apresiasi Pemerintah Pusat, sehingga Kulonprogo banyak menerima penghargaan bergengsi.

"Awal Oktober, saya menerima Penghargaan Natamukti Award 2019 yang diserahkan Sekretaris Menteri Koperasi dan UKM Prof Dr Rully Indrawan MSi di Bogor," ujarnya menambahkan pembinaan UMKM yang telah dilakukan antara lain penerapan Perda Penataan Toko Modern dan perlindungan pasar rakyat, pasar tradisional serta beberapa toko modern sudah diakuisisi koperasi sehingga produk UMKM Kulonprogo sudah banyak masuk ke Tomira.

Baca Juga: Menepi dari Hiruk Pikuk di Taman Sungai Mudal, Serpihan Surga di Kulonprogo

"Dengan banyaknya produk UMKM yang masuk Tomira kemudian sekarang produk UMKM bisa masuk counter di YIA, berarti banyak produk UMKM yang bisa terpasarkan dan terpublish dengan baik. Pengembangan UMKM kita sudah on the track tinggal kita kembangkan lebih optimal lagi. Sehingga semakin banyak UMKM yang bisa memproduksi produk berkualitas, bisa masuk pasar yang lebih luas lagi," ungkap Sutedjo.

Kepala Bappeda setempat Ir Agus Langgeng Basuki optimis selama dua tahun ke depan pertumbuhan ekonomi Kulonprogo masih tetap tinggi.

"Pertumbuhan ekonomi Kulonprogo pada 2018 pantastis. Mungkin sepanjang sejarah selama DIY berdiri baru kali ini pertumbuhan ekonomi kita dua digit, 10,84 persen. Ini memang dipengaruhi oleh investasinya bandara baru, mulai dari pengadaan tanah pada 2017 kemudian pembangunan infrastruktur YIA yang saat ini belum selesai, sudah ada investasi senilai Rp 10 triliun dengan akses lain, sehingga mendongrak pertumbuhan ekonomi Kulonprogo," jelasnya.

Load More