SuaraJogja.id - Agamawan sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus, menilai, munculnya tepuk Pramuka yang disertai yel-yel berbau SARA di Kota Yogyakarta merupakan sesuatu yang bersifat merusak atau destruktif.
Gus Mus tak menyalahkan sejumlah pihak yang sibuk dengan beragam hal yang sepele dan remeh-temeh, termasuk bila ada yang suka mengganti banyak istilah, misalnya yang sebelumnya berbahasa Indonesia menjadi bahasa Arab, asalkan jangan sampai memecah persaudaraan.
"Silakan kalau itu jadi sesuatu yang menurut mereka istimewa dan menurut yang lain tidak istimewa, tapi jangan meregangkan persatuan kita. Apalagi sekarang ada lagi muncul 'Islam yes kafir no', itu merusak sekali," kata dia, kala menjadi pembicara dalam Dialog Kebangsaan: Merawat Persatuan, Menghargai Keberagaman, di Auditorium Prof Kahar Mudzakkir Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa (14/1/2020).
Keprihatinan Gus Mus muncul karena tindakan itu dilakukan oleh orang yang mengaku beragama.
Baca Juga: Kenakan Pakaian Serba Hitam, Penyanyi Ello Diperiksa Kasus Investasi Bodong
"Itu menyakitkan sekali, apalagi dilakukan oleh orang yang mengaku beragama. Semua orang beragama tentu tahu, Tuhan itu maha pengasih. Menciptakan agama [yang] rahmatan lil alamin, kasih sayang untuk alam semesta. Kalau dengan saudara sendiri saja tidak bisa kasih sayang, bagaimana dengan yang lainnya?" ujarnya.
Sementara, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengaku sangat menyesal, mengetahui adanya pembina Pramuka di sebuah sekolah di Yogyakarta yang mengajarkan tepuk Pramuka disertai yel-yel berbau SARA.
"Itu tidak baik. Saya sangat menyesal di Pramuka terjadi seperti itu. Bukan tempatnya. Tak perlu katakan itu," kata dia, usai menjadi pembicara di Universitas Islam Indonesia, Selasa.
Sebelumnya, jagad media sosial dibuat riuh dengan adanya kasus peserta pembina pramuka yang mengajarkan yel-yel berbau SARA pada peserta didik di SDN Timuran dalam KML, yang kemudian muncul di medsos.
Salah seorang wali murid, K, melaporkan kejadian tersebut pada pembina pramuka di sekolah. K juga mengunggah kejadian tersebut ke medsos. Kasus ini masih ditindaklanjuti oleh Kwarcab Kota Yogyakarta.
Baca Juga: Anji Pindahkan Anak ke RS Lain Usai Dokter Tolak Berikan Keterangan Medis
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
Terpopuler
- Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
- 10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- 7 Sunscreen Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Atasi Jerawat dan Kulit Berminyak
- Kritik Suporter PSS ke Manajeman Viral, Bupati Sleman: Ya Harus segera Berbenah
Pilihan
-
7 Brand Skincare Korea Terbaik, Auto Bikin Kulit Mulus Harga Mulai Rp19 Ribu
-
3 Rekomendasi HP Samsung Rp 3 Jutaan RAM 8 GB Terbaik Mei 2025, Performa Handal Memori Lega
-
5 Rekomendasi Sunscreen Terbaik: Cocok untuk Semua Jenis Kulit, Cegah Penuaan Dini
-
Ratusan Pengusaha Tekstil Tolak Keras BMAD Benang Impor, Ancaman PHK Massal di Depan Mata!
-
Sah! Prabowo Tunjuk Petinggi TNI Jadi Bos Bea Cukai
Terkini
-
Jangan Skip Ini Bocoran Tempat Berburu DANA Kaget yang Terbukti Ampuh Dapatkan Saldo Rp100 Ribu
-
Pastikan Tak Ada Unsur SARA di Perusakan Nisan Makam, Polda DIY Beberkan Motif Pelaku
-
Remaja 16 Tahun Hancurkan Makam di Kotagede: Polisi Dalami Motif, Dugaan Gangguan Jiwa Jadi Sorotan
-
UMR Naik, Tarif Ojol Tetap Stagnan? Ribuan Ojol di Jogja Geruduk Kantor Gubernur
-
Sleman Pintar Plus Plus: Cara Cerdas Atasi Kemiskinan Lewat Pendidikan Tinggi & Magang