SuaraJogja.id - Penantian petani lahan sawah sejumlah desa di Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY telah berakhir. Kini Selokan Mataram di wilayah mereka telah teraliri air. Sebelumnya, sejumlah petani setempat mengeluhkan keringnya saluran irigasi tersebut sejak beberapa tahun silam.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Sleman Heru Saptono menjelaskan, Pemkab telah memanggil kelompok budi daya ikan (Pokdakan) yang diduga menyabotase aliran air, sehingga air Selokan Mataram tidak sampai mengaliri lahan pertanian.
Heru menambahkan, pihak Pokdakan membenarkan adanya sabotase, tetapi penyelesaian persoalan ini diputuskan untuk tidak dilakukan melalui jalur hukum.
"Kami sudah mengecek selokan dari Karangtalun pusat ke timur pos pengamatan. Ada dua titik yang menjadi masalah. Di Grojogan sebelah timur RS Hermina dan Sombomerten," kata dia kepada wartawan, Jumat (24/1/2020).
Selain mengambil langkah pendekatan sosial, DP3 juga memberikan bantuan sumur, pompa, serta tanggul agar ikan masih bisa dibudidayakan.
"Jadi ikannya tidak mati mendadak," tuturnya.
Ia menambahkan, jika nantinya petani ikan ingin mengambil air selokan Mataram, mereka harus meminta izin melalui pengajuan yang bersifat legal. Selain itu, DP3 juga akan melakukan koordinasi dengan petugas penyuluh lapangan (PPL) dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) untuk mengawasi penggunaan air Selokan Mataram.
Sementara itu, ketika dikonfirmasj, Ketua Forum Petani Kalasan Janu Riyanto mengungkapkan, air di Selokan Mataram telah mengalir setinggi lutut sejak Kamis (23/1/2020). Mengetahui air telah mengalir, petani dan warga melakukan kerja bakti bersama-sama.
Beberapa petani langsung terjun ke lapangan untuk membersihkan titik-titik yang dipenuhi sampah. Bahkan pada Jumat, sedianya petani melaksanakan syukuran untuk berterima kasih kepada Tuhan dan segenap pihak yang membantu hingga Selokan Mataram berhasil teraliri kembali.
Baca Juga: Akan Gelar RUPS Sore Ini, AP II Bakal Punya Tiga Direktur Baru
"Kami berharap, semua pihak, mulai dari petani lahan pangan, petani ikan, DP3, dan BBWSSO, bisa menjaga air Selokan Mataram bisa mengalir sepanjang tahun secara terus-menerus," ujarnya.
Selain itu, bila nanti ditemukan lagi penutupan pintu air secara ilegal, pihak terkait harus tegas memberikan sanksi kepada pelaku, imbuhnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik