SuaraJogja.id - Merebaknya virus corona Wuhan di Kota Wuhan, China mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul untuk turut melakukan langkah kesiapsiagaan dan juga antisipatif. Pemkab Bantul telah melakukan sosialisasi kepada Puskesmas untuk memantau masyarakat yang diketahui melakukan perjalanan ke negara endemik dan juga menyiapkan ruang isolasi di RSUD Panembahan Senopati.
Pemkab Bantul juga berencana akan mendatangi lokasi-lokasi kuliner yang yang menyajikan menu kelelawar sebagai andalannya. Sebab, di Bantul memang ada beberapa tempat yang menjual kuliner berbahan daging kelelawar dengan alasan untuk pengobatan.
Kepala Dinas Pertanian Pangan, Peternakan, Perikanan, dan Kelautan (Diperpautkan) Bantul Joko Waluyo menuturkan, meskipun kelelawar bukan ranah dari dinas yang ia pimpin karena bukan merupakan sumber makanan, tetapi karena sudah ada potensi yang membahayakan, maka pihaknya akan mencoba mendatangi pedagang kuliner kelelawar tersebut.
"Kita akan coba melakukan pendekatan," tutur Joko di Kompleks Pemkab Bantul, Senin (27/1/2020).
Baca Juga: Heboh Corona, Maskapai Indonesia Wajib Sterilisasi Kabin Sebelum Terbang
Pihaknya akan berupaya melakukan sosialisasi terhadap potensi timbulnya virus corona Wuhan dari kuliner kelelawar tersebut. Apalagi, seperti yang santer dikabarkan selama ini, virus corona Wuhan diduga timbul dari menu kuliner kelelawar yang banyak dikonsumsi oleh warga Wuhan.
Pemkab Bantul pun tidak ingin kecolongan terhadap pemicu virus Corona Wuhan ini, sehingga langkah kesiapsiagaan tersebut sangat diperlukan untuk meminimalisasi potensi penyebaran virus corona Wuhan ini. Berbagai media yang berpotensi menyebarkan virus ini juga akan dipantau secara ketat oleh Pemkab Bantul.
"Kita belum tahu persis berapa penjual kuliner kelelawar, tetapi akan kita datangi," tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bantul Hilmi Jamharis menambahkan, warga Bantul juga ada yang bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI)di wilayah China. Namun jumlahnya berapa, Hilmi mengaku belum mengetahui secara pasti.
Untuk itu, pihaknya akan melakukan pendataan terkait warga Bantul yang bekerja di China sebagai TKI. Pendataan tersebut juga sangat penting dilakukan untuk mengetahui riwayat keturunan dari para TKI tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Baca Juga: NasDem Santai Dihujat Pajang Foto Luthfi: Biar Saja, Bukan Kami yang Bikin
"Ya memang ada yang bekerja di sana [China)], tetapi jumlahnya berapa, kita masih data," ungkapnya.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
Terpopuler
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Berapa Biaya Pembuatan QRIS?
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
- 35 Kode Redeem FF Hari Ini 20 mei 2025, Klaim Hadiah Skin M1887 hingga Diamonds
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Rp 5 Jutaan Terbaik Mei 2025, Memori Lega Performa Ngebut
-
5 Mobil Bekas Murah di Bawah Rp80 Juta, Kabin Longgar Cocok buat Keluarga Besar
-
Simon Tahamata Kerja untuk PSSI, Adik Legenda Inter Langsung Bereaksi
-
5 Rekomendasi HP Murah RAM 8 GB: Harga Sejutaan, Terbaik di Kelasnya
-
Kata Pertama Simon Tahamata Usai Resmi Jadi Kepala Pemandu Bakat
Terkini
-
Prabowo Resmikan Koperasi Merah Putih, Siapkah Yogyakarta Jadi Contoh Ekonomi Kerakyatan?
-
90 Persen Alat Produksi PT MTG Ludes Terbakar di Sleman, 3 Kontainer Siap Ekspor Hangus
-
Kebakaran Pabrik Garmen di Sleman: Buruh Terancam PHK, Koalisi Rakyat Jogja Geruduk DPRD DIY
-
Selamatkan Industri Ekspor! Strategi Jitu Hadapi Gempuran Tarif AS: TKDN Jadi Kunci?
-
Jelang Idul Adha, Penjualan Hewan Kurban di Sleman Lesu? Wabup Ungkap Penyebabnya