SuaraJogja.id - Seorang pria 40 tahun, tega di Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul tega mencabuli keponakannya sendiri, S (18), yang merupakan seorang siswi sekolah menengah kejuruan (SMK). Tindakan pencabulan itu dilakukan EN sejak korban masih duduk di kelas VI sekolah dasar (SD).
Kini EN sudah ditangkap. Ia bekuk polisi saat berada di rumah pada Kamis (30/1/2020) malam.
"Tersangka masih kami lakukan pemeriksaan," kata Kapolsek Pajangan AKP Sri Basariah, saat ditemui di Mapolsek Pajangan, Jumat (31/1/2020) siang.
Selain memeriksa tersangka, polisi juga mendalami keterangan korban dan saksi-saksi. Basariah mengatakan, penangkapan EN dilakukan setelah ada laporan dari keluarga korban.
Baca Juga: Tiga RS Siap Terima WNI dari Wuhan yang Sakit, 11 Ruang Isolasi Disiapkan
Pencabulan EN sendiri terbongkar setelah S menceritakan perlakuan pamannya tersebut kepada ibunya. Ibu korban lantas kaget mendengar cerita anaknya dan langsung melapor ke polisi.
Dari hasil pemeriksaan, kata Basariah, kali terakhir tersangka mencabuli korban pada Kamis malam, 5 Desember lalu, saat kondisi rumah tersangka sepi. Sebelumnya, pencabulan sudah dilakukan EN berulang kali sejak 2016 lalu. Bahkan, korban mengaku pencabulan sudah dilakukan lebih dari lima kali sejak korban masih kelas VI SD.
"Korban tidak ingat sudah berapa kali, tapi katanya sudah lebih dari lima kali," kata dia, dikutip dari HarianJogja.com.
Tindakan pencabulan itu dilakukan di rumah tersangka, rumah korban, yang hanya berbeda RT, dan di rumah nenek korban, yang bersebelahan dengan rumah tersangka.
Berdasarkan keterangan Basariah, setiap melakukan perbuatan cabul terhadap korban, tersangka, yang diketahui telah memiliki istri dan anak, selalu memberikan uang Rp50.000-100.000. Namun korban tidak menerima uang tersebut meski dipaksa-paksa oleh tersangka. Selama ini korban juga tidak berani melapor karena merasa bingung dan berada di bawah ancaman tersangka.
Baca Juga: Tatap Piala Dunia U-20, Pemda DIY Siap Renovasi 5 Stadion Pendamping
Saat ini tersangka masih dalam pemeriksaan di Pajangan. Ia terancam Pasal juncto Pasal 289 KUHP tentang pemaksaan melakukan perbuatan cabul, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. Polisi juga menyiapkan pasal alternatif tentang perlindungan anak yang diatur dalam Undang-undang Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2014.
Berita Terkait
-
Jaringan Predator Seks Anak di NTT: Sosok VK Diduga Jadi 'Makelar' Eks Kapolres Ngada!
-
Komisi Hukum DPR Endus Ada Ketidakberesan Vonis Bebas Oknum Polisi di Kasus Pencabulan Anak Papua
-
Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar Cabuli 3 Anak, Kemen PPPA Turun Tangan Ungkap Fakta Penting Ini
-
Masuk Kejahatan Berbahaya, Psikolog Minta AKBP Fajar Widyadharma Dikenakan Pasal Berlapis
-
Cabuli Bocah 8 Tahun di Tebet, Pelakunya Tetangga 'Baik Hati' yang Sering Kasih Uang dan Gendong Korban
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Nova Arianto: Ada 'Resep Rahasia' STY Saat Timnas Indonesia U-17 Hajar Korea Selatan
-
Duh! Nova Arianto Punya Ketakutan Sebelum Susun Taktik Timnas Indonesia U-17 Hadapi Yaman
-
Bukan Inter Milan, Dua Klub Italia Ini Terdepan Dapatkan Jay Idzes
Terkini
-
Arus Balik Lebaran 2025: BRI Hadirkan Posko BUMN di Tol dan Bandara untuk Kenyamanan Pemudik
-
Prabowo Didesak Rangkul Pengusaha, Tarif Trump 32 Persen Bisa Picu PHK Massal di Indonesia?
-
Viral, Mobil Digembosi di Jogja Dishub Bertindak Tegas, Ini Alasannya
-
Tanggapi Langkah Tarif Trump, Wali Kota Jogja: Kuatkan Produk Lokal!
-
Masa WFA ASN Diperpanjang, Pemkot Jogja Pastikan Tak Ganggu Pelayanan Masyarakat