SuaraJogja.id - Isu penganiayaan jalanan atau klitih masih menjadi perhatian masyarakat terutama warga DIY.
Pelaku yang diketahui masih berstatus pelajar ini kerap melukai hingga menyebabkan korban meninggal karena aksi balas dendamnya.
Pelaku penganiyaan yang tengah menjalani masa pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta, AF (18) membeberkan penyesalannya melakukan tindakan kriminal tersebut.
"Saya cukup menyesal jika mengingat kejadiannya. Waktu itu bermula dari tawuran antar pelajar. Kejadiannya di sekitar Jogokaryan September tahun lalu. Karena tersulut emosi kami menyerang musuh kami. Saat itu saya hanya membawa sabuk yang sudah dimodifikasi," kata AF kepada wartawan ditemui di sela acara Media Gathering Resolusi Pemasyarakatan tahun 2020 di kantor LPKA, Kamis (27/2/2020).
Ia menjelaskan salah satu teman satu gengnya yang Respect memiliki anggota berkisar 10. Sementara jumlah musuhnya bekisar 10-15 orang.
AF tak menjelaskan apa penyebab tawuran itu terjadi. Yang jelas pihaknya merasa gengnya terancam dan melakukan perlawanan.
"Tawuran saat itu pecah, ada satu musuh yang terjatuh lalu kami keroyok. Saya agak lupa ada salah satu teman geng yang membacok jika tidak salah. Musuh mengeluarkan darah, lalu kami kabur," kata AF.
Ia tak mengetahui persis apakah korban meregang nyawa atau tidak. Mereka langsung kabur terbirit-birit lantaran warga mengejar mereka.
Ia mengaku baru mengetahui kabar kematian korban dari rekan lainnya. Tak perlu waktu lama, pihaknya diringkus polisi dan menjalani proses hukum.
Karena masih berstatus pelajar, AF mendapat hukuman dan pembinaan berada di LPKA.
"Di sini saya belajar banyak seperti kedisiplinan, saling menghormati dan banyak lain. Saya menyesal dan sudah tak ingin lagi terlibat dengan hal-hal itu. Harapannya ketika saya diluar bisa menjadi orang yang lebih baik," ujar AF.
AF mengaku, dirinya sedang berusaha untuk menjadi anak yang normal pada umumnya. Meski pihaknya paham akan mendapat pandangan berbeda diluar sana, dia berjanji untuk tak melakukan lagi dan berperilaku baik ke depannya.
LPKA yang dihuni 17 anak dibawah umur mendapat pendidikan formal pada umumnya. Sebanyak 7 orang masih melakukan pendidikan formal, sementara sisanya menjalani pendidikan non formal dengan mengikuti kejar paket.
"Pendidikan menjadi hak anak-anak. Meski mereka telah dikeluarkan sekolah kami berusaha memberi hak yang harus mereka dapatkan. Dengan demikian penyelenggaraann pendidikan non formal yakni Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) hadir untuk memberikan pendidikan ini," kata Kepala UPT SKB Gunungkidul, Suharjia saat ditemui di LPKA setempat.
Berita Terkait
-
Polisi Gelar Mediasi Selasa Depan, Konflik RK vs Lisa Mariana Bakal Berujung Damai?
-
Lahan Parkir Milik BUMD DKI Disegel karena Ilegal, Pramono Anung Kasih Dukungan: Memang Pantas
-
Intip Harga Pasar Pemain Persib Bandung vs Lion City Sailors, Siapa Lebih Mahal?
-
Paman di Jakarta Timur Tega Perkosa Keponakan Sendiri saat Ditinggal Orang Tua Berdagang
-
Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diulang, Ribuan Peserta Marah-marah, Apa Alasannya?
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Second Account Aman? Wamenkomdigi Buka Suara soal Kebijakan Medsos yang Bikin Gen Z Panik
-
Single ID: Bukan Pembatasan Akun Medsos, Tapi Ini Strategi Pemerintah Berantas Hoaks
-
DANA Kaget: Cuma Klik Langsung Dapat Saldo? Ini 3 Link Aktif yang Bisa Diklaim
-
Tetap Tenang, Simak 10 Tips Bagi yang Baru Pertama Kali Naik Pesawat
-
Waspada Hujan di Jogja! Ini Prakiraan Cuaca BMKG untuk 18 September 2025