Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Rabu, 11 Maret 2020 | 13:58 WIB
Ilustrasi jahe - (Pixabay/Brett_Hondow)

SuaraJogja.id - Sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan adanya dua WNI yang terpapar virus corona Covid-19, harga rempah-rempah mendadak mahal. Empon-empon atau ramuan herbal ini sempat disebut-sebut dapat menangkal virus corona. Ramuannya terdiri dari temulawak, jahe, kencur, kunyit, dan sereh.

Karenanya, banyak orang menyerbu berbagai rempah-rempah itu, sehingga harganya pun meroket. Pedagang Pasar Bantul, Menik, mengatakan, saat heboh dikatakan sebagi penangkal virus corona, harga jahe melonjak hingga Rp60.000 per kilogram.

"Wah kalau saat heboh corona itu ya sampai Rp60.000 [per kilogram]," kata Menik, saat ditemui SuaraJogja.id di Pasar Bantul, Rabu (11/3/2020).

Menik juga menyebutkan bahwa saat terjadi kehebohan tersebut, dalam satu hari ia bisa menjual 60 kilogram jahe.

Baca Juga: Bersenjata Parang, Duo Cewek ABG di Karimun Beraksi Jadi Maling

Gelombang panik membuat pembeli rempah-rempah meningkat selama beberapa hari. Menik mengaku, dengan banyaknya permintaan, ia sempat mengalami kekurangan stok. Meski demikian, saat ini harga rempah-rempah sudah mulai menurun. Di Pasar Bantul, kini jahe dijual seharga Rp50.000 kilogram.

Selain jahe, harga temulawak juga mengalami kenaikan. Jika sebelumnya dijual dengan harga Rp12.000, sejak ramai penangkal virus corona, harganya berubah menjadi Rp30.000 per kilogram, tetapi kini berangsur turun lagi.

"Sekarang temulawak sudah Rp14.000," tambahMenik.

Menik mengatakan, sejak hujan lebat turun, penjualan rempah-rempah juga mulai menurun. Saat hujan lebat, ia hanya menjual 1 kilogram jahe saja. Ia menjelaskan bahwa saat ini stok barang tersedia banyak, tetapi penjualan menurun. Demikian juga dengan harga jual barang, yang berangsur turun.

Baca Juga: Begini Suasana Terkini di Kampoeng Cyber yang akan Dikunjungi Raja Belanda

Load More