SuaraJogja.id - Berlakunya sistem perkuliahan online di sejumlah perguruan tinggi swasta dan negeri di Yogyakarta -- untuk mencegah penyebaran virus corona penyebab COVUD-19 -- memunculkan banyak reaksi. Peserta didik, yakni mahasiswa, termasuk yang paling merasakan dampak perubahan sistem pembelajaran tersebut, yang sebelumnya dilakukan dengan bertatap muka.
Salah seorang mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Terapan Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Alvionita (20), membeberkan bahwa perubahan sistem tersebut baginya kurang efektif.
"Untuk beberapa mata kuliah, pembelajaran di kelas [tatap muka] itu paling baik karena saat mahasiswa tak mengerti bisa langsung bertanya ke dosen, tapi jika aturan pemerintah membuat untuk menjauhi kerumunan dan belajar di rumah, mau bagaimana lagi," kata Alvionita, ditemui SuaraJogja.id di Kampus 1 UAD, Senin (16/3/2020).
Ia menjelaskan, bagi jurusan yang dia ambil, kegiatan belajar perlu banyak diskusi. Memang hal tersebut bisa dilakukan dengan streaming. Namun tak semua mahasiswa memiliki koneksi internet yang baik, kata dia.
Baca Juga: Diduga, Ada Anggota DPRD DKI Jakarta Positif Virus Corona, Siapa?
"Kami juga perlu diskusi, satu kelas isinya 15 orang. Jika harus streaming mungkin kurang optimal, karena tiap orang fasilitasnya berbeda-beda, ada yang koneksinya baik dan tidak, tapi sejauh ini belum ada kegiatan video call seperti itu untuk diskusi karena baru hari pertama diberlakukan," terang dia
Sistem kulian online UAD sendiri, kata Alvi, diberlakukan mulai 16-28 Maret. Aktivitas belajar tidak dilakukan di dalam kelas.
"Jadi di kelas tadi sepi, beberapa dosen memberi tugas dan materi lewat Google Classroom, yang nantinya harus kami download. Jika presensi sendiri memang tidak ada. Mungkin karena sifatnya sekarang libur ya, jadi hanya mengerjakan tugas dan mempelajari materi yang ada," ujar mahasiswa semester 6 itu.
Sementara, mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka), Mukti Ardana Putra, menjelaskan bahwa kuliah sistem online memang perlu dilakukan.
"Dampak berkerumun itu memang cukup berisiko. Masing-masing orang tidak akan tahu apakah terpapar virus corona atau tidak. Saya rasa pemberlakuan ini sudah baik. Kuliah online sejauh ini yang saya rasakan memang pemberian tugas, bisa dikerjakan di rumah. Jika harus bertanya soal materi, beberapa dosen juga mudah untuk dimintai jawaban," kata mahasiswa Fakultas Ekonomi tersebut.
Baca Juga: Imbau Publik Pakai Transportasi Lain, Admin TransJakarta Dinilai Seenaknya
Pantauan SuaraJogja.id di Kampus 1 UAD, beberapa kelas di lantai satu memang sepi dan tak terlihat adanya aktivitas pembelajaran tatap muka. Kendati demikian, masih banyak mahasiswa tetap mendatangi kampus untuk mengurus administrasi, salah satunya pendaftaran KKN dan urusan administrasi lain.
Berita Terkait
-
Darurat Polusi Udara! Punjab Pakistan Lockdown, Sekolah dan Aktivitas Luar Ruangan Dilarang
-
SMPN 8 Tangerang 'Lockdown' Dua Minggu Buntut Puluhan Siswa Sakit Cacar, Ketua IDI Ingatkan Hal Ini
-
Viral Dokter Tifa Klaim Akan Ada Lockdown Gegara Pandemi 2.0 di 2023, Netizen Siap Lapor Polisi
-
5 Fakta Menarik tentang Barbeque, Paling Sering Diadakan di Dua Negara Ini!
-
Merasa Keputusannya Benar dengan Tidak Lockdown Selama Pandemi, Jokowi: Kalau Gak Kita Sudah Runtuh
Terpopuler
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- Gibran Tinjau Makan Gratis di SMAN 70, Dokter Tifa Sebut Salah Sasaran : Itu Anak Orang Elit
- Tersandung Skandal Wanita Simpanan Vanessa Nabila, Ahmad Luthfi Kenang Wasiat Mendiang Istri
- Dibongkar Ahmad Sahroni, Ini Deretan 'Dosa' Ivan Sugianto sampai Rekening Diblokir PPATK
- Deddy Corbuzier Ngakak Dengar Kronologi Farhat Abbas Didatangi Densu: Om Deddy Lagi Butuh Hiburan
Pilihan
-
Emiten Leasing Boy Thohir Akui PHK Ribuan Karyawan
-
Data Ekonomi China Dorong Rupiah Berotot di Perdagangan Senin Pagi
-
Harga Emas Antam Mulai Naik Lagi, Hari Ini Tembus Rp1.476.000/Gram
-
Marselino Ferdinan Dituduh Biang Kerok Eliano Reijnders Dicoret STY: Kalah Sama Camat...
-
Perbandingan Giovanni Van Bronckhorst vs Shin Tae-yong, Adu Pantas Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Terkini
-
Mengurai Nasib Nelayan Gunungkidul: Terjerat Gaya Hidup Hedon hingga Minim Perlindungan
-
Update Pembacokan di Jambusari, Sleman: Satu jadi Tersangka, Polisi Kejar Dua Pelaku Lain
-
5 Alasan Mengapa Yogyakarta Cocok Jadi Destinasi Liburan Favorit di Akhir Tahun
-
UMKM Konsumtif, Program Penghapusan Utang ala Presiden Prabowo Bisa Tak Efektif
-
Sororti Penyerapan Susu Peternak Lokal, Pemerintah Didorong Berikan Perlindungan