SuaraJogja.id - Menghadapi pandemi COVID-19 ini, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Yogyakarta berupaya mempercepat pencairan bantuan jaminan hidup (jadup) untuk penyandang disabilitas di kota tersebut. Pasalnya, kelompok tersebut dinilai cukup rentan terhadap dampak corona, sehingga dengan bantuan jadup, mereka bisa lebih terbantu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Kami sudah ajukan usulan pencairan ke Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Yogyakarta. Mudah-mudahan tidak sampai akhir April sudah bisa diterima oleh penyandang disabilitas,” kata Kepala Bidang Advokasi dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kota Yogyakarta Tri Maryatun di Yogyakarta, Sabtu (11/4/2020).
Pada tahun anggaran 2020, Dinsos Jogja mengalokasikan bantuan jadup untuk 225 penyandang disabilitas dengan nilai bantuan Rp300.000 per bulan, yang diterimakan tiap empat bulan sekali.
“Jadi, ini adalah pencairan pertama yang akan diberikan. Kami berikan secara tunai, tetapi tetap ada pendampingan dan diketahui oleh RT/RW serta lurah. Bantuan pun harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan penyandang disabilitas, bukan untuk kebutuhan lain,” katanya.
Ia menjelaskan, seperti dilansir ANTARA, bahwa jumlah penerima bantuan pada tahun ini mengalami kenaikan dibanding tahun lalu, 175 orang, karena masih ada sejumlah penyandang disabilitas di Kota Yogyakarta yang belum terdata dalam program keluarga sasaran jaminan perlindungan sosial (KSJPS) maupun dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) pemerintah pusat.
“Kami juga tengah mendata warga penyandang disabilitas yang ada di panti-panti untuk diajukan ke Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) untuk menerima bantuan sosial akibat pandemi COVID-19,” jelas Tri.
Sementara itu, untuk program afirmasi di bidang kesehatan bagi penyandang disabilitas melalui jaminan kesehatan khusus (jamkesus), Tri menyatakan bahwa program tersebut terpaksa ditunda hingga kondisi memungkinkan.
“Dalam setahun, kami berencana menggelar dua kali kegiatan pemeriksaan kesehatan melalui jamkesus. Seharusnya pada bulan ini sudah dilakukan, tetapi kemudian dibatalkan karena kondisinya seperti ini,” ungkapnya.
Pembatalan terpaksa dilakukan karena dalam kegiatan tersebut sangat berpotensi mengumpulkan massa dalam jumlah banyak, paling tidak mencapai 250 penyandang disabilitas.
Baca Juga: Survei UNICEF: 34 Persen Anak Indonesia Takut Tertular Wabah Covid-19
“Sehingga akan sulit untuk menerapkan protokol ‘physical distancing’. Apalagi, penyandang disabilitas merupakan kelompok rentan terpapar virus,” terang Tri, yang berharap pelaksanaan jamkesus tahap dua pada akhir tahun bisa dilaksanakan sesuai rencana.
Penyandang disabilitas yang membutuhkan layanan kesehatan, tambah Tri, dapat mengakses puskesmas.
“Dalam pemeriksaan kesehatan melalui jamkesus, biasanya juga dilakukan pemberian alat bantu. Untuk sementara ini ditunda dulu,” tuturnya.
Berita Terkait
-
Ibadat Jumat Agung, Hanya Bapa Suci Berikan Penghormatan Salib
-
Ingin Olahraga Outdoor saat Pandemi Corona? Perketat Physical Distancing!
-
Belajar dari Kasus Pria Asimtomatik, Jangan Sepelekan Physical Distancing
-
Kampanye Perangi Covid-19 dari Merek Ini Bikin Auto Meleleh
-
Seminar Tesis dari Kontrakan, Begini Kisah Rangga Mahasiswa S2 Filsafat UGM
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
Hari Kontrasepsi Sedunia, Sleman Beri Kejutan! Bukan Sekadar Seremonial, Tapi Bukti Nyata
-
Tarif Murah Gak Cukup! Ini 4 Jurus Ampuh Bikin Transportasi Publik Lebih Terjangkau
-
Geger! CCTV Pemda DIY Tampilkan Tulisan Provokatif: Siapa Dalang di Baliknya?
-
Drama Penangkapan Pelempar Molotov: Dari CCTV, Densus 88, Hingga Rayuan Pacar
-
Ada Pemberkasan PPPK, Antrean Pemohon SKCK di Polresta Yogyakarta Membludak