Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 24 April 2020 | 10:10 WIB
Ilustrasi masyarakat sedang bersiap untuk mudik (dok istimewa)

"Pulang kampung sendiri kan sebenarnya bukan menengok atau bersilaturahmi dengan waktu singkat. Jadi mereka pulang karena alasan tertentu. Di tengah wabah seperti ini kan terlihat bahwa orang-orang yang bekerja di kota tidak memiliki pekerjaan karena di-PHK atau dirumahkan," katanya.

Dengan demikian, para perantau yang tak memiliki pekerjaan di kota memilih pulang kampung, untuk mencari pekerjaan baru di rumahnya dalam jangka waktu yang lama.

"Karena ada alasan ini, pulang kampung berarti memang warga ini kembali ke rumahnya dengan jangka waktu yang panjang. Mungkin mencari kerja lain atau mengumpulkan biaya untuk kehidupannya," terang dia.

Kendati begitu, di tengah wabah corona ini, Joko menuturkan, orang-orang yang memutuskan untuk pulang kampung harus memperhatikan risiko yang akan mereka bawa ke desa-desa.

"Tapi dia itu harus mempertimbangkan keselamatan. Karena ada faktor-faktor rasional, sehingga memang harus mengikuti anjuran pemerintah. Memang tak dilarang [pulang kampung], tapi jika itu membuat keadaan berubah negatif, seharusnya mereka mempertimbangkan," ungkap Joko.

Ia mengatakan, pemerintah pun harus memperhatikan masyarakat yang tidak pulang kampung ini. Artinya, pemerintah memberi bantuan atau tetap menjamin masyarakat tak kehilangan pekerjaan di kota.

"Baik keselamatan ekonomi dan kesehatan orang-orang ini tentunya diperhatikan betul oleh pemerintah [selama pandemik]," kata dia.

Load More