Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi | Mutiara Rizka Maulina
Senin, 27 April 2020 | 20:19 WIB
Juru Kunci Makam Sewu, Wahono memimpin doa peziarah yang datang, Senin (27/4/2020). [Suarajogja.id / Mutiara Rizka]

Saat para peziarah berdatangan, Wahono harus selalu siaga untuk membantu. Terutama bagi mereka yang baru kali pertama datang ke makam sewu. Terkadang, ia diminta untuk mengantar berkeliling atau juga memimpin doa para tamu yang datang. 

Bahkan dalam kegelapan malam hingga dini hari, saat ponselnya berdering Wahono akan datang melayani para peziarah. Nomor telfonnya sebagai guru kunci juga terpasang besar di pos penjagaan untuk memudahkan para peziarah menghubunginya. 

"Kalau dulu ya pada nyari ke rumah itu. Kadang pada kesulitan. Sekarang sudah ada hape, tinggal telfon saja," tukasnya. 

Sama seperti masyarakat Indonesia lainnya, bagi Wahono, Ramadan kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kehadiran wabah corona sebagai tamu yang tak diinginkan turut membawa  dampak pada aktivitas di makam sewu. 

Baca Juga: Partai Berkuasa dan Pengacara Turki Ributkan Ceramah Ulama Soal Homoseksual

Pemerintah desa setempat memasang spanduk besar di halaman makam sewu, sebuah himbauan agar segala aktivitas di makam sewu ditunda. Begitu pula hari ini (27/4/2020), beberapa peziarah yang datang juga diminta pulang kembali. 

Masjid yang berada di komplek pemakaman masih menyelenggarakan salat fardhu dan tarawih dengan jamaah yang terbatas dan berjarak. Wahono masih rutin pergi ke makam untuk membersihkan pasarean tersebut. 

Wahono menangkupkan kedua tangannya, dengan mata terpejam ia berdoa disamping pusara Panembahan Bodho. Bibirnya basah akan kalimat pujian kepada Tuhan dan doa-doa baik agar wabah ini segera berakhir. 

Load More