SuaraJogja.id - Tim Jogja yang mengembangkan ventilator kini telah mengantongi sertifikat produksi, sertifikat merek dagang, dan kerja sama distribusi dengan penyalur alat kesehatan.
Sebelumnya, Tim Jogja merupakan pengembangan bersama dari Universitas Gadjah Mada (UGM), PT Yogya Presisi Teknikatama Industri, PT STECHOQ, dan PT Swayasa Prakarsa,
Melansir dari Bisnis Indonesia, Kementerian Perindustrian menyebut, Tim Jogja hanya tinggal melakukan penyelesaian pengurusan izin edar sambil secara paralel menjalani uji fungsi dan uji klinis di bawah pengawasan Kementerian Kesehatan.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Doddy Rahadi mengatakan, pihaknya mendukung penghiliran dan komersialisasi produk-produk riset dan inovasi di sektor industri, termasuk yang saat ini sedang dibutuhkan untuk penanggulangan wabah virus corona atau Covid-19.
Baca Juga: Cerita Petani Tolak Bantuan Sembako: Saya Miskin, Tapi yang Butuh Banyak
Hal serupa juga dilakukan Kemenperin melalui fasilitasi percepatan produksi, kemudahan bahan baku dan komponen, alat uji dan kalibrasi ventilator, serta berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk perizinan.
Doddy menyebut, sejak April tahun ini rapat koordinasi bersama inisiator ventilator nasional dan Kemenkes yang diwakili Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan (BPFK) juga sudah dilakukan.
"Secara umum, keempat tim pengembang ventilator adalah Tim Jogja, Tim ITS, Tim UI, dan Tim ITB yang sedang dalam proses uji fungsi dan uji klinis, serta penjajakan kerja sama industri untuk melakukan produksi skala besar,” katanya melalui siaran pers, Senin (11/5/2020).
Tak hanya itu, Riset dukungan guna menanggulangi wabah corona juga dilakukan Kemenperin melalui sejumlah unit litbang di bwah BBPI. Salah satunya rancang bangun alat pelindung diri (APD) jenis face shield untuk tenaga kesehatan yang telah dilaksanakan oleh Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) Bandung.
Selain itu berbagai usaha lain juga dilakukan, seperti pengembangan cokelat rempah yang mengandung komponen bioaktif di Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP) Makssar yang menambah imunitas.
Baca Juga: Bintangi Miracle in Cell No. 7, Vino G Bastian Ternyata Penggemar Drakor
Kemudian, pengembangan Kit Rapid Test deteksi Covid-19 dengan metode Lateral Flow Immunoassy oleh Balai Besar Industri Agro (BBIA) di Bogor). Serta pengembangan disposable masker penahan virus berbasis kertas di Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) di Bandung.
Berita Terkait
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Negara Kaya Wajib Bantu Negara Berkembang? Ini Tuntutan AHF di WHO Pandemic Agreement
-
Kartu Prakerja Catat Prestasi Signifikan Hingga Dapat Puja-puji Dunia
-
Dharma Pongrekun Sebut Penyebab Tanah Abang Sepi Akibat Pandemi Covid-19
-
Kawal Masyarakat Indonesia Selama Pandemi Covid-19, 10 Tahun Jokowi Catat Kemajuan Pesat Bidang Telemedicine
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Sunarso Dinobatkan Sebagai The Best CEO untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities
-
Reza Arap Diam-Diam Tolong Korban Kecelakaan di Jogja, Tanggung Semua Biaya RS
-
Sayur dan Susu masih Jadi Tantangan, Program Makan Siang Gratis di Bantul Dievaluasi
-
Bupati Sunaryanta Meradang, ASN Selingkuh yang Ia Pecat Aktif Kerja Lagi
-
Data Pemilih Disabilitas Tak Akurat, Pilkada 2024 Terancam Tak Ramah Inklusi