SuaraJogja.id - Di Indonesia, bulan Ramadan menjadi ajang bagi penjual takjil atau makanan pembuka puasa untuk menjajakan dagangannya berjejer-jejer di pinggir jalan. Meski di tengah pandemi Covid-19, tradisi itu nyatanya tidak begitu saja hilang, tetapi tetap ada yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Jumlah pembeli jadi pembeda. Pada keadaan normal, biasanya di tempat-tempat strategis sudah sangat ramai dijejali pembeli di sore hari jelang buka puasa. Sayangnya saat ini tidak demikian, kenyataan itulah yang sekarang dikeluhkan salah satu pedagang kolang-kaling di Pasar Wates, Kulon Progo, Tukirah.
Kolang-kaling biasanya menjadi salah satu primadona di bulan Ramadan, sehingga penjualannya bisa meningkat, tetapi sekarang kebalikannya. Penjualan kolang-kaling Tukirah saat ini tengah merosot tajam dibanding sebelumnya.
Perempuan yang sudah hampir 30 tahun menghabiskan waktunya untuk berjualan kolang-kaling ini tidak menyangka kondisi saat ini sebegitu parahnya. Ia mengatakan, Ramadan tahun ini adalah bulan paling lesu untuk penjualan kolang-kalingnya.
Baca Juga: PMI Terima Bantuan 30 Ventilator untuk RS Rujukan Covid-19
"Ini penjualan paling buruk sejak 30 tahun saya berjualan," ujar Tukirah, ditemui SuaraJogja.id di Pasar Wates, Selasa (12/5/2020).
Penurunan jumlah penjualan kolang-kaling milik Tukirah mencapi 50% jika dibanding Ramadan tahun lalu. Dikatakannya, tahun lalu satu kuintal lebih kolang-kaling bisa ludes, tetapi kini hanya 50-60 kilogram per hari saja sudah bagus baginya.
Penjualan partai besar pun sangat terasa drastis kemerosotannya. Pembelian perseorangan bahkan tidak dapat menutup hal itu. Sempat naik di tiga hari awal Ramadan, Tukirah menyebutkan, penjualan kolang-kaling kembali terjun dan akhirnya landai di hari-hari berikutnya.
"Ya masih ada beberapa yang beli banyak, misal 10 kilogram buat dijual lagi, tapi tetap enggak sebanyak kalau biasanya [partai besar], lumayanlah," ucapnya.
Tukirah mengatakan, kolang-kaling sangat pas jika disajikan sebagai menu es campur, yang biasa dinikmati bersama semangkuk bakso. Ia pun menduga, pandemi Covid-19 mengakibatkan banyak tukang bakso terpaksa menutup warung karena sepi pembeli.
Baca Juga: Listrik Mesin Cetak Label Obat Bocor, Seorang Pria Tewas Tersetrum
Nasib serupa juga dirasakan komoditi sejenis yang kerap menjadi santapan wajib untuk berbuka puasa, seperti cincau, cendol, dan jeli. Cincau contohnya, kemerosotan penjualan mencapai 50%.
Berita Terkait
-
Pedagang Pasar Khawatir Omzet Bisa Anjlok Gegara Kebijakan Kemasan Rokok Polos
-
Laris Manis di Bulan Ramadan, Ini Manfaat Mengonsumsi Kolang-kaling saat Buka Puasa
-
Laris Manis! Pedagang Kolang-kaling di Tanah Abang Ramai Pembeli
-
Menko Zulhas Dianggap Gagal Total MinyaKita Disunat, Pedagang Pasar Murka dan Tuntut Pertanggungjawaban
-
Rezeki Ramadan: Produsen Kolang-Kaling Madiun Ketiban Berkah Harga Naik 2x Lipat!
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Harga Emas Antam Berbalik Lompat Tinggi Rp23.000 Hari Ini, Jadi Rp1.777.000/Gram
-
Wall Street Keok, IHSG Diprediksi Melemah Imbas Perang Dagang Trump vs Xi Jinping
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
Terkini
-
Sleman Pastikan Tak Ada ASN Bolos, Tapi Keterlambatan Tetap Jadi Sorotan
-
Pemda DIY Ngebut Bangun Sekolah Rakyat, Siswa Miskin Bisa Sekolah Juli 2025
-
Pengawasan Jebol hingga Daging Sapi Antraks Dijual Bebas, 3 Warga Gunungkidul Terinfeksi
-
Libur Lebaran di Sleman, Kunjungan Wisatawan Melonjak Drastis, Candi Prambanan Jadi Primadona
-
Zona Merah Antraks di Gunungkidul, Daging Ilegal Beredar? Waspada