SuaraJogja.id - Tidak adanya wisatawan yang masuk ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko selama tiga bulan terakhir mengakibatkan pengelola mengalami kerugian hingga ratusan miliar.
PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko selaku pengelola mengaku tidak mampu mengejar target pemasukan sebesar Rp 600 miliar dalam setahun.
Direktur Utama PT TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, Eddy Setijono menuturkan, pihaknya berencana akan membuka kembali tiga taman candi yang mereka kelola pada tanggal 8 Juni 2020 mendatang. Dia memperkirakan, kondisi akan normal kembali pada bulan September 2020 mendatang.
Sejak bulan Maret 2020 lalu, pihaknya memutuskan menutup seluruh operasional PT TWC dari aktivitas wisatawan. Jauh sebelum penutupan, yakni pada awal tahun 2020 lalu sejatinya telah terjadi penurunan jumlah pengunjung akibat pandemi Covid-19 yang telah melanda dunia.
"Nah sejak awal tahun, turis mancanegara sama sekali tidak ada," terangnya, Senin (18/5/2020) usai penyerahan bantuan sembako kepada seniman di Candi Prambanan.
Untuk memperkecil kerugian, pihak terkait berupaya melakukan efisiensi dengan tidak melakukan PHK terhadap karyawan baik yang berstatus tetap ataupun kontrak.
Eddy menambahkan, saat wisata dibuka kembali nanti, akan ada aturan baru yang yang menyesuaikan dengan etika New Normal.
"Nanti cuci tangan akan menjadi bagian gaya hidup. Itu akan kita antisipasi,"tandasnya.
Saat dibuka kembali pada tanggal 8 Juni 2020 mendatang, akan ada protokol baru sesuai dengan penanganan Covid-19 untuk para pengunjung.
Baca Juga: PKL Tetap Melapak saat PSBB, Kawasan Blok F Tanah Abang Diportal Petugas
Di area pintu masuk akan dipasang tanda tempat cuci tangan, saling jaga jarak dan pengunjung wajib mengenakan masker. Bagi pengunjung yang tidak bisa memenuhi aturan tersebut tidak diperkenankan masuk ke area candi.
"Ini juga berlaku untuk para pedagang di area candi,"tambahnya.
Tidak hanya itu, pengunjung akan melewati jalur pemeriksaan suhu, kemudian diberi stiker sesuai kondisi tubuh mereka, masing-masing merah, kuning dan hijau. Untuk pemegang stiker hijau diperkenankan berkeliling, demikian juga dengan yang berstiker kuning namun dalam pengawasan.
"Untuk yang merah dengan suhu di atas 37,8 derajat kita tidak perkenankan masuk. Kita akan arahkan mereka ke klinik menunggu rombongan, kalau datang sendiri maka harus pulang. Tidak boleh masuk karena berbahaya,"terangnya.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Anak Kembali ke Sekolah, Prancis Laporkan 70 Kasus Positif Corona
-
Upaya Facebook Cegah Penyebaran Virus Corona di Indonesia
-
Jokowi Akui Bantuan Tak Cepat Diterima Warga karena Prosedur Berbelit-belit
-
Presiden Trump Sebut Upaya WHO Tangani Covid-19 'Sangat Buruk'
-
Ratusan Kasus di Korea Selatan Ternyata Berasal dari Kelas Olahraga Tari!
Terpopuler
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- 5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
Pilihan
-
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
Terkini
-
Perpustakaan Jogja Genjot Literasi: Ribuan Buku Baru & Inovasi Digital untuk Warga
-
STOP Bakar Sampah! Bupati Bantul Desak Warga Lakukan Ini untuk Selamatkan Lingkungan
-
DANA Kaget: Banjir Saldo Gratis Tiap Hari? Ini Link Aktif Raih Ratusan Ribu Rupiah
-
PSIM Jogja Dibantai Borneo FC: Pesta di Sultan Agung Berubah Jadi Mimpi Buruk
-
Perombakan Total OPD Gunungkidul: Apa Saja yang Berubah Tahun Depan?