SuaraJogja.id - Penyebaran virus corona di Bantul diperkirakan masih belum mencapai puncaknya. Sempat melambat, penyebaran virus corona kembali meningkat. Saat ini, 80% pasien positif di Kabupaten Bantul merupakan Orang Tanpa Gejala (OTG).
Rektor Universitas Alma Ata Yogyakarta, Hamam Hadi berpandangan, dengan banyaknya kasus corona yang terus meningkat, masyarakat sebaiknya mempersiapkan new normal atau gaya hidup baru di tengah kondisi saat ini.
Ia menjelaskan, istilah 'new normal' merujuk pada melakukan aktifitas lama yang dilakukan dalam kondisi baru dengan metode yang baru. New normal harus mempertimbangkan ketahanan keluarga dan kedaulatan pangan.
"New normal itu boleh melakukan kegiatan yang lama dengan situasi baru dengan metode yang baru," kata Hamam, Selasa (19/5/2020).
Baca Juga: Foto Bugil Dilihat Sang Anak di Facebook, Janda Ini Polisikan Mantan Pacar
Hamam menilai, sudah saatnya masyarakat mempersiapkan gaya hidup baru. Sebab, merebaknya wabah corona masih terus meningkat dan belum bisa diperkirakan kapan berakhir. Sehingga gaya hidup baru, mendorong masyarakat untuk kembali beraktifitas dalam kondisi yang baru.
Ia menjelaskan, masyarakat perlu mulai mencari metode baru dalam melakukan kegiatan lama yang biasa dilakukan. Menurutnya, metode hidup baru tersebut dapat dilaksanakan selama tetap mematuhi pencegahan penyebaran virus corona.
New normal perlu dilaksanakan dengan tetap memperhatikan karakteristik virus corona. Salah satunya, virus corona sangat sensitif dengan mobilitas masyarakat. Pemberlakuan new normal dapat dilaksanakan dengan tetap menjalankan protokol kesehatan pencegahan penyebaran virus corona.
Sebagai pakar epidemiologi, Hamam menyebut virus corona akan selalu ada ditengah masyarakat dan memiliki potensi untuk berkembang seperti virus influenza. Saat ini, usaha yang dapat dilakukan adalah melakukan upaya pencegahan dan penemuan vaksin.
"Saat ini yang bisa dilakukan, ilmuwan harus membuat vaksin yang nanti dapat digunakan oleh masyarakat," imbuhnya.
Baca Juga: Hasil Rapid Test Massal di Kulonprogo, Tiga Orang Dinyatakan Reaktif
Para pakar terus berusaha membuat vaksin yang dapat digunakan oleh masyarakat guna menekan penularan virus corona di kemudian hari. Sementara pembuatan vaksin sendiri membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Berita Terkait
-
Pentingnya Vaksinasi Influenza Ibu Hamil, Bisa Jadi Garda Terdepan Lindungi Antibodi Bayi?
-
Berkaca dari Meninggalnya Barbie Hsu, Bagaimana Flu Bisa Berakibat Fatal? Kenali Gejala dan Komplikasinya
-
Sosok DJ Koo, Suami Barbie Hsu Bintang Meteor Garden yang Baru Saja Tutup Usia
-
Mengenal Pneumonia, Komplikasi Penyakit Influenza Penyebab Barbie Hsu Meninggal
-
Mengenal Human Metapneumovirus atau HMPV, "Kembaran" Influenza yang Mengancam Kesehatan Global
Tag
Terpopuler
- Tenaga Kalahkan Yamaha XMAX, Tampan Bak Motor BMW: Pesona Suzuki AN400 Bikin Kesengsem
- Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
- Sudah Dihubungi PSSI, Harga Pasar Pemain Keturunan Ini Lebih Mahal dari Joey Pelupessy
- Segera Ambil Saldo DANA Kaget Gratis Hari Ini, Cairkan Rezeki Siang Hari Bernilai Rp 300 Ribu
- 6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
Pilihan
-
Adu Mental! Pemain Korut Teror Psikologis Skuat Timnas Indonesia U-17
-
Rekam Jejak Kim Sang-sik, Junior STY yang Pimpin ASEAN All Stars Lawan Manchester United
-
Jepang Tersingkir! Ini Skenario yang Bisa Bawa Timnas Indonesia Juara Piala Asia U-17
-
Rekam Jejak Wipawee Srithong: Bintang Timnas Thailand, Pengganti Megawati di Red Sparks
-
Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
Terkini
-
Mahasiswa Pecinta Alam Terjaring Razia Pendakian Ilegal Merapi, BPBD DIY Angkat Bicara
-
Sepak Terjang Dessy Arfianto, Ketua Asprov PSS DIY yang Ngaku Tangannya Sakit saat Drawing Liga 4
-
BTNGM Tindak Pendaki Ilegal yang Viral, Kirim Surat ke Pihak Kampus di Sukoharjo untuk Diproses
-
Dipanggil Sultan, Wali Kota Hasto Wardoyo Didesak Segera Atasi Ruwetnya Masalah Kota Jogja
-
Wabah Antraks Kembali Hantui Yogyakarta, Pemda DIY Bergerak Cepat, Vaksinasi Jadi Kunci