SuaraJogja.id - Kasus penipuan online menjadi laporan terbanyak yang diterima Kepolisian Resor (Polres) Sleman selama masyarakat melakukan kegiatan dari rumah atau Work From Home (WFH). Hal itu diungkapkan Kasat Reskrim Polres Sleman, AKP Deni Irwansyah saat ditemui Suarajogja.id, Kamis (28/5/2020).
"Selama pandemi Covid-19 memang pemerintah mengimbau kepada warga untuk tetap berada di rumah. Hal itu juga sebagai upaya menekan laju penyabaran virus. Sehingga dimungkinkan masyarakat lebih aktif berselancar di media sosial," terang Deni ditemui di ruang kerjanya.
Ia melanjutkan, situasi saat ini dimanfaatkan orang tak bertanggung jawab untuk memberikan promo dan menjual barang dengan harga yang sangat murah melalui media sosial.
"Akhirnya warga sering membuka media sosial dan menemukan promo atau malah mencari barang-barang dengan harga murah," jelas dia.
Harga yang murah membuat masyarakat tergiru dan membeli barang tanpa mencari kejelasan terlebih dahulu. Namun, setelah bertransaksi dan mengirim biayanya, barang yang dijanjikan tak segera dikirim penjual.
"Setelah pembeli menghubungi ponsel penjual sudah tidak aktif. Sehingga mereka melaporkan peristiwa itu," kata Deni.
Ia tak menyebut secara rinci jumlah kasus penipuan yang telah dilaporkan. Hingga kini pihaknya masih mendata jumlah kasus tersebut.
"Kami masih mendata kasus hingga akhir Mei 2020. Sehingga akhir Mei nanti akan kami laporkan jumlahnya," jelas dia.
Disinggung terkait jumlah tindakan kriminalitas yang terjadi di Bumi Sembada, Deni mengatakan saat ini terdapat 15-25 persen penurunan.
Baca Juga: Kemenhub Perkirakan Puncak Arus Balik Lebaran Terjadi Pada 31 Mei
"Dari laporan sejumlah Kanit dan KBO yang ada, tindak kriminalitas di Sleman memang berkurang selama bulan ini (Mei). Ada sekitar 10-15 persen," terang dia.
Meski ada penurunan, sejumlah laporan kejahatan masih terjadi, seperti pencurian motor dan penipuan.
"Dari kondisi normal hingga situasi Covid-19 ada penurunannya. Tapi jumlahnya tidak banyak. Sehari hanya satu, terkadang nihil (laporan kasus). Sebelumnya bisa mencapai lima hingga enam orang," terang dia.
Berita Terkait
-
Ahli Epidemiologi: New Normal di Indonesia Prematur, Akan Banyak yang Gugur
-
Kenali Jenis Gangguan Jiwa yang Bisa Muncul di Tengah Pandemi Covid-19
-
#IndonesiaTerserah Salah Siapa?
-
Studi: Virus Corona Menyerang Kekebalan Tubuh dengan Cara Mirip HIV
-
Selama Pandemi Covid-19, Tikus Kelaparan Jadi Agresif
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Terbaik, Ideal untuk Gaming dan Kerja Harian
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
Terkini
-
Kritik Tajam MPBI DIY: Pemerintah Disebut Pakai Rumus Upah yang Bikin Buruh Gagal Hidup Layak
-
Pemkot Yogyakarta Targetkan 100 Rumah Tak Layak Huni Selesai Direnovasi Akhir Tahun 2025
-
Trah Sultan HB II Ultimatum Inggris! Ribuan Manuskrip Geger Sepehi 1812 Harus Dikembalikan
-
Terdesak Utang Pinjol, Pemuda di Sleman Nekat Gasak Laptop di Kos-Kosan
-
Faber Instrument: UMKM Kayu Jati Cianjur yang Sukses Tembus Pasar Global Berkat Dukungan BRI