SuaraJogja.id - Uji Rapid Diagnostic Test (RDT) yang diikuti ratusan pedagang pasar di Sleman telah usai. Dari sekitar 710 pedagang, 24 di antaranya reaktif yang mengarah pada Covid-19.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sleman Evie Nurmaladewi mengatakan, pedagang yang reaktif akan menjalani masa karantina di Asrama Haji Yogyakarta.
"Untuk yang reaktif, akan dilakukan prosedur isolasi di Asrama Haji. Sementara untuk pasar tetap akan beroperasi," ujar Evie, dikonfirmasi SuaraJogja.id, Selasa (9/6/2020).
Pengujian rapid tes sendiri dilakukan di 14 pasar tradisional yang tersebar di Sleman. Pemeriksaan ini dilakukan secara serentak pada Selasa.
Baca Juga: Link Streaming dan Jadwal Belajar dari Rumah TVRI Besok, Rabu 10 Juni 2020
Dia melanjutkan, terkait dengan pelaksanaan rapid test itu, Pemkab Sleman menyasar sebanyak 50 orang pedagang pada tiap-tiap pasar. Adapun pemilihan sampelnya dilihat dari penilaian tingkat potensi kerumunan dan penjualan produk pedagang, serta perwakilan dari masing-masing los pasar.
"Jadi kami tentukan terlebih dahulu sampel dari masing-masing pedagang. Selanjutnya kami berikan kesempatan untuk menguji apakah mereka terpapar virus [corona] atau tidak," terang dia.
Selain rapid test, gugus tugas juga melakukan pengujian swab test kepada pedagang di empat pasar: Pasar Prambanan, Pasar Condongcatur, Pasar Colombo, dan Pasar Godean. Adapun di tiap pasar tersebut diambil sampel 10 pedagang.
"Selain pedagang pasar, pengujian juga ditujukan bagi petugas pasar dan nakes puskesmas masing masing 10 orang di setiap lokasi tes," jelas Evie.
Kegiatan serupa atau rapid test tahap kedua rencananya akan kembali dilakukan oleh Pemkab Sleman pada 17 Juni 2020 mendatang, dengan sasaran lokasi yang sama. Dia menjelaskan bahwa pelaksanaan RDT tersebut merupakan salah satu upaya memantau dan mengidentifikasi penyebaran virus corona di Kabupaten Sleman.
Baca Juga: Pembagian Grup Piala Asia U-16 dan U-19 2020 Digelar AFC Pekan Depan
"Dipilih pasar tradisional, pertimbangannya karena cukup ramai dan sering menimbulkan kerumunan," ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman Joko Hastaryo menerangkan, awalnya terdapat 802 pedagang yang terdaftar untuk pengujian RDT. Selain rapid test, uji swab juga dilakukan untuk mengetahui apakah penyebaran Covid-19 cukup banyak terjadi di pasar.
"Pedagang yang terdaftar sebanyak 802 orang. Pengujian sudah selesai berjalan, dan didapati sebanyak 710 pedagang yang melakukan tes. Selain rapid test, uji swab juga kami lakukan di beberapa pasar," terang Joko.
Berita Terkait
-
Tersisa 5 Pekan, Berikut Daftar Tim BRI Liga 1 2024/2025 yang Terancam Degradasi
-
Hasil BRI Liga 1: Momen Pulang ke Rumah, PSS Sleman Malah Dihajar Dewa United
-
BRI Liga 1: Hadapi Dewa United FC, PSS Sleman Bawa Misi Selamatkan Diri
-
Hasil BRI Liga 1: Dipecundangi PSBS Biak, PSS Sleman Terbenam di Dasar Klasemen
-
Masjid Agung Sleman: Pusat Ibadah, Kajian, dan Kemakmuran Umat
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Kabar Duka, Hotma Sitompul Meninggal Dunia
- HP Murah Oppo A5i Lolos Sertifikasi di Indonesia, Ini Bocoran Fiturnya
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
Terkini
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin