Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi | Arief Apriadi
Rabu, 17 Juni 2020 | 16:30 WIB
ilustrasi hari kiamat. [Shutterstock]

SuaraJogja.id - Berbagai faktor terus memperburuk keadaan planet bumi. Baik dari faktor lingkungan maupun faktor lain seperti minimnya kesadaran manusia membuat planet ini semakin memburuk.

Seorang ilmuwan bernama Paolo Tagaloguin membuat gagasan teoritisnya tentang dunia semakin membuat kita was-was dengan keadaan bumi.

Disampaikan Sputniknews, Tagaloguin mengatakan dunia akan berakhir dalam waktu dekat, yakni 21 Juni 2020. Hal itu ia sampaikan setelah dirinya memprediksi dengan mengalkulasi ulang kalender suku Maya, yang dalam satu dekade terakhir sering digunakan untuk memprediksi hari akhir umat manusia.

"Mengikuti kalender Julian, kita secara teknis berada di tahun 2012. Jumlah hari yang hilang dalam satu tahun karena pergantian ke kalender Georgia adalah 11 hari," ungkap Tagaloguin, seperti dikutip dari Sputniknews, Rabu (17/6/2020).

Baca Juga: 7 Tapol Papua Divonis Makar, Dihukum Penjara 10 sampai 11 Bulan

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan ",Selama 268 tahun menggunakan kalender Georgia (1752-2020), jumlah itu dikali 11 hari sama dengan 2.948 haru. 2.948 hari sama dengan delapan tahun."

Melalui akun Twitter-nya, Tagaloguin menyebut prediksi kiamat yang sebelumnya jatuh tahun 2012--yang diketahui tidak terbukti. Justru ia kemudian mengatakan bahwa prediksi sebelumnya salah lantaran menggunakan kalender Georgia dalam perhitungannya. Namun, bila menggunakan kalender Julian, 2012 yang dimaksud adalah 21 Juni 2020.

Meski begitu, teori Paolo Tagaloguin itu langsung disanggah oleh Profesor arkeologi mesoamerika di University College London, Inggris, Elizabeth Graham.

Elizabeth Graham menyebut bahwa peradaban suku Maya tidak pernah meramalkan kiamat dalam bentuk apapun atau akhir dunia. Sebaliknya, kalender Maya menandai akhir dari siklus kalender 144.000 hari yang disebut "baktun".

"Suku Maya tidak dihitung dengan apa yang kita sebut 'tahun'. Mereka hanya menggunakan beberapa hari. Jadi, mencari tahu persamaan dengan mengasumsikan suku Maya menghitung 'tahun' tidak akan berhasil," jelas Graham kepada Newsweek.

Baca Juga: 7 Berita Menarik Terkait Deksametason, Obat Covid-19 yang Dijual Murah

Load More