Scroll untuk membaca artikel
M. Reza Sulaiman | Muhammad Ilham Baktora
Senin, 13 Juli 2020 | 04:05 WIB
Sejumlah warga dan kerabat berziarah ke rumah almarhum dugaan tabrak lari, Desfa Dwiningsih Ledese di Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Senin (6/7/2020). (Dok. Suarajogja/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Keluarga Desfa Dwiningsih Ladese (22), korban dugaan tabrak lari di Jalan Affandi, Caturtunggal, Depok, Sleman belum bisa menerima bahwa insiden yang menewaskan anaknya sebagai kecelakaan tunggal. Mereka masih menunggu waktu untuk penyelidikan lebih lanjut oleh kepolisian.

Paman korban, Raden Candra Heris Dianto (48) saat dihubungi SuaraJogja.id mengatakan bahwa insiden tidak mungkin kecelakaan tunggal.

"Ya kejelasan saja, bagaimana mungkin kecelakaan tunggal tetapi kendaraan (motor Desfa) utuh. Selain itu muka keponakan saya sembab, luka serius di bagian kepala, tapi helm masih utuh, kan tidak masuk akal?," kata Dianto saat dihubungi, Minggu (12/7/2020).

Dianto melanjutkan bahwa Desfa mengalami luka serius di bagian dahi hingga tengkorak retak. Jika itu kecelakaan tunggal dan dugaan korban menabrak divider atau pembatas jalan, seharusnya ada bagian helm yang rusak karena benturan.

Baca Juga: Atraksi Sembarangan di Tengah Jalan, Ulah Pemotor Ini Bikin Orang Celaka

"Ya dilihat dulu kaca atau helm yang dipakai Desfa. Jika membentur aspal atau membentur pembatas jalan kenapa itu tidak pecah?. Malah helmnya utuh dan hanya ada bekas darah di kacanya," ujar Dianto.

Dirinya juga masih ragu apakah dari cctv yang diperiksa kepolisian sudah benar-benar sesuai fakta yang ada di lapangan sehingga disebut kecelakaan tunggal.

"Kami meragukan juga (cctv), tapi yang jelas polisi masih mencoba mengumpulkan petunjuk lain dan kami akan diberitahu lagi dua minggu ke depan terkait kelanjutan kasus," terangnya.

Dianto menekankan polisi bisa terbuka dan tak menutupi kasus hingga menyebabkan salah seorang anak mereka tewas.

"Kami harap tidak ada yang ditutup-tutupi dari insiden ini. Memang semua kembali ke pihak berwenang, tapi katakan benar jika itu memang benar. Jangan mengatakan benar untuk menutupi kasus yang ada di baliknya," kata dia.

Baca Juga: Sempat Direhabilitasi, 4 Elang Dilepasliarkan BKSDA di Gunungkidul

Terpisah, Kasatlantas Polres Sleman, AKP Mega Tetuko menjelaskan bahwa insiden nahas yang menyebabkan mahasiswi asal Pekanbaru tersebut meninggal adalah kecelakaan tunggal.

"Dari hasil pemeriksaan petunjuk yang ada, termasuk CCTV, peristiwa tersebut merupakan laka tunggal," ujar Mega.

Ia menuturkan bahwa korban menabrak divider jalan ketika melaju dari utara ke selatan.

"Korban menabrak divider [pembatas] jalan, sehingga terjatuh," kata Mega.

Disinggung perihal luka korban yang mengalami retak tengkorak serta patah tulang di kaki dan tangan, Mega hanya menyebut bahwa peristiwa tersebut hanya kecelakaan yang melibatkan satu orang.

"Dari CCTV yang kami dapatkan, peristiwa yang terjadi adalah laka tunggal," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, seorang perempuan asal Pekanbaru berusia 22 tahun terlibat kecelakaan tunggal di Jalan Affandi, Caturtunggal, Depok, Sleman, Jumat (3/7/2020) pukul 22.30 WIB. Kecelakaan terjadi di depan toko Fashion New dan menyebabkan satu korban terluka.

Korban, yang mendapat perawatan intensif selama dua hari, dinyatakan meninggal di RS Panti Rapih, Minggu (5/7/2020).

Load More